PDIP dan Anies Baswedan Seperti Kawin Paksa Demi Elektoral di Pilkada Jakarta, Pengamat Beri Peringatan...

PDIP dan Anies Baswedan Seperti Kawin Paksa Demi Elektoral di Pilkada Jakarta, Pengamat Beri Peringatan...

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO  - Mendekati waktu pendaftaran Pilkada 2024, mantan Gubernur Jakarta, Anies Baswedan sibuk meningkatkan komunikasi dengan PDIP. 

Pada Sabtu (24/8/2024) Anies Baswedan mengunjungi Kantor DPD PDIP Jakarta untuk berkomunikasi tentang sejumlah hal berkaitan dengan masyarakat. 

Sebelumnya pula, PDIP menyebut Anies Baswedan harus memiliki ideologi yang sama dengan partai berlambang banteng itu jika ingin diusung di Pilkada Jakarta. 

Publik pun menduga sinyal PDIP untuk mendukung Anies Baswedan di Pilkada Jakarta semakin menguat. 

Apalagi PDIP hingga saat ini masih belum menentukan arah dukungannya di Pilkada Jakarta 2024. Menanggapi hal itu, pengamat politik Yunarto Wijaya memiliki pendapat yang agak berbeda soal hubungan Anies dan PDIP. 

Yunarto menganggap tentunya jika Anies bergabung dengan PDIP maka akan menguntungkan partai tersebut. 

Sebab, bagaimanapun menambah kader adalah hal yang baik apalagi seseorang dengan posisi elektoral tinggi. Kehadiran Anies Baswedan bisa memberikan kekuatan baru bagi PDIP di Pilkada Jakarta. 

Meski demikian, jika mantan Gubernur Jakarta tersebut ingin bergabung di PDIP, maka ia harus terikat dalam garis ideologi partai. 

Hal ini menurut Yunarto masih dipertanyakan oleh sebagian orang, apakah Anies siap untuk terikat dengan ideologi PDIP? "Ini kok jangan-jangan hanya sebuah kawin paksa saja untuk kebutuhan elektoral menang, tapi kemudian potensi untuk berjalan dalam spektrum yang sama masih harus dipertanyakan," kata Yunarto diwawancarai tvOne, dikutip Minggu (25/8/2024).

 Walaupun begitu, PDIP juga harus menyadari bahwa jika ingin maju di Pilkada Jakarta, mantan Rektor Universitas Paramadina itu tidak memiliki pilihan lain selain diusung oleh partainya. 

"Buat Mas Anies, hampir tidak ada pilihan lagi selain berharap pada PDIP dalam konteks prasyarat untuk bisa maju ya, dengan catatan apabila 12 parpol itu sudah diikat oleh KIM plus dan tidak mungkin bergerak lagi," kata dia menambahkan.

 Menurut Yunarto, PDIP tidak perlu melihat Pilkada Jakarta sebagai konteks hidup dan mati partainya. Sebab, partai berwarna merah ini sudah tumbuh dengan sangat besar dengan berbagai kader di seluruh Indonesia. 

Selain Pilkada Jakarta, masih ada 544 daerah lain yang bisa dimenangkan oleh partai tersebut. Hal yang perlu diingat, kata Yunarto, adalah bagaimana menjaga konsitensi partai di mata para kader di seluruh Indonesia.

 "Ini perlu disadari oleh teman-teman PDIP bagaimana hitung-hitungan mencalonkan siapa di DKI ini, bukan sekadar menang atau kalah di DKI, tapi bicara mengenai wajah partai, konsitensi partai di mata konstituen, di mata kader seluruh Indonesia yang notabene akan melihat konsistensi sikap PDIP di Jakarta ini," kata Yunarto

Sumber: tvOne 
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita