Tragis, Pelajar SMK Bogor Tewas Dibully, Korban Gegar Otak, Muntah Darah Minta Dijemput di Cisarua

Tragis, Pelajar SMK Bogor Tewas Dibully, Korban Gegar Otak, Muntah Darah Minta Dijemput di Cisarua

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO  - Siswa SMK di Bogor tewas dibully teman sekolahnya hingga alami gegar otak dan muntah darah.

Sebelum tewas, korban sempat menyebut nama teman yang memukulnya itu.

Kini terduga pelaku masih diburu polisi dan sudah beberapa hari bolos sekolah.


Ibu korban menyebut sebelum akhirnya tewas, pelajar kelas 10 SMK itu sempat pamit minta uang Rp 5 ribu untuk naik angkot.


"Pas di rumah itu tidak kelihatan ada luka luar. Pas di kamar dia ngeluh sakit, akhirnya dibawa ke dokter 24 jam, waktu itu masih sadar pas di sana," terang Siti Maslihat (46), ibunda korban.

Namun, saat itu dokter klinik menyarankan agar Ridwan dibawa ke RSUD Ciawi agar mendapatkan penanganan lebih baik.


Saat itu, Ridwan masih berusaha berjalan turun dari parkiran menuju ke Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Ciawi.

Namun, kondisinya terus melemah hingga akhirnya dinyatakan meninggal dunia pada Kamis (5/9/2024) sekitar pukul 06.00 WIB.

"Berdasarkan keterangan dokter, luka dalam di kepala, gegar otak, otak sebelah kiri, kepalanya lembek pas di atas telinganya," terang Siti Maslihat.

Korban Muntah Darah di Cisarua

Siti Maslihat tak menyangka jika putranya menjadi korban penganiayaan temannya.

Menurut ibunda korban, putranya dalam kondisi muntah darah saat dijemput oleh sang ayah di kawasan Cisarua, Kabupaten Bogor.

Siti Maslihat menceritakan, jika sang anak sempat menelpon untuk dijemput karena ada yang memukulinya.

"Minta tolong, saya ada yang mukulin di Cisarua katanya. Akhirnya ayah dan kakaknya kesana," tuturnya.


Namun, sang ayah dan kakak korban langsung terkejut melihat Ridwan saat itu muntah darah.

"Anak udah posisi muntah darah," ungkapnya.

Menurutnya, kejadian itu tak lama selepas korban pamit kepadanya membawa uang Rp 5 ribu pada hari Rabu (4/9/2024).


"Sekitar jam tiga sore dia (Ridwan,red) minta uang Rp5 ribu buat ongkos naik angkot," ujarnya saat dijumpai TribunnewsBogor.com di kediamannya, Sabtu (7/9/2024).

Saat tiba di rumah, seluruh keluarga pun sedih melihat kondisi korban yang terus mengeluh sakit.

"Pas di rumah itu engga kelihatan ada luka luar. Pas di kamar dia ngeluh sakit, akhirnya dibawa ke dokter 24 jam, waktu itu masih sadar pas di sana," terangnya.

Curhatan Korban

Ridwan sebelum menghembuskan nafas terakhirnya sempat curhat kepada sang ibu.

Kepada sang ibu, ia bercerita telah dianiaya oleh seorang temannya berinisial P.

"Keterangan dari almarhum aja, untungnya dia nyebut si P ini. Masalah pelaku, berapa orangnya itu udah pihak berwenang. Saya minta diusut sampai tuntas," kata ibunda korban.

Jenazah korban saat ini sudah dimakamkan pada Jumat (6/9/2023) dini hari setelah dilakukan autopsi di RS Polri Kramat Jati.


Kanit Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) Satreskrim Polres Bogor, Ipda Ndaru Cahya Diana mengatakan pihaknya masih berusaha mencari keberadaan pelaku berinisial KOS.

"Motif pelaku yaitu mengajak korban bertemu teman-temannya sesama pelajar, setelah sampai di lokasi korban dipukuli oleh pelaku dan terduga lainnya sehingga mendapatkan luka di kepala," ujarnya melalui keterangan tertulis, Jumat (6/9/2024).

Sebab, pelaku diketahui sudah tidak masuk sekolah sejak 5 September, sehari setelah melakukan penganiayaan.

"Saat ini kami masih mencari keberadaan pelaku dan terduga lainnya," tandasnya

Sumber: Tribunnews 
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita