GELORA.CO - Pensiunan jenderal Israel, Yitzhak Brick,
mengeluarkan peringatan keras kepada Perdana Menteri Benjamin
Netanyahu agar bersiap menghadapi kehancuran Israel.
Peringatan itu diungkap Brick dalam sebuah artikel yang diterbitkan di
surat kabar Israel, Haaretz.
Brick menyatakan bahwa Israel bisa menghadapi kehancuran yang
mengerikan dalam waktu satu tahun jika perang terhadap gerakan
Palestina Hamas dan Hizbullah Lebanon terus berlanjut.
"Negara ini benar-benar sedang melaju menuju tepi jurang," kata Brick
mengutip dari Palestine Chronicle.
"Jika perang hancur-hancuran melawan Hamas dan Hizbullah terus
berlanjut, Israel akan runtuh dalam waktu tidak lebih dari satu tahun,"
imbuhnya.
Peringatan dilontarkan Brick yang dikenal di Israel sebagai "Nabi
Murka" karena prediksinya yang akurat tentang serangan oleh milisi
pejuang Palestina di pemukiman dekat Jalur Gaza.
Dia menunjukkan bahwa Gallant tampaknya mulai memahami realitas
situasi, yang menunjukkan bahwa jika konflik regional pecah karena
kegagalan menyelesaikan perang Gaza, Israel akan berada dalam
bahaya besar.
“Saya berasumsi bahwa Menteri Pertahanan Gallant sudah memahami
bahwa perang telah kehilangan tujuannya,” kata Brick.
“Israel semakin terperosok ke dalam lumpur Gaza, kehilangan semakin
banyak prajurit karena mereka terbunuh atau terluka, tanpa ada
peluang untuk mencapai tujuan utama perang: menjatuhkan Hamas,"
imbuh Brick.
Situasi di Israel Mengerikan
Brick menyatakan bahwa situasi di Israel saat ini sangat mengerikan
buntut kematian Ismail Haniyeh pimpinan tertinggi Hamas serta Fuad
Shukr, tokoh kunci dalam transfer sistem panduan Iran untuk rudal
jarak jauh Hizbullah.
Imbas serangkaian pembunuhan tersebut, Hizbullah dari Lebanon,
Hamas dari Palestina Kelompok Milisi Irak dan Houthi Yaman
bergabung menggalang kekuatan baru untuk membalas serangan
Israel, menargetkan sejumlah aset-aset penting milik Israel seperti
pelabuhan Haifa.
Memperparah konflik panas antara Hamas dan Israel, bahkan
Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza terancam gagal direalisasikan
akibat kebijakan-kebijakan baru Netanyahu.
“Negara ini hancur di tangan kita melalui kesalahan Netanyahu,
Gallant, Halevi, dan pion-pion mereka. Masih mungkin untuk
melakukan sesuatu sebelum terlambat,” kata Brick.
Israel Kelimpungan Cari Bantuan
PM Israel Benjamin Netanyahu dan militer Israel hingga kini masih
enggan memberikan komentarnya terkait munculnya isu yang
menyebut Israel sebagai dalam pembunuhan Ismail Haniyeh.
Namun, kabarnya Israel mulai meminta bantuan sekutunya Amerika
Serikat (AS). Lewat panggilan telepon, Israel meminta Menteri Luar
negeri AS Antony Blinken melakukan upaya untuk menyelamatkan
Israel dari pembalasan Iran dan Hizbullah.
Menurut informasi dari Washington Post yang dikutip TASS, belasan
kapal tempur saat ini mulai dikirimkan AS untuk menjaga Israel,
diantaranya ada kapal USS Theodore Roosevelt dan enam kapal perusak
yang ditempatkan di Teluk Persia.
Kemudian ada pula tiga kapal pendarat dan dua kapal perusak
dilengkapi dengan 4.000 marinir dan pelaut yang disiagakan di
kawasan Laut Mediterania bagian timur.
“Departemen Pertahanan AS telah mengirim 12 kapal perang ke Timur
Tengah, Teluk Persia, dan Laut Mediterania di tengah serangan Israel
terhadap Beirut dan Teheran,” ujar laporan seorang pejabat pertahanan
yang tidak disebutkan namanya.
Sumber: tribunnews