GELORA.CO - Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant mengatakan Israel akan terus menyerang kelompok Hizbullah di Lebanon.
Gallant mengatakan serangan ke Lebanon baru akan dihentikan apabila Israel sudah bisa mengembalikan para pemukim ke rumah masing-masing di wilayah utara.
Sudah selama setahun ini para pemukim Israel terpaksa mengungsi karena daerahnya terus diserang Hizbullah.
"Tindakan kita terhadap Hizbullah akan berlanjut hingga kita bisa mengembalikan para pemukim ke rumah mereka di daerah utara dengan aman," ujar Gallant pada hari Minggu, (22/9/2024), dikutip dari Haaretz.
Gallant menyebut pihaknya bakal melakukan segalanya demi bisa mengembalikan para pemukim.
"Hizbullah merasa sedang dipersekusi dan kita sedang melihat dampaknya," kata dia.
Meski militer Israel ingin terus merecoki Hizbullah, Presiden Israel Isaac Herzog mengklaim negaranya "benar-benar tak ingin berperang" melawan Hizbullah.
Herzog menyatakan serangan Israel ke Lebanon pada hari Minggu ditujukan untuk membela diri.
"Israel punya hak untuk membela diri untuk melawan ancaman eksistensial," kata Herzog saat diwawancarai Sky News, televisi Inggris.
"Kami tidak menginginkan perang. Kami sepenuhnya tidak ingin mencari peperangan."
Dia menyebut konflik Israel-Hizbullah muncul karena provokasi "kekaisaran jahat", yakni proksi-proksi Iran di Asia Barat.
"Dari selatan, Hamas; dari utara, Hizbullah; dari Yaman, Houthi; dari Irak, dan dari semua tempat itu."
"Sebagai bagian dari strategi ini, kemarin Pemimpin Tertinggi Iran baru saja mengatakan bahwa Israel adalah tumor yang harus dilenyapkan. Jadi, Israel bertempur demi kesejahteraannya, demi eksistensinya,demi warganya. Itulah apa yang sekarang kita lakukan. Dan inilah hal tepat untuk dilakukan."
Herzog mengatakan jumlah pemukim Israel yang terpaksa mengungsi dari wilayah utara mencapai hampir 100.000 orang. Bahkan, dia mengklaim seluruh daerah utara sudah hancur.
"Kami terus-terusan dikekang dan dikekang dan dikekang. Namun, sesuatu harus diakhiri. Kami hari memulangkan warga kemi ke rumah mereka," ucap dia.
Ketika ditanya apakah Israel mempertimbangkan untuk menyulut perang dengan Lebanon, Herzog kembali menegaskan bahwa negaranya enggan berperang.
"Israel tak tertarik untuk berperang," kata Herzog.
Dia mengklaim upaya diplomatik AS untuk menahan Hizbullah dan mendorong diambilnya jalan diplomasi tidaklah membantu.
"Mereka terus bertempur, dan kami harus mengambil tindakan untuk membela rakyat kami."
Adapun Hizbullah mengaku akan terus menyerang Israel hingga perang di Jalur Gaza disudahi.
Menurut Hizbullah, serangan ke Israel adalah bentuk dukungan kepada warga Palestina di Gaza yang menghadapi serbuan Israel.
Dalam wawancara itu Herzog juga menyinggung Inggris yang membatasi ekspor senjata ke Israel. Kata dia, ada "rasa kekecewaan" di Israel setelah pembatasan itu.
Serangan terbaru Hizbullah
Hizbullah melancarkan serangan terjauhnya ke Israel, Minggu (22/9/2024), sejak perang di Jalur Gaza meletus tahun lalu.
Dalam serangan itu Hizbullah dilaporkan menembakkan puluhan rudal Fadi-1 dan Fadi-2.
Target serangan Huzbullah ialah pangkalan udara Ramat David yang berada di Israel utara, tepatnya 20 km dari Kota Haifa.
Press TV menyebut rudal Fadi-1 berkaliber 220 mm dan memiliki jangkauan jelajah hingga 80 km. Adapun Fadi-2 berkaliber 303 mm dan jangkauannya mencapai 105 km.
Serangan itu disusul oleh dua rentetan serangan roket lainnya yang diarahkan ke Ramat David.
Lanud itu dilaporkan berisi pesawat tempur, helikopter, sistem elekronik untuk keperluan serangan Israel, serta perlengkapan militer Israel lainnya.
Media Israel bernama KAN juga mengonfirmasi serangan ke Ramat David. Ini adalah pertama kalinya lanud tersebut diserangn Hizbullah.
Hizbullah mengklaim serangan ini adalah balasan atas serangan Israel di Kota Beirut, Lebanon, yang menewaskan beberapa panglima Hizbullah.
The Jerusalem Post melaporkan bahwa Hizbullah melancarkan tiga serangan roket ke Lembah Jezreel sekitar pulul 01.00, 04.48, dan 05.10 waktu setempat.
Sirene peringatan berbunyi di Ramad David, Nazareth, Afula, dan Galilea Bawah.
Al Hadath, media terafiliasi Hizbullah, menyebut Hizbullah menembakkan 100 roket ke Haifa dan Galilea Atas. Namun, Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mengklaim hanya ada 10 roket yang ditembakkan.
Sumber: tribunnews