GELORA.CO -Gerakan buruh menjelang Hari Tani Nasional (HTN) pada 24 September dinilai semakin jauh dari esensi perjuangan kesejahteraan petani.
Pengamat politik dari Centre for Islamic and Ethnic Studies (CIE), Muhammad Chaerul mencermati gerakan ini telah bergeser ke ranah politik yang tidak menguntungkan petani.
"Harusnya yang diperjuangkan menyentuh kebutuhan dasar petani seperti akses lahan dan kesejahteraan mereka. Sayangnya isu yang diangkat lebih kepada kepentingan politik dan bikin jenuh kalangan petani," kata Chaerul dalam siaran persnya, Sabtu (21/9).
Ia menilai, gerakan buruh sudah tidak murni memperjuangkan hak-hak pekerja, khususnya petani kecil.
“Masyarakat umum sudah bosan dengan tingkah dan kegaduhan mengatasnamakan kepentingan rakyat. Padahal menunggangi isu Hari Tani demi kepentingan elite buruh,” kritiknya.
Chaerul mengaku sudah mendengar ada rencana aksi demonstrasi pada Hari Tani Nasional 24 September mendatang. Namun info yang ia dapat, aksi tersebut tidak menyuarakan kesejahteraan petani melainkan ketidakpuasan atas kepemimpinan Presiden Joko Widodo.
“Masak demo Hari Tani isunya tangkap dan adili Jokowi? Ini tidak masuk akal. Fokus seharusnya adalah pada kesejahteraan petani, tapi isu politik justru yang ditonjolkan,” tandasnya
Sumber: RMOL