GELORA.CO - Perundingan damai yang diinisiasi di Swiss, ditolak mentah-mentah oleh pemimpin junta militer Sudan, Abdel Fattah al-Burhan.
Dalam sebuah pernyataan, Burhan menegaskan bahwa pihaknya tidak akan berdamai dengan paramiliter Rapid Support Force (RSF).
Dia bahkan bersumpah untuk berperang selama 100 tahun daripada berdamai dengan musuh yang 16 bulan terakhir diperanginya.
"Kami tidak akan pergi ke Jenewa. Kami akan berjuang selama 100 tahun," tegasnya, seperti dikutip dari AFP pada Minggu (25/8).
Amerika Serikat membuka perundingan di Swiss pada 14 Agustus yang bertujuan untuk meringankan krisis kemanusiaan di Sudan dan mencapai gencatan senjata permanen.
Sementara delegasi RSF hadir, angkatan bersenjata Sudan menolak hadir, meskipun mereka menghubungi mediator melalui telepon.
Pembicaraan tersebut diselenggarakan bersama oleh Arab Saudi dan Swiss, dengan Uni Afrika, Mesir, Uni Emirat Arab, dan Perserikatan Bangsa-Bangsa yang melengkapi apa yang disebut Kelompok Aligned for Advancing Lifesaving and Peace in Sudan (ALPS).
Pada Jumat (23/8), pembicaraan berakhir tanpa gencatan senjata. Tetapi ada kemajuan dalam mengamankan akses bantuan pada dua rute utama di negara yang dilanda krisis kemanusiaan tersebut.
Konflik brutal tersebut telah memaksa satu dari lima orang meninggalkan rumah mereka, sementara puluhan ribu orang telah meninggal. Lebih dari 25 juta orang di seluruh Sudan menghadapi kelaparan akut.
Sumber: rmol