GELORA.CO - Pasca tewasnya Ismail Haniyeh yang Kepala Biro Politik Gerakan Perlawanan Hamas ini tewas di Taheran, membuat geram Iran.
Bahkan Ayatollah Khamenei selaku Pemimpin Tertinggi Iran telah memerintahkan pasukan IRGC untuk bersiap melakukan penyerangan langsung ke Israel dan pertahanan serta kemungkinan perluasan perang.
Tak hanya itu, Hizbullah, Houthi, milisi di Suriah dan Irak juga menyatakan diri akan ambil bagian dalam penyerangan yang akan dilakukan oleh Iran.
Untuk menghadapai kondisi tersebut, pemerintah Israel bersiap hadapai serangan Iran dan sekutunya.
Akan tetapi Dr Michael Halberthal selaku Kepala Rumah Sakit Rambam Israel militer mengungkapkan, meskipun rumah sakit mampu menangani 2.000 pasiesn, nanum tak bisa lagi berperang.
Hal tersbeut dikarenakan terbatasnya jumlah dari pasukan Israel yang akan menghadapi serangan Iran.
Pihak Israel saat ini tengah dalam keadaan siaga tinggi, mempersiapkan serangan besar-besaran oleh Teheran dan proksinya.
Israel sendiri juga sedang mempersiapkan skenario terburuk, meskipun tidak ada kepastian bahwa skenario itu akan terwujud.
Selain itu, Israel tidak hanya mempersiapkan diri secara defensif tetapi juga ofensif, dan akan menanggapi dengan keras setiap serangan signifikan.
Tidak ada kepastian tentang waktu serangan, tetapi diperkirakan akan terjadi setelah pemakaman Haniyeh di Qatar pada hari Jumat dan dapat terjadi pada hari Sabtu atau minggu depan.
Seperti serangan Iran pada bulan April, ada diskusi intensif antara Israel dan koalisi internasional yang dipimpin oleh Amerika untuk menggagalkan serangan tersebut dan meminimalkan kerugian bagi Israel.
Namun, tidak seperti setelah serangan April, tidak pasti apakah negara-negara Arab moderat akan membantu Israel kali ini, karena mereka secara terbuka mengutuk pembunuhan tersebut.
Pada hari Jumat ini, Menteri Pertahanan Inggris diperkirakan akan tiba di Israel untuk melakukan kordinasi dengan Amerika dalam menghadapi serangan Iran.
Amerika juga telah meningkatkan kewaspadaan dan telah mempersiapkan operasi intersepsi skala besar.
Diperkirakan bahwa serangan ini akan lebih luas daripada serangan Iran pada tanggal 13 April, yang menargetkan dua lokasi, dan dapat menantang upaya intersepsi.
Lembaga pertahanan mengambil tindakan pencegahan maksimum untuk meminimalkan kerugian bagi tentara, yang telah diinstruksikan untuk pindah ke tempat perlindungan atau bunker bawah tanah.
"Kami memiliki daftar periksa untuk siap menghadapi semua skenario. Tidak ada kepanikan," kata seorang pejabat senior yang mengetahui masalah tersebut.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu melakukan penilaian situasi secara mendalam terhadap aktivitas Komando Front Dalam Negeri sejak pecahnya perang, dengan menyatakan jika Israel sangat siap menghadapi skenario apa pun, baik secara defensif maupun ofensif.
“Kami akan menuntut harga yang mahal untuk setiap agresi terhadap kami dari front mana pun,” paparnya.
Sumber: disway