Siswa SMK di Bogor Tewas Diduga Akibat Dibully: Dokter Angkat Tangan Karena Kepalanya Jadi Lembek

Siswa SMK di Bogor Tewas Diduga Akibat Dibully: Dokter Angkat Tangan Karena Kepalanya Jadi Lembek

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -  M Ridwan (16), siswa kelas X sebuah SMK di Megamendung, Kabupaten Bogor, Jawa Bara meninggal dunia diduga akibat perundungan (bully).

Dia tinggal di Cibogo Udiklat, Desa Cipayung, Kecamatan Megamendung, Kabupaten Bogor.

Sebelum tewas, M Ridwan sempat bercerita pada ibunya, Siti Maslihat tentang perlakuan pelaku.


Pada Rabu (4/9/2024) Ridwan pamit ke Siti untuk pergi.


Dia sempat minta uang Rp5 ribu ongkos naik angkot pada pukul 15.00 WIB.


Sekitar pukul 18.00 WIB, Ridwan menelepon ayahnya meminta tolong karena telah dianiaya.

"Dia minta tolong, 'saya ada yang mukulin'," kata Siti menirukan ucapan M Ridwan.

Ketika didatangi, Ridwan sudah muntah darah.


Saat dibawa pulang ke rumah, Siti tak melihat ada luka di tubuh anaknya.


Namun Ridwan terus merintih kesakitan dalam kamarnya.

"Saya curiga kenapa saya bawa cepet-cepet ke rumah sakit karena dia muntah," kata Siti Maslihat.

Menurut Siti Maslihat ada luka dalam di bagian kepala kiri, tepat di atas telinga.

Kondisi kepala Ridwan di bagian itu lembek.

Lalu menurut Siti, Ridwan juga muntah.


Siti Maslihat kemudian menggali keterangan tentang apa yang dialami sang anak.

"Kata saya, 'Iwan kamu diapain kepala kamu ?'," kata Siti.


Iwan sapaan karib M Ridwan, mengaku telah dipukul oleh terduga pelaku, P.

"Kata dia, 'dicipol mah'. Kalau dicipol gak mungkin bisa separah ini kamu sampai muntah. Kalau muntah ada indikasi cedera otak," kata Siti Maslihat.

Ia bergegas membawa M Ridwan ke Klinik 24 jam.

Siti secara runut menceritakan semua pada dokter jaga.

"Saya bawa ke 24 jam, saya jelasin ke dokter 24 jam kronologi sebenarnya, diginiin dulu, 'Wan kamu ke sini sama siapa, itu siapa ?'. 'Mama'. Masih sadar dong," kata Siti.

Melihat kondisi kepala Ridwan yang lembek, dokter jaga di klinik 24 jam angkat tangan.

Dia merujuk Ridwan ke RSUD Ciawi Bogor untuk divisum, CT Scan.

"Udah bu saya angkat tangan ini termasuk penganiayaan berat, kata dokter jaga bawa ke IGD Ciawi ini anak harus divisum, harus CT Scan, cepat kasuskan. Saya nurut dong prosedur demi anak saya," katanya.


Saat tiba di IGD RSUD Ciawi, M Ridwan masih bisa berjalan dari motor.

Namun tubuhnya mulai drop.

"Dari motor ke IGD anak saya masih jalan, masih kuat. Pas mau daftar udah gak kuat, naikin ke felbet tangani langsung tim medis, ditanya tim medis jawabannya masih lancar. Diperiksa lagi sama dokter 'ini siang apa malam ?'. Dibuka matanya, udah pindahin ke zona merah," katanya.

Tubuh Ridwan saat itu sudah tidak menerima infus dan mengalami kejang.


"Dikasih infus gak masuk, langsung kejang, kritis, dipasang ventilator cuma kuat berapa jam. Jam 6 kurang sudah tidak tertolong," jelasnya.

Menurut keterangan dokter, kata Siti Maslihat, M Ridwan mengalami cedera otak.

"Cedera otak, pembuluh pecah. Luka dalam, dada aman," katanya.

Kapolsek Megamendung, AKP Dedi Hermawan juga mengatakan bahwa M Ridwan dijemput ayahnya di Desa Cisarua, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bogor.


Saat itu kondisi Ridwan sudah muntah darah.

"Saat ditemukan korban dalam kondisi muntah darah," katanya

Sumber: Tribunnews 
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita