Israel Tegang Menunggu Serangan Iran dan Hizbullah, Timbun Stok Darah dan Medis di Bunker

Israel Tegang Menunggu Serangan Iran dan Hizbullah, Timbun Stok Darah dan Medis di Bunker

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO  - Israel mengalami ketegangan setelah mendapat ancaman serangan dari Iran dan Hizbullah.

Sejumlah persiapan telah dilakukan oleh Israel, di antaranya menyimpan persediaan darah serta kebutuhan medis di pusat bawah tanah yang dibentengi dan memindahkan pabrik bahan berbahaya.

"Pemerintah kota sedang memeriksa tempat penampungan dan pasokan air, pada saat puluhan ribu pemukim telah dievakuasi dari wilayah utara, yang berada dalam jangkauan rudal Hizbullah sejak awal perang," lapor Reuters, Kamis (8/8/2024).


Saat ini, banyak pemukiman Israel di perbatasan utara yang kosong.


Menurut pemerintah Israel di perbatasan utara, pemboman berkepanjangan dari persenjataan rudal Hizbullah mungkin menjangkau jauh ke dalam Israel.

Mereka memperkirakan serangan itu mencapai sasaran sensitif seperti kota pesisir Haifa di utara, yang sepenuhnya berada dalam jangkauannya.

"Penarikan tunai massal merupakan skenario lain yang sedang dipersiapkan oleh pihak berwenang," katanya.

Sebelumnya, Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, menegaskan hak Iran untuk menanggapi kejahatan pendudukan Israel di Teheran secara proporsional.

"Iran tidak akan tinggal diam dalam menghadapi serangan terhadap kedaulatannya," kata Masoud Pezeshkian dalam panggilan telepon dengan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, pada Rabu (7/8/2024).


Sementara itu, Sekretaris Jenderal Hizbullah, Hassan Nasrallah, mengonfirmasi pada Selasa (6/8/2024), tanggapan Hizbullah akan datang, dan akan menjadi kuat dan efektif, apapun konsekuensinya.

Ia mengancam Israel, Hizbullah akan merespons sendiri, atau dalam respons komprehensif dari poros perlawanan.


"Perlawanan bertindak dengan berani dan hati-hati. Penantian Israel selama seminggu adalah bagian dari hukuman," kata Hassan Nasrallah, dikutip dari Al Mayadeen.

Israel saat ini sedang waspada dengan serangan balasan Iran dan Hizbullah.

Sebelumnya, Israel membunuh Komandan Hizbullah, Fuad Shukr, dalam serangan udara di Beirut, Lebanon pada Selasa (30/7/2024) malam dan Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyeh, dalam ledakan di Teheran, Iran pada Rabu (31/7/2024) pagi waktu fajar.


Jumlah Korban di Jalur Gaza

Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 39.677 jiwa dan 91.645 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Rabu (7/8/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Anadolu Agency.

Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.

Israel memperkirakan kurang lebih ada 120 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023

Sumber: Tribunnews 
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita