GELORA.CO - Pakar Ilmu Politik Universitas Indonesia Cecep Hidayat menganggap terlalu dini asumsi kemungkinan Presiden RI Joko Widodo akan masuk Partai Gerindra usai masa jabatannya berakhir.
"Meskipun ada sinyal kedekatan, belum ada indikasi jelas bahwa Jokowi akan bergabung dengan Gerindra. Banyak yang berpendapat hubungan ini lebih pada diplomasi politik dan membangun aliansi daripada langkah Jokowi untuk menjadi kader partai tertentu," kata Cecep ketika dihubungi di Jakarta, Minggu, 2 September.
Jawaban tersebut merupakan respons atas pernyataan Sekjen DPP Partai Gerindra Ahmad Muzani yang mengaku bangga ketika Presiden Joko Widodo datang ke acara Apel Kader Partai Gerindra pada hari Sabtu (31/8) dengan mengenakan pakaian berwarna putih. Baju putih itu merupakan pakaian khas yang sering dipakai Ketua Umum DPP Partai Gerindra Prabowo Subianto dan kadernya.
"Memang Pak Jokowi dalam beberapa hari terakhir dalam setiap menghadiri acara partai menyesuaikan dengan warna partai. Biasanya cinta terakhir yang akan bersemi di hati beliau," kata Muzani.
Menurut Cecep, pernyataan Muzani tersebut memang kerap untuk menunjukkan kedekatan atau sinyal politik tertentu. Namun, belum tentu mencerminkan niat resmi dari Jokowi.
Ia menilai Jokowi dengan jabatannya sebagai seorang kepala negara, memiliki tanggung jawab untuk dekat dengan semua partai, salah satunya dengan memakai pakaian yang berwarna serupa dengan warna khas partai yang Jokowi datangi.
Cecep lantas mencontohkan ketika menghadiri acara penutupan Musyawarah Nasional XI Partai Golkar, Jokowi tampak mengenakan kemeja berwarna kuning.
Begitu pula, ketika menghadiri acara pembukaan Kongres Ke-6 Partai Amanat Nasional (PAN), Jokowi hadir dengan mengenakan kemeja berwarna biru. Dua warna itu merupakan warna yang melambangkan masing-masing partai tersebut.
"Ini 'kan sebenarnya untuk memperlihatkan bahwa Jokowi dekat dan juga menjadi bagian dari semuanya. Jadi, bukan serta-merta dia menjadi kader Gerindra," ucap Cecep.
Terkait dengan Prabowo Subianto selaku Ketua Umum Partai Gerindra yang beberapa kali melontarkan pujian kepada Presiden Jokowi dalam acara apel kader, dia menilai hal itu menunjukkan adanya kerja sama politik di antara mereka. Namun, bukan berarti Jokowi akan bergabung dengan Gerindra.
"Itu konteksnya adalah menunjukkan kepada publik bahwa mereka sangat dekat. Jadi, itu komunikasi yang disampaikan kepada publik," kata dia.
Terakhir, apabila membicarakan masa depan politik Jokowi usai masa jabatannya sebagai presiden berakhir, Cecep meyakini Jokowi telah memiliki exit plan terkait dengan kelanjutan kariernya, apakah akan melanjutkan untuk peran lain atau tetap dalam politik.
"Jokowi sudah pernah bilang akan pulang kampung. Akan tetapi, dengan deretan aktivitasnya, saya kira tidak akan pulang kampung. Entah nanti misalnya menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA) atau lainnya," ujarnya.
Sumber: viva