GELORA.CO - Masjid Negara di Ibu Kota Nusantara (IKN) yang sedang dalam proses pembangunan diperkirakan menelan biaya dari APBN sebesar Rp940 miliar. Informasi ini dirilis oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui laman resminya.
Meskipun menelan biaya yang sangat besar, masjid ini ternyata hanya mampu menampung 60.000 jamaah. Jumlah ini terbilang sedikit jika dibandingkan dengan Masjid Istiqlal di Jakarta dengan kapasitas lebih setengahnya.
Masjid Istiqlal, yang dibangun dengan dana APBN sebesar Rp7 miliar, memiliki kapasitas hingga 120.000 jamaah. Hal ini menimbulkan perbandingan tajam antara biaya yang dikeluarkan dengan daya tampung masing-masing masjid.
Proses pembangunan Masjid Negara di IKN sendiri baru mencapai 18,7% per Agustus 2024. Pembangunan ini dimulai sejak peletakan batu pertama (ground breaking) oleh Presiden Joko Widodo pada 18 Januari 2024 lalu.
Pemerintah menargetkan penyelesaian pembangunan masjid ini pada Desember 2024. Meski progress-nya masih terbilang cukup jauh, proyek ini terus berjalan dengan fokus yang tinggi untuk memenuhi tenggat waktu yang telah ditetapkan.
Pembangunan Masjid Negara berada di bawah tanggung jawab Balai Prasarana Permukiman Wilayah (BPPW) Kalimantan Timur, dengan kontraktor pelaksana PT. Adhi Karya dan PT. Hutama Karya KSO.
Pekerjaan konstruksi dimulai sejak November 2023 dan diharapkan selesai pada akhir tahun 2024. Dengan skala proyek yang begitu besar, kontraktor berusaha memastikan pembangunan berlangsung sesuai dengan rencana dan spesifikasi yang telah ditetapkan.
Masjid ini berdiri di atas lahan seluas 32.125 m², dengan area komersial dan penunjang yang cukup luas.
Bangunan masjid memiliki total luas 61.596 m², terdiri dari tiga lantai lower ground, satu ground floor, dan dua mezzanine.
Selain itu, ada juga bangunan komersial seluas 2.212 m² yang memiliki dua lantai, serta bangunan penunjang dengan luas 727 m² yang hanya terdiri dari satu lantai.
Tak hanya bangunan masjid, kawasan di sekitar Masjid Negara juga dilengkapi dengan kolam retensi seluas 123.502 m². Kolam ini dibangun oleh Balai Wilayah Sungai (BWS) Kalimantan IV, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, yang berfungsi untuk pengelolaan air dan mencegah banjir.
Selain itu, kawasan ini dilengkapi dengan plaza, area wudhu, ruang rapat, hall pertemuan, ruang tunggu VIP, dan berbagai infrastruktur pendukung lainnya, termasuk jalan dan jembatan.
Sumber: viva