Rano Karno Bocorkan Alasan Sebenarnya Anies Batal Diusung PDIP, Bukan Karena Mulyono

Rano Karno Bocorkan Alasan Sebenarnya Anies Batal Diusung PDIP, Bukan Karena Mulyono

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno buka suara soal alasan sebenarnya Anies Baswedan gagal diusung Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dalam Pilkada Jakarta. 

Seperti diketahui bahwa sebelumnya santer beredar bahwa Rano Karno akan dipasangkan dengan Anies untuk mengikuti kontestasi politik tersebut. 

Anies sendiri bahkan sudah terpantau sempat menghadiri kantor DPP PDIP yang semakin menguatkan kabar bahwa dirinya akan didukung oleh partai berlambang banteng tersebut. 

Namun, pada detik-detik terakhir pendaftaran pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta, PDIP secara mengejutkan mengusung Pramono Anung dan Rano Karno. 

Rano Karno sendiri tak menampik jika Anies memang menjadi salah satu kandidat yang dikuatkan. Bahkan dibandingkan Ahok yang merupakan kader PDIP, Anies masih menjadi jagoan. 

"Tentu survei menjadi pegangan. Ahok juga nggak tersinggung, Anies lebih tinggi dari Ahok," kata Rano Karno saat berbincang bersama Denny Sumargo, dikutip dari YouTube, Selasa (17/9). 

Pada momen itu, Rano Karno pun akhirnya membocorkan soal alasan Anies tidak jadi diusung PDIP. Pria yang akrab disapa Bang Doel itu menyinggung soal penolakan Anies untuk menjadi kader PDIP.

"Logikanya, kita mau milih RT di kampung sini. Pantesnya RT kampung sini adalah orang yang tinggal di sini. Lo tinggal di RT sebelah, mau jadi RT di kampung sini kan nggak bisa," sebut Rano Karno. 

Denny Sumargo pun berkesimpulan bahwa pasangan Rano Karno harus berasal dari PDIP. Pernyataan tersebut disanggah dengan mengisyaratkan bahwa Anies-lah yang sesungguhnya enggan bergabung menjadi bagian dari PDIP walaupun sebelumnya sudah ada tawaran. 

"Bukan nggak bisa. Lo mau nggak jadi RT sini?" tutur Rano Karno.

"Oh, nggak mau," sahut Denny Sumargo yang kemudian dibenarkan oleh Rano Karno. 

Sumber: wartaekonomi
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita