Suara Jokowi Meninggi dan Mata Melebar Dituding jadi Dalang Gagalnya Anies Maju Pilkada

Suara Jokowi Meninggi dan Mata Melebar Dituding jadi Dalang Gagalnya Anies Maju Pilkada

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO  - Presiden Joko Widodo (Jokowi) buka suara soal dirinya yang dituding menjadi aktor alias dalang atas gagalnya mantan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan maju pada Pilkada Serentak 2024. Ekspresi tak biasa tampak saat Jokowi merespons hal itu.

Jokowi mengatakan, selama ini dirinya kerap dituding berbagai hal terkait politik, padahal dirinya tidak melakukannya.

"Saya kan ditudang-tuding, kan banyak banget, tidak hanya itu saja, dituding menjegal, dituding menghambat," kata Jokowi usai meresmikan Gedung Respirasi Kesehatan Ibu dan Anak Rumah Sakit Persahabatan, Jakarta, Junat, (30/8/2024).


Presiden mengingatkan bahwa urusan pencalonan merupakan urusan partai politik (Parpol) dan koalisi Parpol. Partai memiliki mekanisme sendiri dalam mencalonkan seseorang di Pilkada.

"Ya tapi kan itu urusan partai politik, mau mencalonkan dan tidak mencalonkan itu urusan koalisi, urusan partai politik, ada mekanisme, ada proses disitu," katanya.


Jokowi menegaskan dirinya bukan merupakan ketua umum maupun pemilik partai politik tertentu, sehingga tidak memiliki urusan dengan pencalonan kepala daerah seseorang.

"Saya bukan ketua partai, saya juga bukan pemilik partai, supaya tahu semua, apa urusannya?" ucap Jokowi dengan suara meninggi sembari mengangkat kedua tangan dan mata melebar.

Dua Kali Gagal Dapat Tiket Cagub PDIP, Pilkada Jakarta dan Jabar

Anies Baswedan yang gagal pada Pilpres 2024, mencoba peruntungan dengan maju kembali sebagai Calon Gubernur pada Pilkada Jakarta 2024.


Pertemuan dan penjajakan politik dilakukan Anies Baswedan ke beberapa partai politik (parpol).

Bahkan, tiga partai politik besar yakni PKS, PKB hingga NasDem, yang merupakan pengusungnya pada Pilpres 2024, sempat komitmen untuk mengusung Anies Baswedan sebagai Cagub Jakarta 2024.

Namun, akhirnya ketiga parpol tersebut "balik badan" dan memilih bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM), gabungan parpol besar pengusung capres-cawapres pihak lawan pada Pilpres 2024, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka. 

Ketiga parpol itu atas dasar hitungan politik masing-masing lebih memilih bergabung mendukung pasangan Cagub-Cawagub Jakarta, Ridwan Kamil-Suswono, yang diusung KIM.

Anies pun sempat "kelimpungan". Pun demikian dengan PDIP yang jadi satu-satu parpol yang belum mengusung calon untuk Pilkada Jakarta.

Asa itu datang setelah Mahkamah Konstitusi (MK) mengeluarkan putusan Nomor 60 Tahun 2024 yang merombak ambang batas pencalonan bagi partai atau gabungan partai sebesar 20 persen jumlah kursi atau 25 persen akumulasi perolehan suara sah pada DPRD yang sebelumnya tercantum dalam Undang-undang Pilkada.

Lewat putusan itu, MK menurunkan ambang batas pencalonan bagi partai atau koalisi partai dan menyelaraskannya dengan syarat dukungan calon perseorangan atau independen sesuai jumlah populasi pada daftar pemilih tetap di daerah masing-masing.

Akhirnya Anies Baswedan melakukan penjajakan dengan PDIP sehingga sempat muncul wacana menduetkan mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan itu dengan kader PDIP yang juga mantan Gubernur Banten, Rano Karno.

Namun, meski sudah datang pada hari pengumuman calon kepala daerah ke kantor DPP PDIP, akhirnya Anies Baswedan gagal mendapatkan tiket dari PDIP. 


Saat waktu pendaftaran calon kepala daerah ke Komisi Pemilihan Umum (KPU) daerah makin sempit, peluang kembali datang untuk Anies.

PDIP ingin mengusungnya menjadi Calon Guburnur Jawa Barat pada Pilkada Jawa Barat 2024, dengan pasangannya yakni Ketua DPD PDIP Jawa Barat, Ono Surono.

Namun, lagi dan lagi, rencana itu tidak terealisasi. Padahal, Anies dikabarkan sudah dalam perjalanan ke kota Bandung, Jawa Barat pada hari terakhir pendafataran ke KPU Jawa Barat.  

John Wick Ono Surono Tuding Mulyono yang Gagalkan Anies

Ketua DPD PDIP Jawa Barat Ono Surono membeberkan alasan PDIP batal mengusung Anies Baswedan di Pilkada Jabar.

Dia menduga ada peran Mulyono dan gengnya yang beroperasi menggagalkan langkah tersebut. Ono awalya menceritakan bahwa penawaran untuk Anies sudah berjalan lancar.

"Kenapa gagal? Kami menghadapi tantangan yang sangat besar, tangan-tangan yang tidak menyetujui pak Anies didukung PDIP. Ya, Mulyono dan Geng. Tulis saja Mulyono," kata Ono kepada wartawan, Jumat (30/8/2024).

Diketahui, Mulyono yang dimaksud merupakan nama lahir dari Presiden Jokowi dan sempat menjadi perbincangan di media sosial.


Ono mengetahui betul bahwa Anies asli dari Kuningan dan punya track record bagus dalam membangun Jakarta.

"Jadi saya yakin bisa jadi sosok untuk membangun Jawa Barat. Tapi kekuatan besar itu membuat pak Anies tidak jadi diusung PDIP," sambungnya.

Ono mengatakan bahwa hanya DPP PDIP yang tahu mengenai bagaimana hubungan PDIP dengan Anies ke depan, sebagai penyambung komunikasi DPD Jabar dengan Anies.

Pria yang dijuluki John Wick Jawa Barat itu juga mengaku bahwa tiga hari yang lalu, Anies bersedia diusung oleh PDIP di Jawa Barat, tapi langkahnya dihambat.

"Tidak secara spesifik saya sampaikan, tapi kan sudah kita bisa lihat lah Pak Anies dijegal di DKI, ini juga terjadi di Jawa Barat. Teman-teman bisa menafsirkan sendiri ya bentuknya seperti apa," tutur Ono. Ono pun menyampaikan pesan untuk sosok 'Mulyono'.

"Pak Mulyono, tidak usah cawe-cawe lagi di Pilkada, biarkan rakyat bisa mempunyai pilihan sesuai dengan hati nuraninya. Hingga terpilih pemimpin yang terbaik untuk Indonesia, provinsi dan kabupaten kota di seluruh Indonesia," pungkasnya

Sumber : Tribunnews 
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita