Ribuan Warga Gaza Terancam Kematian pada Musim Dingin

Ribuan Warga Gaza Terancam Kematian pada Musim Dingin

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Otoritas Palestina memperingatkan potensi kematian ribuan orang di Jalur Gaza bagian utara akibat cuaca dingin dan kurangnya sumber daya pemanas saat musim dingin di tengah perang Gaza yang masih berkecamuk di wilayah tersebut.

"Ribuan orang berisiko meninggal akibat cuaca dingin karena ketiadaan pasokan pemanas seperti gas untuk memasak, arang, dan kayu. Setiap peristiwa yang berlalu memperparah penderitaan warga Gaza, yang menghadapi kondisi keras akibat perang," demikian pernyataan Kementerian Pembangunan Sosial Gaza pada Minggu, 22 September 2024. 

Kementerian tersebut mendesak organisasi internasional untuk membantu dengan memfasilitasi masuknya gas untuk memasak, bahan bakar, dan pasokan pemanas "untuk mencegah bencana kemanusiaan."

"Banyak keluarga terpaksa menggunakan furnitur kayu sebagai bahan bakar untuk memasak, mengingat kelangkaan sumber daya lain setelah hampir satu tahun perang dan blokade," tambahnya.

Pada Minggu pagi, 22 September 2024, banyak tenda pengungsi yang terbuat dari kain dan nilon di Gaza terendam akibat hujan deras. Hampir dua juta warga Palestina yang mengungsi hidup dalam kondisi yang sangat memprihatinkan di seluruh Gaza saat musim dingin semakin dekat.

Israel terus melancarkan serangan brutal di Gaza setelah serangan 7 Oktober 2023 oleh Hamas. Meskipun ada resolusi Dewan Keamanan PBB yang menyerukan gencatan senjata segera, Israel tak menggubrisnya.

Lebih dari 41.400 orang, sebagian besar wanita dan anak-anak, tewas, serta lebih dari 95.800 orang terluka sejak saat itu berdasarkan catatan otoritas kesehatan setempat. Serangan Israel telah menyebabkan hampir seluruh penduduk wilayah tersebut mengungsi, di tengah blokade yang berkelanjutan yang menyebabkan kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan. Israel menghadapi tuduhan genosida di Pengadilan Internasional atas tindakannya di Gaza.

Sumber: tempo
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita