Berdagang Pengaruh Politik: Membaca Relasi Keluarga Joko Widodo dengan Owner Private Jet yang Viral

Berdagang Pengaruh Politik: Membaca Relasi Keluarga Joko Widodo dengan Owner Private Jet yang Viral

Gelora News
facebook twitter whatsapp



Oleh : Dr. KRMT Roy Suryo

SEJAK semalam atau Rabu malam, 11 September 2024, notifikasi di gadget saya tidak habis-habisnya berdering mengabarkan ada pesan masuk pasca siaran live "Rakyat Bersuara" di salah satu stasiun televisi nasional yang dipandu oleh anchor senior Aiman Witjaksono.

Acara yang berlangsung mulai 19.00 WIB tersebut mengundang saya bersama pakar hukum Tatanegara Reffly Harun, pengamat politik Prof Ikrar Nusa Bakti, pakar hukum Prof Andi Asrul, Wakil Ketua Umum Jokowi-Mania Sansalvator dan Ketua Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) Boyamin Saiman melalui sambungan Zoom dari Sukabumi.


Bagi masyarakat yang mungkin semalam tidak sempat menyaksikan secara langsung, bisa melihat sebagian tayangannya melalui YouTube di alamat youtu.be/O-WPo3dKNqE?si=PxrnG_1lV1DMCPJf.

Acara live semalam membahas keterkaitan bisnis antara Gang Ye (GY) selaku pemilik private jet Gulfstream G650ER N-588SE yang viral karena dipakai Kaesang Pangarep (KP) bersama istrinya Erina Gudono ke Amerika Serikat, dengan kakaknya, Gibran Rakabuming Raka (GRR) yang menjabat Walikota Solo, serta ayahnya, Joko Widodo selaku Presiden.

Saya jelaskan secara detail dan kronologis sesuai fakta dan peristiwa masing-masing kejadiannya agar jelas dan tidak dimanipulasi dengan rekayasa data yang kerap terjadi.


Keterlibatan perusahaan milik GY dengan bisnis yang dikelola KP & GRR ini dimulai dari tahun 2018 di mana KP bikin gaming di SangPisang Arena yang disponsori perusahaan milik GY.

Setahun kemudian, di 2019, GRR yang saat itu menjabat sebagai walikota Solo juga bikin kompetisi game Piala Mas Gibran yang diselenggarakan tanggal 28-29 Desember 2019 berhadiah mobil dengan kembali disponsor perusahaan yang sama.


Uniknya, karakter JW bahkan dibuat menjadi akun di kompetisi game ini. jadi, orang bisa "menembakin" JW saat kampanye 2019.

Selanjutnya, perusahaan yang sama jadi sponsor klub sepakbola Persis 2024-2024 selain juga disponsori oleh perusahaan lokal Indonesia.


Kita tahu, KP adalah pemilik 40 persen saham Persis.

Hubungan bisnis mereka tidak berhenti di situ, karena GY melebarkan kantornya di Jakarta untuk membuat kantor di Solo pada 11 Oktober 2021.

Diantara spanduk peresmiannya ada nama Panji Pragiwaksono, Gading Martin dan sebagainya.

Presiden Joko Widodo meresmikan SEA Labs Indonesia di Pacific Century SCBD hari Selasa 01 Maret 2022.

Setelah itu GRR membuat event "Java In Paris" di LeBHV Marais Paris (Cabang La Fayette) tanggal 08 Juni sd 17 Juli 2022  dengan sponsor perusahaan milik GY. Sempat ada rencana mau dibuat acara serupa di Jepang dengan sponsor holding perusahaan lokal yang menjadi induk perusahaan e-commerce ternama, namun gagal.

Kegagalan ini rupanya mulai "manular" juga pada bisnis-bisnis GRR dan KP lainnya yang sebelumnya pernah disuntik ratusan miliar oleh para pengusaha mitranya.



Contohnya adalah di tahun 2020 "Chilli Pari" milik GRR sudah merosot omzetnya. Kemudian bisnis kuliner Mangkok-ku milik KPmeski di tahun 2020 sempat mendapat dana 2 juta dolar AS plus 7 juta dolar, terakhir hanya buka 23 gerai.

Sementara bisnis jajanan Sang Pisang tinggal tersisa 20 gerai dari semula 70-an gerai yang sempat ada.

Bisnis minuman kekinian Ternak Kopi diketahui angkrut. Bahkan nama Warung Markobar yang dulu pernah sangat viral karena ada gambar illuminati/Cyclops alias dajjal did alamnya, kini sudah tidak jelas lagi nasibnya.

Padahal semua bisnis anak-anak JW tersebut sempat mendapat suntikan dana ratusan miliar dari Alpha JWC yang dikendalikan Jeffri Co, Will Ongkowijaya, dan Candra Tjan yang terafiliasi dengan Sinar Mas.

Selain soal relasi yang sangat jelas dalam "bisnis" anak-anak JW di atas, acara diskusi live semalam juga membongkar secara detail penggunaan pesawat jet pribadi Gulfstream G650ER N588SE yang viral, karena postingan flexing Erina Gudono, istri dKP dalam perjalanannya ke Amerika Serikat.

Postingan jendela pesawat inilah yang menguak semua "bisnis" anak-anak JW dan kemudian "dikuliti" oleh netizen.

Secara detail pesawat tersebut terdaftar mulai 15 Juli 2021. Kemudian pada 29 Desember 2022 dialihkan nama pemiliknya menjadi "Bank of Trusty" di bawah Holding SEA Group dengan GY sebagai COO dan didirikan bersama Forrest Li & David Chen pada tahun 2009.

Pesawat pribadi ini sehari-harinya diparkir di Singapura, tepatnya di Bandara Seletar, Ini adalah bandara peninggalan Royal Air Force tahun 1928.

Jika dilihat detail route pesawat Gulstream tersebut selama di Indonesia, setidaknya minimal sudah 4 kali melakukan penerbangan dari Singapura ke berbagai kota di Indonesia.

Ini rinciannya:

- Jumat, 25/08/23 : XSP ke HLP, HLP ke DPS 11.35-14.00, DPS ke SOC 14.40-14.45, SOC ke HLP 15.15-16.25.

- Minggu 17/09/23 dengan video viral KP dan EG dijemput GY bercelana pendek di Bandara Adisumarmo Solo dengan mobil Toyota Alphard bisa masuk apron bandara. NGO ke HLP 01.05-06.05. HLP ke SOC 07.00-07.50 . SOC ke HLP 11.40-12.30. HLP ke XSP 13.30 -14.35

- Minggu 07 Juli 2024, XSP ke HLP 10-35-10.50, HLP ke SOC 11.40-12.50 . Senin 08 Juli 2024 SOC ke HLP 09.25-10.30. HLP ke XSP 11.30-13.45

- Minggu 18 Agustus 2024 HLP-PHL 16.276 km Charter Cost USD 556,896 / 8,6 M

Keterangan: XSP = Bandara Seletar, Singapura, NGO = Nagoya, Jepang, HLP = Halim Perdanakusuma, Jakarta, SOC = Solo, DPS = Denpasar Bali, PHL = Philadelphia USA.

Dengan fakta data-data di atas masyarakat kemudian wajar jika melihat bahwa hubungan bisnis antara para pengusaha dengan KP tidak bisa dilepaskan dengan hubungan keluarga antara KP dengan GRR kakaknya sebagai wlikota Solo dan JW yang merupakan bapaknya selaku Presiden.

Ini yang disebut sebagai trading in influence (perdagangan pengaruh).

Untuk lebih memahami soal perdagangan pengaruh ini memang sayangnya belum diatur detailnya dalam UU No. 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, sebagaimana diubah dengan UU No. 20/2001 (UU Tipikor).

Meskipun Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) beberapa kali membuktikan perkara korupsi yang berawal dari trading in influence, tapi tetap saja perlu upaya membuktikan perbuatan memperdagangkan pengaruh dalam tindak pidana korupsi.

Karena inilah GY, KP, GRR juga bisa menjadikan hal yang belum detail tentang jual pengaruh ini sebagai celah untuk meloloskan diri.

Kesimpulannya, sebagaimana kalimat yang sangat terang benderang dalam Putusan MK No. 60 dan No. 70 yang bisa mendorong people power kemarin, data-data di atas jelas menggambarkan bagaimana bisnis yang sulit dilepaskan dari adanya trading in influence sekaligus tindakan gratifikasi penggunaan pesawat Gulfstream yang digunakan KP dan EG.

Juga pesawat Embraer yang digunakan BN dan KA. Hanya saja dalam kasus private jet di Medan itu pengusahanya berinisial As alias RA.

Ayo KPK, jangan jadi macan ompong.

Buktikan kata-kata Presiden kemarin bahwa "Semua warganegara sama di mata hukum.

*) Dr. KRMT Roy Suryo, pemerhati telematika, multimedia, AI dan OCB independen)
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita