GELORA.CO - Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) DPP PDI Perjuangan (PDIP) Adian Napitupulu mengatakan PDIP tidak tertarik mendukung pasangan Ridwan Kamil dan Suswono pada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Jakarta 2024.
Sebagaimana diketahui, pasangan tersebut mendapat dukungan dari 12 partai nasional kecuali PDIP. “PDI Perjuangan is not for sale,” kata Adian kepada wartawan dalam konferensi pers, di Jakarta Pusat, Senin (19/8/2024).
Adian mengajak masyarakat untuk duduk dan memikirkam ulang keanehan yang sedang terjadi di Jakarta. Dan ia mengajak masyarakat tetap membuka kemungkinan-kemungkinan yang bisa saja terjadi sebelum pendaftaran ditutup.
“Beberapa hari yang lalu Partai A masih dukung Anies, lalu berubah.
Ada Partai B masih dukung Anies lalu berubah. Nah sampai tanggal 29 ada tidak yang kemudian tadinya tidak dukung Anies lalu dukung Anies? Mungkin dong. Kemungkinan sama saja besarnya,” tutur Adian.
“Harusnya bahwa jangan dipatahkan, jangan ditiadakan, jangan dielakkan juga kemungkinan dinamika politik yang sangat dinamis itu seperti apa. Nah bagaimana sikap PDI Perjuangan? Yang pasti kita akan selalu bersama-sama dengan rakyat,” sambung dia.
Pada kesempatan yang sama, Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat mengaku bahwa manuver pihak yang membuat semua partai politik di luar PDIP berkumpul hanya mendukung Ridwan Kamil, merupakan upaya menghentikan langkah PDIP agar tak dapat mengajukan calon lainnya di Jakarta.
Hal ini dikarenakan jumlah kursi PDIP di DPRD Jakarta tidak memenuhi jumlah syarat pengajuan calon. “Deklarasi itu kita bisa melihat, bagaimana nantinya kalau itu terjadi maka PDIP secara otomatis tidak bisa mencalonkan,” kata Djarot.
Akan tetapi, Djarot mengajak rakyat untuk menyaksikan apakah upaya manuver Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus memboyong Ridwan Kamil di Pilkada Jakarta akan melawan kotak kosong atau "calon boneka" yang telah disiapkan melalui jalur independen. “Ya, melawan kotak kosong.
Mari kita lihat. Atau ini akan berusaha diloloskan calon independen sebagai calon boneka, ya, karena banyak sekali ya, ini masukan suara dari warga yang merasa atau membuktikan KTP nya dibegal.
KTP-nya dicatut,” ungkap Djarot. Apabila demikian, menurut Djarot, PDIP akan melawan upaya membangun situasi Jakarta yang tidak sehat. Jakarta adalah percontohan Indonesia.
Sehingga jika di Jakarta saja bisa diatur sedemikian rupa, bukan tak mungkin se-Indonesia bisa diakal-akali demikian. “Jakarta menjadi percontohan perpolitikan di Indonesia.
Jadi kami akan posisi itu dan kami akan selalu bersama dengan rakyat yang mana rakyat menginginkan ada pilihan-pilihan yang sehat di dalam pertarungan kontestasi kepala daerah, utamanya di Jakarta,” urai Djarot.
Djarot menambahkan, pihaknya masih terus berkomunikasi dengan petinggi parpol yang berusaha disatukan untuk Ridwan Kamil.
Karena PDIP tak henti mengingatkan pentingnya mewujudkan Jakarta sebagai kota yang bersih, berintegritas, antikorupsi, antinepotisme, dan mampu menciptakan kesejahteraan bagi rakyat.
“Kalau pun keyakinan itu dipatahkan dengan praktik-praktik pragmatisme dan jual beli atau gorok-menggorok partai politik, kami tetep berjuang bersama sama dengan rakyat, dan menunjukan bahwa sikap PDI Perjuangan tetap tegak lurus,” ujar Djarot. “Saya selalu mengatakan bahwa PDI Perjuangan punya 15 kursi di DPRD itu bukan kursi yang bisa diperjualbelikan.
Kalau kita memperjualbelikan kursi berarti kita memperjualbelikan suara rakyat. Itu komitmen yang kita pegang dan ini akan kita buktikan,” tegasnya
Sumber: tvOne