GELORA.CO - Saat ini sedang beredar kabar bahwa PDIP akan merapat dukung pemerintahan Prabowo Subianto-Giban Rakabuming Raka, mengikuti semua partai politik lainnya.
Jika demikian, maka pemerintahan Prabowo-Gibran luar biasa kuat.
Semua kebijakan yang dibuat akan disetujui DPR, layaknya tukang stempel.
Melihat realita itu, Pelaksana Harian Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Heryawan (Aher) menegaskan di Indonesia memang tidak ada koalisi dan oposisi.
Sebab Indonesia menganut sistem presidensial, yang mengontrol pemerintahan adalah DPR.
Hal tersebut Aher sampaikan usai menutup Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PKS di Hotel Sahid, Jakarta, Minggu (22/9/2024).
"Ya kan kita negaranya demokrasi, kita presidensial. Jadi sesungguhnya oposisi atau yang mengontrol pemerintahan itu kan DPR. Ya, jadi tidak seperti parlementer kan. Kalau di parlementer tentu ada oposisi, ada pemerintah penguasa kan," ujar Aher.
"Kalau di kita ya memang akhirnya ada kalimat oposisi, koalisi. Padahal sebetulnya tidak ada koalisi dan oposisi," imbuhnya.
"Ini negara dengan sistem demokrasi presidensial, sehingga kontrolnya diserahkan kepada DPR," sambungnya.
Aher mengatakan, saat ini PKS sudah menjadi bagian dari Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus.
Dalam kesempatan yang sama, Sekjen PKS Habib Aboe Bakar Al-Habsyi mengatakan pihaknya ingin siapapun bisa merapat ke pemerintahan Prabowo Subianto, termasuk PDIP.
Aboe menyebut PKS bangga terhadap Prabowo yang merangkul semua pihak.
Jika PDIP bergabung dengan pemerintahan Prabowo, itu artinya tidak ada oposisi dalam pemerintahan selanjutnya.
Meski demikian, Aboe mengingatkan masih ada DPR yang mengontrol jalannya pemerintahan.
"Prinsipnya DPR tidak akan diam. Dia akan menjadi kontrol kepada semua kebijakan pemerintah yang layak untuk dikontrol," katanya.
Lalu, Aboe mengungkit PKS di zaman Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang tetap memberi masukan meski berada di dalam pemerintahan.
PKS, kata dia, saat itu tetap memberi masukan kepada SBY, asalkan harus beradab.
"Apapun yang terjadi, parlemen kita biasa kontrol," imbuh Aboe.
Aher juga mengatakan, pihaknya tidak merasa ditinggal oleh Presiden terpilih Prabowo Subianto.
Meskipun, Prabowo tidak dapat hadir sepanjang kegiatan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) PKS yang telah dibuka pada Kamis (19/9/2024) lalu, hingga ditutup pada hari ini, Minggu (22/9/2024).
"Enggak lah, enggak ditinggal. Insyaallah komunikasi saya katakan kan dari kemarin berjalan terus," ujar Aher.
Terkait pertemuan antara Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang bertemu dengan Prabowo pada Kamis lalu, Aher melihat pertemuan itu sebagai sesuatu hal yang bagus.
Sekjen PKS Aboe Bakar Al-Habsyi pun menyebut PKS juga akan bersilaturahmi dengan Prabowo.
Sepiring Gunung dan Laut dari Alor Artikel Kompas.id Namun, saat ditanya kapan waktu pertemuannya, Aboe tidak menjawab secara terang.
"Tapi kita ada waktunya. Kita tunggu saja. Kita lihat nanti beritanya, pokoknya on progress," ucap Aboe menyela.
Sumber: wartakota