Teka-teki Motif Dosen Bunuh Suami di Medan, Muncul Dugaan Demi Klaim Asuransi

Teka-teki Motif Dosen Bunuh Suami di Medan, Muncul Dugaan Demi Klaim Asuransi

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO  - Tiromsi Sitanggang (57), dosen di Kota Medan, Sumatra Utara, tega membunuh suaminya sendiri, Ruslan Maralen Situngkir (61).

Perempuan yang juga bekerja sebagai notaris tersebut telah ditetapkan sebagai tersangka.

Namun, ia membantah telah membunuh suaminya.


Motif Tiromsi tega menghabisi nyawa sang suami pun masih menjadi teka-teki.


"Untuk motif masih kami dalami karena sampai sekarang pelaku belum mengakui perbuatannya."

"Tapi kami berkeyakinan dengan bukti-bukti dan hasil olah TKP yang kami temukan," kata Kapolsek Medan Helvetia, Kompol Alexander Putra Piliang, Selasa (17/9/2024), dilansir Tribun-Medan.com.


Sementara itu, muncul dugaan motif Tiromsi tega menghabisi nyawa suaminya karena asuransi.

Seorang warga bernama Mariana mengatakan, setelah kematian korban, pihak asuransi sempat datang dan menanyakan kepada warga terkait kronologi kecelakaan yang menimpa suami Tiromsi.

"Korban ini baru tiga bulan didaftarkan asuransi, makanya setelah kejadian orang asuransi sempat datang untuk nyari tahu apa memang benar korban tewas karena kecelakaan," ujarnya, dikutip dari Tribun-Medan.com.


Mariana menuturkan, pelaku dan korban telah tinggal di rumah yang berada di Jalan Gaperta, Kota Medan itu selama lebih kurang 20 tahun.

Di mata tetangga, pelaku dikenal sebagai sosok yang kurang bergaul dan tidak ramah kepada tetangga sekitar.

Sebaliknya, korban merupakan orang yang ramah dengan para tetangga dan mudah bergaul.

Sepengetahuan warga, rumah tangga pelaku dan korban kurang harmonis. Keduanya kerap terlibat cekcok.

Sebelum menderita stroke, korban sempat membuka usaha bengkel di rumahnya.


"Orangnya (pelaku) memang sedikit temperamental. Karena dia orangnya agak keras dia."

"Sama anak dan suaminya juga, mereka nggak harmonis hubungannya."


"Tapi kalau Bapak (korban) itu ramah. Suaminya itu stroke, dulu sempat buka bengkel di situ. Ibu itu memang kurang bergaul," urai Mariana.

Lebih lanjut Mariana menjelaskan, sebelum kejadian pada Jumat (22/3/2024), ada warga yang sempat melihat korban berada di depan rumahnya.

Berselang beberapa jam kemudian, warga mendapat kabar dari istrinya, korban meninggal dunia karena kecelakaan.

"Ada sepupu saya ngantar anaknya sekolah jam 08.00 WIB, lewat di depan rumahnya, Bapak itu lagi nyapu."

"Lalu jam 11.00 WIB dapat kabar Bapak itu meninggal kecelakaan," paparnya.

Setelah itu, pihak kepolisian sempat mendatangi lokasi kejadian dan melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP).

Namun, dari keterangan warga, tidak ada satu pun yang melihat kejadian tersebut.

Bahkan, seorang warga yang turut mengantarkan korban ke rumah sakit mengatakan, saat itu korban diduga sudah meninggal dunia.


"Waktu istrinya bilang kalau korban kecelakaan, posisi korban di dalam rumah."


"Lalu ada warga bernama Zulkarnain yang membawa ke rumah sakit."

"Katanya tubuh korban sudah dingin, tidak bernyawa lagi," jelas Mariana.

Kesimpangsiuran terkait penyebab kematian korban kemudian menjadi pembahasan di kawasan tersebut.


Para tetangga juga sempat menanyakan kronologis kecelakaan yang menimpa korban kepada anak pelaku.

"Anaknya sempat cerita sebelum korban meninggal, mereka (korban dan pelaku) sempat ribut besar dari sore sampai malam," terangnya.

Kronologi Pembunuhan

Diwartakan Tribun-Medan.com, pembunuhan itu terjadi di rumah mereka di Jalan Gaperta, Kota Medan, Jumat (22/3/2024) sekira pukul 12.00 WIB.

Tiromsi sempat merekayasa kasus pembunuhan itu dengan menyebut sang suami tewas karena kecelakaan.


"Korban ini awalnya melapor suaminya ini meninggal karena kecelakaan dan sempat dibawa ke rumah sakit," ujar Kapolsek Medan Helvetia, Kompol Alexander Putra Piliang, Selasa.

Alexander menjelaskan, petugas sempat curiga dengan laporan tersebut.

Sebab, petugas tidak menemukan adanya tanda-tanda bekas kecelakaan di lokasi yang dimaksud.

Lalu, ketika petugas hendak melakukan pemeriksaan terhadap korban, Tiromsi langsung membawa jenazah korban ke kampung halamannya di Sidikalang, Dairi, untuk dimakamkan.

Namun, setibanya di Sidikalang, pihak keluarga merasa curiga dan menduga adanya kejanggalan dalam tewasnya korban.

"Pihak keluarga membuat laporan pengaduan, dan petugas kita langsung melakukan penyelidikan," terangnya.



Polisi kemudian melakukan ekshumasi. Hasil autopsi, ditemukan luka akibat benda tumpul di beberapa bagian tubuh korban.

Adapun luka itu terdapat di kepala, wajah, dan kelamin korban.

Polisi lantas mengamankan Tiromsi yang tak lain merupakan istri korban.

Bantah Bunuh Suami

Saat ditangkap, Tiromsi membantah telah membunuh suaminya.

Bahkan, ia tak sedikitpun menundukkan kepala saat dihadirkan dalam konferensi pers di Polsek Helvetia, Kota Medan, Selasa (17/9/2024).

Tiromsi mengaku kecewa karena ditetapkan sebagai tersangka atas kasus tewasnya sang suami.

"Saya sangat kecewa. Apa yang menjadi mens rea-nya (niat jahat) kalau dibilang saya ikut membunuh."

"Demi Tuhan, saya tidak membunuh. Kalau itu (pembunuhan) biarlah penyidik dan Tuhan yang berbicara. Karma akan ada."

"Kalau saya ada, saya akui. Kalau usia menjelang 60-an dari segi apapun tak ada lagi masa bertengkar," ucap Tiromsi.

Ibu yang sehari-hari bekerja sebagai notaris dan dosen di Medan itu mengaku, selama ini tak pernah diberi nafkah oleh mendiang suaminya.

"Suami saya tak pernah menafkahi saya, sebutir beras pun. Saya sampai S3 di sekolahkan dan makan pakai uang negara ini," terangnya.

Kendati demikian, Tiromsi tetap menyayangi suami dan keluarganya.

Ia tetap merawat sang suami yang mengalami sakit stroke.

"Saya sangat mencintai suami saya dan keluarga saya. Mulai berumah tangga sampai saat ini, sampai meninggal suami saya. Suami saya, saya rawat sakit-sakitan," urainya

Sumber: Tribunnews 
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita