GELORA.CO -Pemukim Israel menyerbu Desa Jit, sebelah timur Qalqilya di Tepi Barat pada Kamis (15/8/2024) malam.
Akibatnya, seorang pemuda Palestina tewas dan seorang lainnya terluka parah, lapor koresponden Al Mayadeen.
Para pemukim juga membakar beberapa rumah dan kendaraan warga Palestina di Jit.
Menurut sumber setempat, pasukan pendudukan Israel menghalangi tim Pertahanan Sipil Palestina untuk memadamkan api di rumah dan kendaraan yang terbakar.
Sebagai tanggapan, warga Palestina berhadapan dengan pasukan Israel setelah penyerbuan mereka ke Qalqilya.
Kelompok Brigade Syuhada Al-Aqsa – Singa Kemuliaan (Luyuth al-Majd) mengonfirmasi telah menargetkan seorang perwira Israel, yang diidentifikasi sebagai Kapten Louay, dengan tembakan di pintu masuk timur kota.
Di Nablus, delapan warga Palestina menderita akibat menghirup gas air mata setelah pasukan Israel menyerbu kota Houwwara, di sebelah selatan kota.
Sementara itu, di al-Khalil, tentara Israel menyerbu sejumlah rumah di lingkungan Jaber dan daerah Wadi Al-Husain.
Dalam perkembangan terkait, media Israel melaporkan peningkatan peringatan keamanan di Tel Aviv, saat pihak berwenang mencari dua orang yang diyakini merencanakan serangan yang akan segera terjadi.
Insiden terbaru ini merupakan bagian dari eskalasi kekerasan yang lebih luas di Tepi Barat, yang telah menyaksikan peningkatan konfrontasi sejak dimulainya agresi Israel di Jalur Gaza.
Kota-kota di seluruh Tepi Barat telah menjadi sasaran serangan harian para pemukim dan pasukan pendudukan, yang sering mengakibatkan penangkapan besar-besaran, serta kematian dan cedera.
Dikutip dari Al Jazeera, setidaknya 606 warga Palestina telah terbunuh dan sekitar 5.400 lainnya terluka di tangan pasukan pendudukan Israel dan pemukim Israel di berbagai kota dan kamp di Tepi Barat sejak dimulainya perang di Gaza pada 7 Oktober.
Apa rencana Israel di Tepi Barat yang diduduki?
Pada Rabu (14/8/2024), Menteri Keuangan sayap kanan Israel Bezalel Smotrich mengumumkan rencana baru untuk memperluas pemukiman di wilayah Palestina yang diduduki.
Ia mengabaikan hukum internasional dan keputusan terkini Mahkamah Internasional yang menyatakan, kehadiran Israel di sana adalah melanggar hukum.
“Tidak ada keputusan anti-Israel atau anti-Zionis yang akan menghentikan pembangunan pemukiman,” kata Smotrich, yang memimpin Partai Zionis Religius dan juga seorang pemukim.
Para analis mengatakan kepada Al Jazeera bahwa tindakan ini adalah bagian dari rencana Israel yang lebih besar untuk mencaplok dan membersihkan etnis di wilayah yang telah didudukinya secara militer sejak 1967
Sumber: Tribunnews