GELORA.CO -Kabar mengesankan terjadi di sesi penutupan pekan ini di bursa saham Indonesia. Pelaku pasar di Jakarta terlihat mampu berbalik dengan cepat memborong saham unggulan hingga melonjakkan indeks secara tajam. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terlihat bergerak mencolok di tengah gerak lemasnya bursa Saham Asia yang sedang menantikan pernyataan Jerome Powell malam nanti.
Pantauan menunjukkan, IHSG yang konsisten menapak zona hijau di sepanjang sesi perdagangan Jumat 23 Agustus 2024, dan kemudian menutup dengan melompat curam 0,74 persen di 7.544,3. Posisi tersebut bahkan nyaris menutup seluruh keruntuhan sebelum aksi demonstrasi besar kemarin. Praktis, gerak Lompat IHSG semakin menonjol di tengah kecenderungan lesunya gerak Indeks di Asia.
Laporan lebih lanjut memperlihatkan, gerak Lompat IHSG yang disokong oleh sejumlah besar saham unggulan yang berpesta profit. Seluruh saham unggulan yang masuk dalam jajaran teraktif ditransaksikan terlihat kompak naik dalam kisaran bervariasi. Menghijau IHSG secara tajam kali ini terlihat lebih dilatari optimisme investor terkait reda nya tensi politik menyusul kesediaan pihak koalisi KIM Plus dan Istana mundur dari upaya menganulir Putusan Mahkamah Konstitusi (MK) menyangkut pilkada, akibat tekanan aksi demonstrasi besar-besaran.
Optimisme akhirnya tak terbendung dan investor dengan cepat berbalik melakukan aksi borong sejumlah saham yang dinilai telah terkoreksi terlalu dalam. Saham-saham unggulan seperti BBRI, TLKM, INDF, BBNI, ASII, UNTR, ADRO serta PTBA benar benar pesta cuan dalam menutup pekan ini.
Gerak tajam IHSG dan pesta cuan saham unggulan di Jakarta terlihat mencolok dibanding kinerja Indeks di Bursa saham utama Asia. Pantauan menunjukkan, Indeks di Asia yang mengikuti perkiraan sebelumnya, terjebak dalam rentang terbatas. Indeks Nikkei (Jepang) menutup pekan ini dengan naik 0,4 persen di 38.364,27, sementara indeks ASX200 (Australia) terkikis tipis 0,04 persen dengan berakhir di 8.023,9, dan indeks KOSPI (Korea Selatan) yang terkoreksi moderat 0,22 persen untuk singgah di 2.701,69.
Sebagaimana dimuat dalam ulasan sebelumnya, sikap pelaku pasar di Asia yang cenderung terseret dalam keraguan sebagai respon atas merahnya Indeks Wall Street di sesi perdagangan sebelumnya. Keraguan tersebut semakin dipicu oleh penantian akan pernyataan Jerome Powell dari The Fed pada gelaran simposiun ekonomi Jackson Hole malam nanti waktu Indonesia Barat, menyangkut prospek penurunan suku bunga September mendatang.
Sejauh ini, pelaku pasar terlihat telah mengantisipasi kemungkinan pernyataan positif Powell dengan mengerek Indeks. Namun penantian yang dirasa terlalu lama membuat pelaku pasar terkesan kelelahan hingga jatuh dalam aksi jual di Wall Street. Pernyataan Powell malam nanti, akhirnya akan menjadi pertaruhan menegangkan bagi pelaku pasar.
Pola gerak balik naik secara tajam juga terjadi pada Rupiah. Sesi perdagangan di pasar uang Asia yang secara umum terlihat tenang, diwarnai gerak melompat Rupiah yang sangat tajam. Rupiah terpantau melonjak hingga lebih dari 1 persen di sesi perdagangan kali ini dan mata uang Asia hanya menyisakan Baht Thailand yang mencoba menandingi.
Baht Thailand tercatat menguat lumayan 0,66 persen. Sementara Rupiah melambung 0,7 persen dengan ditransaksikan di kisaran Rp15.485 per Dolar AS. Sementara pantauan di pasar uang global memperlihatkan, gerak mata uang utama dunia yang berupaya menguat usai runtuh di sesi perdagangan sebelumnya. Namun upaya penguatan tersebut terlihat masih rentan. Situasi ini, tentu menjadikan sulit bagi mata uang Asia untuk melakukan penguatan tajam.
Sesi perdagangan penutupan pekan ini, akhirnya secara mengejutkan menjadi sesi yang manis bagi pelaku pasar di Jakarta. IHSG dan Rupiah terlihat melakukan gerak "balas dendam" usai terpuruk sendirian di sesi perdagangan kemarin. Namun tantangan berikut nya akan datang pada sesi perdagangan awal pekan ke depan, di mana investor di pasar global merespon sentimen pernyataan Powell yang akan dilakukan malam nanti.
Terkhusus pada Rupiah, pola teknikal terkini memperlihatkan tren penguatan yang justru kian solid akibat gerak balik penguatan tajam yang terjadi hari ini. Solidnya tren penguatan tersebut sekaligus membuka peluang yang sangat besar untuk mengkandaskan Dolar AS hingga di level psikologis berikutnya di kisaran Rp15.000.
Sumber: RMOL