Agenda Pertemuan Prabowo dan Megawati, PDIP: Tidak Ada Kaitannya dengan Kursi Menteri

Agenda Pertemuan Prabowo dan Megawati, PDIP: Tidak Ada Kaitannya dengan Kursi Menteri

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Ketua DPP PDI Perjuangan, Puan Maharani, mengonfirmasi rencana pertemuan antara Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, dengan Presiden terpilih, Prabowo Subianto, sebelum pelantikan pada 20 Oktober 2024.

"Ya, insyaallah akan ada pertemuan," kata Puan di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, pada hari Selasa.

Puan menjelaskan bahwa dalam pertemuan tersebut, banyak hal yang akan dibahas. Namun, ia tidak ingin memastikan apakah topik koalisi akan menjadi salah satu yang dibicarakan.

"Insyaallah, akan ada pertemuan. Mengenai apakah koalisi akan dibahas, kita tunggu saja," tambahnya.

Dilansir dari Antara, lebih jauh, Puan menegaskan bahwa pembahasan terkait koalisi atau kemungkinan bergabung dalam kabinet Prabowo masih terlalu dini. Meskipun komunikasi antara kedua belah pihak sudah terjalin, hal tersebut masih belum menjadi fokus utama saat ini.

Menanggapi hal ini, Ketua DPP PDI Perjuangan, Said Abdullah, menepis anggapan bahwa pertemuan antara Presiden terpilih sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto, dan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, dilatarbelakangi oleh kepentingan kursi menteri dalam kabinet pemerintahan mendatang. Menurut Said, pertemuan tersebut tidak berkaitan dengan jatah menteri bagi PDIP, dan hubungan antara kedua pihak tidak akan terpengaruh oleh hal tersebut.

Ia menegaskan bahwa pertemuan kedua tokoh ini, jika terlaksana, bertujuan untuk menjaga dan memperkuat moralitas publik. Said melihatnya sebagai momen penting untuk menunjukkan kepada masyarakat bahwa politik juga merupakan alat untuk merawat nilai-nilai moralitas dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Pertemuan ini diharapkan mampu memperlihatkan pentingnya kolaborasi antara pemimpin dalam menjaga kepentingan bersama.

Said juga menyebut bahwa pertemuan antara Megawati dan Prabowo diperkirakan akan berlangsung sebelum pelantikan presiden pada 20 Oktober. Ia meminta agar publik tidak terlalu cepat menafsirkan pertemuan tersebut sebagai tanda bahwa PDIP akan bergabung dalam koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran. Menurutnya, yang lebih penting adalah keselarasan visi untuk membangun dan memajukan Indonesia. Bagi PDIP, bergabung atau tidaknya dengan koalisi tidak menjadi masalah, selama tujuannya adalah untuk kepentingan bangsa.

"Kita menunggu bagaimana kedua beliau ini menyamakan visinya ke depan merawat Indonesia, memajukan Indonesia, memakmurkan kita semua, rakyat Indonesia. Kalau itu punya kesamaan, Insyaallah kami melihatnya bagi PDI Perjuangan, baik di dalam (koalisi) maupun di luar sama saja," kata dia.

Di sisi lain, Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani, mengungkapkan bahwa pihaknya berusaha menggalang dukungan dari sebanyak mungkin partai politik untuk menciptakan pemerintahan Prabowo-Gibran yang efektif dan kondusif. Hal ini juga dimaksudkan untuk membangun kerukunan dan persahabatan antar partai demi stabilitas politik yang lebih baik. 

"Kami ingin agar pemerintahan Pak Prabowo-Gibran lebih efektif, dan situasi lebih kondusif, kerukunan, persahabatan bisa tercipta karena itu kekuatan parpol sebanyak-banyaknya mungkin akan kami rangkul dan dekati untuk menciptakan suasana politik yang lebih kondusif dan baik," kata Muzani di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa.

Sumber: tempo
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita