GELORA.CO - Salah satu daya tarik di Perkebunan Indonesia Expo (Bunex) kali ketiga ini terdapat sesi presentasi terkait kolaborasi remote sensing dan peta digital, guna tingkatkan transparansi dan akuntabilitasi bisnis perkebunan kelapa sawit berkelanjutan.
Kementerian Pertanian melalui Direktorat Jenderal Perkebunan yang didukung oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) menyelenggarakan Bunex kali ini. Pada pagelaran Bunex kali ini, turut menyorot betapa pentingnya pendataan perkebunan kelapa sawit berkelanjutan.
Untuk mewujudkan hal tersebut, dibutuhkan remote sensing atau penginderaan jauh, sebagai cara memperoleh informasi kondisi permukaan bumi tanpa melakukan kontak langsung. Karena remote sensing atau penginderaan jauh telah banyak digunakan untuk mengidentifikasi dan menganalisis berbagai permasalahan yang terjadi dalam suatu lahan pertanian termasuk perkebunan.
Pada Mini Stage Sawit, (12/09) Dede Yudo Kurniawan, dari PT LPP Agro Nusantara, membahas seputar bisnis kelapa sawit berkelanjutan, konsep dan penerapan penginderaan jauh.
“Langkah strategis menuju kelapa sawit berkelanjutan berkaitan dengan upaya pemerintah dalam penyelenggaraan sertifikasi perkebunan kelapa sawit berkelanjutan, yang berdasarkan 7 prinsip kriteria ISPO perusahaan seperti kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, penerapan praktik perkebunan yang baik, pengelolaan lingkungan hidup, SDA dan keanekaragaman hayati, tanggung jawab ketenagakerjaan, tanggung jawab sosial dan pemberdayaan ekonomi masyarakat, penerapan transparansi dan peningkatan usaha berkelanjutan,” ujarnya.
Dalam pengembangan perkebunan kelapa sawit, lebih lanjut Dede mengatakan, tentunya dihadapkan berbagai tantangan, dan membutuhkan solusi tepat jitu untuk mengatasi kendala di lapangan. Untuk itu sangat dibutuhkan teknologi yang mumpuni seperti penyedia layanan peta digital (WEB-GIS).
“Penginderaan jauh dilakukan guna memitigasi risiko, peningkatan produksi, maupun mendukung usaha budidaya kelapa sawit berkelanjutan. Untuk itu penginderaan jauh sangat diperlukan untuk melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap perkembangan kelapa sawit," jelasnya.
Dede menekankan, penginderaan jarak jauh sangat penting untuk kelapa sawit karena dapat digunakan untuk memantau dan mengevaluasi perkembangan kelapa sawit. Selain itu dapat membantu mengambil keputusan dalam pengelolaan perkebunan kelapa sawit, mengidentifikasi dampak perkebunan kelapa sawit dan lokasi replanting serta sebagai indikator produksi kelapa sawit.
Menurut Heru Tri Widarto Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Jenderal Perkebunan, dengan adanya penerapan penginderaan jauh di subsektor perkebunan kelapa sawit, diharapkan dapat memprediksi produktivitas kelapa sawit sehingga bisa digunakan oleh pelaku usaha perkebunan khususnya sawit untuk melakukan pengelolaan kebun dan menjaga produksi agar sesuai target.
Sebagai informasi, penerapan penginderaan jauh melalui Satelite, Mobile, CCTV, Camera, Drone, sedangkan layanan peta digital akan berupa tree counting, healthy index, abnormaly plant, dan yield forecasting. Akara merupakan pembuat peta digital yang mempresentasikan visual informasi geografis atau spesial dengan menggunakan teknologi komputer. Akara melibatkan pengangkapan, penyimpanan dan tampilan data special dalam format digital. Kemudian dapat dimanipulasi dan dianalisa menggunakan aplikasi perangkat lunak.
Sumber: wartaekonomi