GELORA.CO - NATO mengerahkan brigade lapis baja berkekuatan 5.000 personil di dekat perbatasan Finlandia dengan Rusia untuk mencegah ancaman eksternal, menurut laporan Iltalehti.
NATO dan pemerntah telah menyimpulkan, bahwa Finlandia membutuhkan kehadiran tentara dari negara-negara NATO di wilayahnya untuk memperkuat pencegahan dari Rusia.
Brigade baru NATO akan dibentuk dan ditempatkan di Mikkeli, yang terletak di dekat perbatasan dengan Rusia.
Untuk memimpin militer baru, markas besar NATO sedang dibangun, yang akan berada di bawah markas besar Aliansi di Norfolk, AS.
Persiapan untuk pendirian markas besar telah berlangsung sejak musim semi lalu.
Khususnya, Laksamana Muda Tim Hennry, Wakil Komandan Markas Besar Operasi Gabungan NATO di Norfolk, mengunjungi Mikkeli.
Selama kunjungan tersebut, Herry mengatakan bahwa NATO ingin menyampaikan pesan langsung kepada Rusia dan melakukannya secara terbuka.
Ia menekankan bahwa aliansi sangat jelas dalam posisinya, dengan mengatakan bahwa Rusia meruapakan ancaman bagi kawasan Euro-Atlantik.
Brigade lapis baja tersebut akan bergabung dengan tentara Swedia dan Norwegia.
Keputusan tersebut telah dibuat dan diharapkan perwakilan NATO dan Otoritas Finlandia akan mengumumkan pengerahan unit baru falam beberapa minggu mendatang.
Putin Temui Pimpinan Militer Muslim Chech
Sementara itu Presiden Rusia Vladimir Putin berkunjung ke Chech, dan merupakan yang pertama ke republik berpenduduk mayoritas muslim di Federasi Rusia dalam hampir 13 tahun.
Presiden Rusia Vladimir Putin melakukan perjalanan mendadak ke Chechnya pada hari Selasa, saat serangan lintas perbatasan Ukraina ke wilayah barat Rusia Kursk memasuki minggu ketiga.
Selama perjalanannya, Putin mengunjungi akademi pasukan khusus tempat para pejuang sukarelawan yang akan dikerahkan ke Ukraina sedang dilatih.
Putin memuji para relawan dan mengatakan bahwa selama Rusia memiliki orang-orang seperti mereka, Rusia akan menjadi "tak terkalahkan", menurut laporan badan-badan negara Rusia.
Lebih dari 47.000 pejuang, termasuk sukarelawan, telah berlatih di fasilitas tersebut sejak Moskow memulai invasi skala penuh ke Ukraina pada Februari 2022, menurut posting Telegram yang dibuat oleh Kadyrov.
Pejuang dari Chechnya terlibat di kedua sisi konflik di Ukraina, dengan relawan pro-Kyiv yang setia kepada mendiang pemimpin pro-kemerdekaan Chechnya Dzhokhar Dudayev.
Upaya Chechnya untuk merdeka setelah runtuhnya Uni Soviet menyebabkan perang bertahun-tahun dengan pasukan pemerintah Rusia, dan Rusia akhirnya memulihkan kontrol federal atas wilayah tersebut dalam Perang Chechnya Kedua antara tahun 1999 dan 2009.
Setibanya di Chechnya, Putin disambut oleh pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov, yang mengucapkan terima kasih kepada pemimpin Rusia atas kunjungannya.
"Kami telah menunggu Anda selama 13 tahun. Dan saya tahu Anda memiliki banyak masalah, isu-isu yang Anda tangani secara manual, termasuk republik kami," kata Kadyrov.
Pemimpin Chechnya mengonfirmasi bahwa republik tersebut memiliki "puluhan ribu" prajurit cadangan yang siap berperang melawan Ukraina, menurut media pemerintah Rusia.
Tidak jelas apakah salah satu dari pejuang ini akan dipanggil untuk membantu pertempuran melawan pasukan Ukraina di wilayah Kursk, tempat Kyiv melancarkan serangan mendadak awal bulan ini yang mengejutkan Moskow.
Kremlin mengandalkan Kadyrov untuk menjaga stabilitas Kaukasus Utara setelah bertahun-tahun dilanda kekacauan.
Meskipun Kadyrov dikritik karena melakukan pembunuhan di luar hukum, penyiksaan, dan membungkam para pembangkang, otoritas Rusia telah menghalangi tuntutan untuk melakukan penyelidikan.
Sebelum mengunjungi Chechnya, Putin melakukan perjalanan ke Beslan di provinsi Kaukasus Ossetia Utara.
Putin melakukan pertemuan pertamanya dalam hampir dua dekade dengan para ibu dari anak-anak yang terbunuh dalam serangan sekolah tahun 2004 yang diklaim oleh militan Islam yang menewaskan lebih dari 330 orang.
Di sana, pemimpin Rusia mengecam serangan Kyiv ke Kursk, dan berjanji untuk "menghukum" Ukraina atas tindakannya.
Sumber: disway