GELORA.CO - Meski tak ada Anies Baswedan, Pilkada Jakarta 2024 disebut cukup ketat dengan adanya sosok Ridwan Kamil-Suswono, Pramono Anung-Rano Karno, dan Dharma Pongrekun-Kun Wardana.
Ridwan Kamil yang merupakan Mantan Gubernur Jawa Barat, santer disebut bakal sulit diterima atau ditolak oleh warga Jakarta.
Terkait hal ini, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang turut mengusung Ridwan Kamil pun memberi bantahan.
PKS menyebut tidak semua pemilihnya adalah pendukung Anies Baswedan.
Mereka pun telah memperhitungkan dengan matang pengusungan Ridwan Kamil, sehingga santai saja menghadapi Pilkada Jakarta 2024.
"Enggak mungkin semua (pendukung PKS adalah pendukung Anies). PKS itu adalah pemilih yang sangat rasional, jadi PKS ada sistem, perkiraan sudah diperhitungkan. Santai saja," kata Anggota DPR RI Fraksi PKS, Iskan Qolba Lubis kepada awak media, Jumat (6/9/2024).
Dia mengatakan bahwa pemilih di Jakarta pun juga rasional.
Hal itu ditunjukkan lewat pemenangan legislatif di Jakarta, yang pada tahun ini dimenangkan PKS, padahal 5 tahun sebelumnya PDIP yang juara.
"Pernah PPP, pernah PKS, PKS sudah dua kali, pernah PDIP, jadi saya pikir Jakarta itu orangnya sangat rasional," kata Iskan.
Menurutnya, warga Jakarta terbuka terhadap siapapun yang maju sebagai cagub.
"Dia perangnya itu perang ide. Menurut saya kasih kesempatan lah kepada semua kan, kan semua anak bangsa juga ya kan," sambungnya.
Karena itulah, dia yakin kader PKS di Jakarta bakal bergerak memenangkan RK-Suswono.
"PKS itu dia gelombang besar. Kalau dia sudah keliling ke mana-mana, PKS itu sistem. Dulu waktu Anies di DKI, surveinya kalah Anies. PKS pun bergerak," pungkas Iskan.
Ridwan Kamil sendiri mengaku tidak masalah jika memang ada warga yang tidak menerima kedatangannya. Lagi pula, kehadirannya hanya memenuhi undangan.
"Engga ada masalah, jadi saya ke sana kan undangan oleh kholifah dari Makom Mbah Priok, kebetulan ada acara haul. Kalau ditolak saya kan engga disediakan podium," kata RK saat ditemui di kawasan Jakarta Pusat, Kamis (5/9/2024).
RK pun mengatakan pihaknya juga menghormati pendukung Anies memberikan penolakan kepada dirinya.
Dia pun melihat insiden itu sebagai ekspresi demokrasi.
"Di sana saya dihormati, bahwa di sana ada pendukung dari siapa pun, itu lah indahnya demokrasi, ekspresi itu ada yang pakai jempol, ada yang berteriak, ada yang bikin spanduk, saya sudah mengalami dua kali Pilkada mirip-mirip," katanya.
RK pun menyatakan pihaknya menerima dengan lapang dada dan berterima kasih atas penolakan tersebut.
"Jadi saya enggak gimana-gimana, diterima dengan lapang dada berterima kasih atas ekspresinya," ujarnya. (*)
Sumber: wow