Makin Panas! Hari Ini Belasan Dewan Syuro PKB Akan Sambangi PBNU, Sekjen: Mau Curhat Kondisi Usai Kepemimpinan Gus Dur

Makin Panas! Hari Ini Belasan Dewan Syuro PKB Akan Sambangi PBNU, Sekjen: Mau Curhat Kondisi Usai Kepemimpinan Gus Dur

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO  - Belasan anggota Dewan Syuro aktif dan mantan anggota Dewan Syuro Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) berencana mendatangi kantor PBNU, Jumat (9/8/2024) siang.  

Kedatangan mereka adalah untuk beraudensi dengan Panitia Khusus (Pansus) hubungan PKB-NU. Sebelum mendatangi PBNU hari ini, para Dewan Syuro ini juga telah berkirim surat ke PBNU.  

 Mereka berharap bisa diundang Pansus PKB bentukan PBNU untuk menambahkan kesaksian mengenai kondisi PKB di bawah kepemimpinan Muhaimin Iskandar. 

“Iya para kiai anggota Dewan Syuro ini telah memberitahu kami. Insya Allah besok mereka akan kami terima di lantai lima gedung PBNU,” kata Wakil Sekretaris Jenderal (Sekjen) PBNU Faisal Saimima, Kamis (8/8/2024) malam. 

Para anggota Dewan Syuro PKB yang datang, umumnya berasal dari DPC PKB yang ada di Jawa.  

Mereka terdiri dari 5 pengurus yang masih aktif dan 4 mantan pengurus PKB.  

Semuanya Dewan Syuro PKB yang hadir 12 orang. Kepada tim PBNU, para kiai ini nantinya akan cerita mengenai PKB usai kepemimpinan KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur. 

 Menurut mereka, setelah Gus Dur tak lagi memimpin PKB kewenangan Dewan Syuro terus dipangkas. Akibatnya, Dewan Syuro kini tidak lagi memiliki posisi yang sentral di partai bentukan PBNU itu. 

Menurut Faisal, kedatangan para anggota Dewan Syuro PKB ini akan menjadi masukan bagi PBNU dalam mengevaluasi sepak terjang partai yang saat ini di bawah kepemimpinan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) itu..  Sebagai informasi, sebelumnya, PBNU telah mengundang dua orang mantan petinggi partai untuk memberikan data terkait kondisi PKB.  

Keduanya yakni mantan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PKB Lukman Edy dan mantan politisi PKB Effendy Choirie. 

Mantan Sekjen PKB Lukman Edy menyambangi PBNU pada Rabu (31/7/2024). 

Saat memenuhi pemanggilan, Lukman Edy bahkan membawa beberapa dokumen. Usai pemanggilan, Lukman Edy mengakui ada komunikasi yang kurang baik. 

“Pada dasarnya, memang keinginan kuat dari PBNU untuk mengetahui sebenarnya substansi dari persoalan NU dan PKB ini apa sih, sehingga kemudian semenjak beberapa tahun terakhir ini, semenjak pilpres, Muktamar NU di Lampung, kok terjadi hubungan, komunikasi yang tidak baik antara PBNU dengan PKB,” kata Lukman. 

Menurut dia, hubungan yang tidak baik tersebut dibuktikan dengan komentar-komentar dari politisi PKB, termasuk Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar yang akrab disapa Cak Imin. 

Usai Lukman Edy memberikan pendapat itu, Dewan Pimpinan Cabang Partai Kebangkitan Bangsa (DPC PKB) Nganjuk, melaporkan Lukman Edy di Polres Nganjuk atas dugaan pencemaran nama baik dan fitnah Partai PKB. 

 Setelah menyambangi kantor PBNU pada Rabu (7/8/2024), mantan politikus PKB Effendy Choirie atau Gus Choi mengatakan bahwa mantan partainya itu tidak akan pernah ada tanpa peranan mantan presiden ke-4 RI Gus Dur dan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). 

"Kalau ada partai dari NU, dari kalangan PBNU yang tidak di-support oleh PBNU, apakah bisa ada? Apakah bisa besar? Saya yakin tidak karena faktanya ada partai di luar PKB yang berdiri di lingkungan NU itu menjadi partai gurem. 

Dahulu ada namanya PKU, PNU," kata Gus Choi. Lebih lanjut dia mengatakan bahwa PKB dapat menjadi besar seperti saat ini juga karena peranan Gus Dur dan PBNU. 

Gus Choi menjelaskan bahwa mulanya keinginan NU mendirikan partai politik didasari perkembangan situasi masyarakat setelah presiden ke-2 RI H.M. Soeharto turun, kemudian reformasi dan demokrasi terbuka. 

"Maka, kemudian NU menyambut aspirasi masyarakat NU itu dengan mengeluarkan surat tugas kepada sejumlah pengurus NU untuk mendesain, membuat rumusan-rumusan, dan pokok-pokok pikiran partai yang akan dibentuk ke depan," jelasnya. Oleh sebab itu, dia mengatakan bahwa hubungan PKB dengan PBNU adalah historis, kultural, dan aspiratif


Sumber: tvOne 
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita