Pilgub Jakarta Tanpa Anies Baswedan Tetap Seru karena Militansi PDIP dan PKS

Pilgub Jakarta Tanpa Anies Baswedan Tetap Seru karena Militansi PDIP dan PKS

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO -  Anies Baswedan gagal ikut kontestasi pilgub Jakarta setelah PDI Perjuangan memutuskan mengusung kadernya sendiri, Pramono Anung-Rano ”Doel” Karno. Tanpa Anies, menurut analis komunikasi politik Lembaga Survei KedaiKOPI Hendri Satrio, pilgub Jakarta tetap seru.

Pertarungan perebutan kursi kepemimpinan di Jakarta akan tetap berlangsung seru meski tidak melibatkan sosok Anies Baswedan sebagai salah satu calon gubernur. Sebab, peran PDIP sangat besar dalam menjaga serunya pilkada Jakarta.

PDIP sangat berani mencalonkan kadernya sendiri, Pramono Anung dan Rano Karno, sebagai pasangan calon gubernur dan calon wakil gubernur Jakarta. Meski, kemungkinan (PDIP) menang dengan Anies sebenarnya lebih besar.

Walaupun tanpa berkoalisi dengan partai lain, PDIP memiliki sosok Rano Karno yang lama dikenal sebagai anak Betawi asli berkat perannya sebagai Si Doel. Sedangkan Pramono dikenal sebagai politikus yang bisa diterima pihak mana pun, termasuk oleh Jokowi, Prabowo, maupun partai politik lainnya.

Bagaimana peta pertarungan Pramono-Rano vs Ridwan Kamil-Suswono?

Pasangan RK-Suswono juga memiliki nilai jual tersendiri. Sebagai seorang arsitek yang pernah menjadi wali kota Bandung dan gubernur Jawa Barat, RK diharapkan bisa membawa ide dan gebrakan baru di Jakarta. Khususnya dalam bidang tata kota Jakarta yang telah menjadi konsentrasi gubernur-gubernur sebelumnya.

Sementara Suswono, meskipun namanya tidak setenar RK ataupun Rano Karno, merupakan representasi dari militansi mesin partai yang dimiliki PKS. Ini yang akan diandalkan KIM Plus di pilkada Jakarta. Suswono juga dikenal sebagai politikus yang diterima berbagai kalangan.

Selain latar belakang calon, seperti apa gambaran keseruan pilkada Jakarta?

Keseruan pilkada Jakarta juga turut didukung oleh militansi yang kuat dari kedua kubu. PDIP dan PKS terkenal memiliki basis massa yang mengakar. Terlebih, dua partai tersebut merupakan pemenang di Jakarta sejak 2004. PKS menang di 2004, 2009, dan 2024. Sementara PDIP pada 2014 dan 2019. Artinya, dua calon ini memiliki mesin partai yang sama-sama militan.

Sejauh ini, keseruan itu sudah bisa dirasakan?

Kalau kita cermati percakapan di media sosial, ramai dibicarakan unggahan-unggahan lama dari para kandidat. Di antaranya adalah cuitan lawas yang sempat diunggah Ridwan Kamil dan Pramono Anung di platform media sosial X.

Pesan untuk para calon yang bertarung di pilkada Jakarta?

Dengan pertarungan yang menarik ini, tentu harapannya tidak ada lagi isu sektarian yang berseliweran yang dapat mengganggu pelaksanaan pilkada.

Sumber: jawapos
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita