Mantan Jenderal Zionis: Netanyahu Harus Waspada, Serangan Hamas dkk. Bisa Runtuhkan Israel

Mantan Jenderal Zionis: Netanyahu Harus Waspada, Serangan Hamas dkk. Bisa Runtuhkan Israel

Gelora News
facebook twitter whatsapp

GELORA.CO - Pensiunan jenderal Israel, Yitzhak Brick, 
mengeluarkan peringatan keras kepada Perdana Menteri Benjamin 
Netanyahu agar bersiap menghadapi kehancuran Israel.

Peringatan itu diungkap Brick dalam sebuah artikel yang diterbitkan di 
surat kabar Israel, Haaretz.

Brick menyatakan bahwa Israel bisa menghadapi kehancuran yang 
mengerikan dalam waktu satu tahun jika perang terhadap gerakan 
Palestina Hamas dan Hizbullah Lebanon terus berlanjut.

"Negara ini benar-benar sedang melaju menuju tepi jurang," kata Brick 
mengutip dari Palestine Chronicle.

"Jika perang hancur-hancuran melawan Hamas dan Hizbullah terus 
berlanjut, Israel akan runtuh dalam waktu tidak lebih dari satu tahun,"
 imbuhnya.

Peringatan dilontarkan Brick yang dikenal di Israel sebagai "Nabi 
Murka" karena prediksinya yang akurat tentang serangan oleh milisi 
pejuang Palestina di pemukiman dekat Jalur Gaza.

Dia menunjukkan bahwa Gallant tampaknya mulai memahami realitas 
situasi, yang menunjukkan bahwa jika konflik regional pecah karena 
kegagalan menyelesaikan perang Gaza, Israel akan berada dalam 
bahaya besar.

“Saya berasumsi bahwa Menteri Pertahanan Gallant sudah memahami 
bahwa perang telah kehilangan tujuannya,” kata Brick.

“Israel semakin terperosok ke dalam lumpur Gaza, kehilangan semakin 
banyak prajurit karena mereka terbunuh atau terluka, tanpa ada 
peluang untuk mencapai tujuan utama perang: menjatuhkan Hamas," 
imbuh Brick.

Situasi di Israel Mengerikan

Brick menyatakan bahwa situasi di Israel saat ini sangat mengerikan 
buntut kematian Ismail Haniyeh pimpinan tertinggi Hamas serta Fuad 
Shukr, tokoh kunci dalam transfer sistem panduan Iran untuk rudal 
jarak jauh Hizbullah.

Imbas serangkaian pembunuhan tersebut, Hizbullah dari Lebanon, 
Hamas dari Palestina Kelompok Milisi Irak dan Houthi Yaman 
bergabung menggalang kekuatan baru untuk membalas serangan 
Israel, menargetkan sejumlah aset-aset penting milik Israel seperti 
pelabuhan Haifa.

Memperparah konflik panas antara Hamas dan Israel, bahkan 
Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza terancam gagal direalisasikan 
akibat kebijakan-kebijakan baru Netanyahu.

“Negara ini hancur di tangan kita melalui kesalahan Netanyahu, 
Gallant, Halevi, dan pion-pion mereka. Masih mungkin untuk
melakukan sesuatu sebelum terlambat,” kata Brick.

Israel Kelimpungan Cari Bantuan

PM Israel Benjamin Netanyahu dan militer Israel hingga kini masih 
enggan memberikan komentarnya terkait munculnya isu yang 
menyebut Israel sebagai dalam pembunuhan Ismail Haniyeh.

Namun, kabarnya Israel mulai meminta bantuan sekutunya Amerika 
Serikat (AS). Lewat panggilan telepon, Israel meminta Menteri Luar 
negeri AS Antony Blinken melakukan upaya untuk menyelamatkan 
Israel dari pembalasan Iran dan Hizbullah.

Menurut informasi dari Washington Post yang dikutip TASS, belasan 
kapal tempur saat ini mulai dikirimkan AS untuk menjaga Israel, 
diantaranya ada kapal USS Theodore Roosevelt dan enam kapal perusak 
yang ditempatkan di Teluk Persia.

Kemudian ada pula tiga kapal pendarat dan dua kapal perusak 
dilengkapi dengan 4.000 marinir dan pelaut yang disiagakan di 
kawasan Laut Mediterania bagian timur.

“Departemen Pertahanan AS telah mengirim 12 kapal perang ke Timur 
Tengah, Teluk Persia, dan Laut Mediterania di tengah serangan Israel 
terhadap Beirut dan Teheran,” ujar laporan seorang pejabat pertahanan 
yang tidak disebutkan namanya.

Sumber: tribunnews
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita