Israel Gunakan Radar Penembus Tanah untuk Lacak Yahya Sinwar di Terowongan Gaza

Israel Gunakan Radar Penembus Tanah untuk Lacak Yahya Sinwar di Terowongan Gaza

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO  - Amerika Serikat (AS) memberikan radar penembus tanah kepada sekutunya, Israel, untuk membantu pencarian Yahya Sinwar, Kepala Biro Politik Hamas, yang diduga berada di dalam terowongan di Jalur Gaza.

Yahya Sinwar adalah orang paling dicari oleh Israel, terutama setelah operasi Hamas pada 7 Oktober 2023 dan penunjukkan dirinya sebagai Kepala Biro Politik Hamas, menggantikan Ismail Haniyeh yang diduga dibunuh Israel di Teheran, Iran, pada 31 Juli lalu.

“Keberhasilannya (Yahya Sinwar) dalam menghindari penangkapan atau kematian membuat Israel kehilangan kemampuan untuk membuat klaim bahwa mereka memenangkan perang dan memberantas Hamas," lapor The New York Times.

Keberadaan Yahya Sinwar masih menjadi misteri dan Israel kesulitan mencarinya di dalam terowongan.


"Yahya Sinwar menjadi seperti hantu, dia tidak pernah muncul di depan umum, jarang mengirim pesan kepada pengikutnya, dan hanya memberikan sedikit petunjuk tentang keberadaannya,” lanjutnya.

Pejabat AS dan Israel meyakini Yahya Sinwar sudah lama meninggalkan komunikasi elektronik dan sejauh ini menghindari jaringan intelijen yang canggih.

Ia diyakini tetap berhubungan dengan anggota Hamas melalui jaringan utusan manusia.

Satgas TMMD Batang dan Warga Langsir Material untuk Jalan Penghubung Desa
Cara kerja sistem tersebut masih menjadi misteri, seperti diberitakan Sky News.


Wawancara The New York Times dengan lebih dari dua puluh pejabat Israel dan AS mengungkapkan kedua negara mencurahkan sumber daya yang sangat besar untuk mencoba menemukan Yahya Sinwar.


“Para pejabat membentuk unit khusus di dalam markas besar Badan Keamanan Dalam Negeri Israel (Shin Bet), dan agen mata-mata AS ditugaskan untuk menyadap komunikasi Yahya Sinwar. Washington juga menyediakan radar penembus darat ke Israel untuk membantu mencari dia dan lainnya para pemimpin Hamas,” katanya.

Para pejabat itu menyoroti Yahya Sinwar biasanya membalas pesan dalam beberapa hari, namun butuh waktu lebih lama untuk mendapatkan balasan darinya dalam beberapa bulan terakhir.

Bulan Januari lalu, para pejabat Israel dan AS yakin mereka mempunyai kesempatan langka untuk memburu Yahya Sinwar.

Saat itu, pasukan Israel menggerebek kompleks terowongan di selatan Jalur Gaza berdasarkan informasi intelijen yang menunjukkan Yahya Sinwar bersembunyi di sana.


Belakangan, Israel mengklaim Yahya Sinwar benar-benar ada di sana, tetapi dia meninggalkan terowongan di bawah Khan Yunis beberapa hari yang lalu, setelah itu operasi perburuan berlanjut hingga hari ini.

Jumlah Korban di Jalur Gaza

Saat ini, Israel masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 40.405 jiwa dan 93.356 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Senin (26/8/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Al Jazeera.

Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.

Israel memperkirakan kurang lebih ada 120 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

Sumber: Tribunnews 
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita