Serangan 300 Roket dan Drone Hizbullah ke Israel Disebut Hanya Mengenai Kandang Ayam

Serangan 300 Roket dan Drone Hizbullah ke Israel Disebut Hanya Mengenai Kandang Ayam

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO  - Hizbullah mengklaim berhasil menyerang sebuah situs intelijen militer Israel dekat Tel Aviv, Ibu Kota Israel.

Seperti diketahui, sekutu Hamas di Lebanon, itu mengerahkan 300 roket dan drone ke wilayah Israel pada Minggu (25/8/2024).

Namun demikian, menurut media Telegraph, serangah Hizbullah hanya mengenai kandang ayam kecil di utara Israel.

Peternakan ayam itu rusak parah.


Dan petugas pemadam kebakaran harus memadamkan api kecil yang disebabkan oleh roket.


Sebelumnya pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah menyatakan bahwa target utama kelompoknya adalah Glilot sebuah pangkalan intelijen militer utama Israel di dekat ibu kota Tel Aviv.

Pihak Israel mengatakan tidak ada dampak terhadap pangkalan Pasukan Pertahanan Israel (IDF) , bukan di utara dan bukan di tengah [negara].

Seorang tentara Israel tewas karena terkena pecahan roket Iron Dome?

Menurut Telegraph, satu-satunya kematian yang tercatat setelah serangan Hizbullah adalah di kapal patroli angkatan laut di lepas pantai utara Israel.


Pihak berwenang Israel sedang menyelidiki apakah pecahan peluru atau rudal pencegat yang meleset dari Iron Dome membunuh tentara David Moshe Ben Shitrit.

Kematian tentara berusia 21 tahun ini terjadi dalam pertempuran setelah Israel terlebih dahulu menyerang Lebanon pada pagi hari  25 Agustus.

Informasi intelijen menunjukkan bahwa kelompok militan Hizbullah yang didukung Iran menyiapkan peluncur roket untuk melakukan serangan pada pukul 5 pagi di hari yang sama (waktu setempat).

Seorang pejabat militer Israel mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa penyelidikan awal menunjukkan bahwa tentara tersebut "terbunuh langsung oleh rudal pencegat Iron Dome atau pecahan peluru dari rudal pencegat, secara tidak sengaja menabrak kapal patroli cepat kelas Dvora setelah mencegat UAV" yang dikerahkan oleh Israel.

Hizbullah: Hanya 'fase pertama'

Sementara itu, Telegraph juga melaporkan bahwa serangan udara Israel terhadap kota Zibqin di Lebanon selatan pada pagi hari tanggal 25 Agustus meninggalkan kumpulan asap besar dan ledakan di tempat yang tampak seperti lapangan kosong, tempat penyimpanan peluncur roket.

Daniel Hagari - juru bicara IDF - mengatakan bahwa 90 persen targetnya adalah peluncur roket jarak pendek Hizbullah yang ditujukan ke Israel utara.

Tamir Hayman – mantan direktur intelijen IDF – mengatakan tentara Israel menghabiskan waktu berbulan-bulan mempelajari ladang di mana Hizbullah menyembunyikan banyak rudalnya di bawah tanah agar dapat melakukan serangan presisi pada waktu yang tepat.

Menurut Kementerian Kesehatan Lebanon, tiga orang tewas dalam serangan udara Israel.

Gencatan Senjata

Sementara itu negosiasi gencatan senjata Gaza akan terus berlanjut di tingkat yang lebih rendah dalam beberapa hari ke depan guna menjembatani perbedaan yang masih ada.

Keputusan itu diambil usai pembicaraan tingkat tinggi gencatan senjata di Kairo berakhir hari Minggu tanpa menghasilkan kesepakatan final, menurut seorang pejabat AS.

Pejabat tersebut, yang berbicara dengan syarat anonim, mengatakan "tim kerja" akan tetap berada di Kairo untuk bertemu dengan mediator dari Amerika Serikat, Qatar, dan Mesir dalam upaya menyelesaikan perbedaan yang masih ada.

Dia menyebut diskusi sejak Kamis lalu di Kairo dan berlangsung hingga Minggu sebagai “konstruktif,” dan menyatakan semua pihak terlibat berusaha mencapai “kesepakatan final yang dapat diimplementasikan.”

Dalam pembicaraan ini, Direktur CIA William Burns dan kepala Mossad Israel, David Barnea, ikut serta.

Delegasi Hamas diberi pengarahan oleh mediator Mesir dan Qatar, namun tidak terlibat langsung dalam negosiasi.

Perkembangan ini terjadi setelah Israel dan kelompok militan Hizbullah dari Lebanon saling melancarkan serangan berat pada Minggu pagi.

Meski demikian, kedua belah pihak menghindari terjadinya perang besar yang ditakuti banyak pihak. Kedua belah pihak memberi isyarat bahwa serangan paling intens mereka dalam beberapa bulan terakhir ini telah berakhir

Sumber: Tribunnews 
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita