Jusuf Hamka Ragukan Mundurnya Airlangga dari Ketum Golkar Karena Keinginan Pribadi

Jusuf Hamka Ragukan Mundurnya Airlangga dari Ketum Golkar Karena Keinginan Pribadi

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO  - Mantan politikus Partai Golkar Jusuf Hamka meragukan alasan Airlangga Hartarto yang mundur dari jabatan Ketua Umum (Ketum) Partai Golkar karena keinginan pribadi. Namun, Jusuf Hamka tak mengetahui secara pasti terkait mundurnya Airlangga dari pucuk pimpinan Partai Golkar.
 
"Kalaupun itu keinginan beliau pribadi, saya juga ragu kalau ditanya," kata pria yang karib disapa Babah Alun usai menyerahkan pengunduran diri sebagai kader Golkar di kantor DPP Partai Golkar, Jakarta, Senin (12/8).
 
Jusuf Hamka tak mengetahui pasti alasan Airlangga menanggalkan jabatannya tersebut. Menurutnya, alasan itu hanya diketahui oleh Airlangga dan Tuhan.
 
 
"Tapi kalau ada yang memaksa mundur atau tidak, waallahu a'lam bishawab," ucap Jusuf Hamka.
 
Jusuf Hamka yang juga mundur sebagai kader Partai Golkar itu mengklaim bukan karena mengikuti jejak Airlangga.
 
"Momentumnya pas, Tuhan sayang sama saya, kan saya bilang waktu saya dicalonkan kemarin, 'Inalillahi wa innailahi rajiun'. Berarti saya enggak happy tapi saya harus jalankan," tegas Jusuf Hamka.
 
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengakui dirinya mundur dari jabatan Ketua Umum Partai Golkar. Airlangga menyatakan, pengunduran dirinya itu ditempuh setelah menempuh pertimbangan matang dan untuk menjaga keutuhan Partai Golkar.
 
"Maka dengan mengucapkan bismillahirrahmanirrahim, serta atas petunjuk Tuhan yang maha besar, maka dengan ini saya menyatakan pengunduran diri sebagai ketua umum DPP partai Golkar, pengunduran diri ini terhitung sejak semalam, yaitu Sabtu 10 Agustus 2024 selanjutnya, sebagai partai besar yang matang dan dewasa," ujar Airlangga dalam siaran pers, Minggu (11/8).
 
Airlangga menjelaskan, DPP Partai Golkar akan segera menyiapkan mekanisme organisasi sesuai dengan ketentuan AD/ART Partai. Partai Golkar akan menggelar mekanisme untuk menentukan ketua umum berikutnya.
 
Demokrasi harus kita kawal dan kita kembangkan terus-menerus. Partai politik adalah pilar demokrasi kita, Indonesia adalah negeri besar, kita harus memastikan bahwa demokrasi kita terus berjalan dari satu generasi ke generasi berikutnya," pungkas Airlangga

Sumber: jawapos 
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita