GELORA.CO - Kelompok Hizbullah di Lebanon mengatakan telah meluncurkan beberapa serangan roket ke posisi tentara Israel di Dataran Tinggi Golan yang dianeksasi pada Selasa (20/8/2024).
Serangan kelompok yang didukung Iran itu sebagai respons atas serangan Israel di Lebanon timur pada hari sebelumnya.
Menurut sumber, serangan Hizbullah menargetkan gudang senjata di wilayah timur.
"Pejuang Hizbullah melancarkan serangan roket hebat ke dua posisi tentara Israel di Dataran Tinggi Golan yang diduduki, sebagai respons terhadap serangan musuh Israel di Lembah Bekaa," kata sumber yang dekat dengan Hizbullah, Selasa, dilansir Arab News.
Serangan Israel ke Lebanon
Pada Senin (19/8/2024), Israel menyerang depot senjata Hizbullah di timur Lebanon.
Serangan itu telah dikonfirmasi oleh militer Israel, sebagaimana diberitakan The New Arab.
Peristiwa ini terjadi setelah seorang tentara Israel tewas di Israel utara, di tengah 10 bulan bentrokan lintas perbatasan antara Hizbullah dan Israel.
Militer Israel mengatakan jet tempur menyerang sejumlah fasilitas penyimpanan senjata Hizbullah di wilayah Bekaa di Lebanon.
Serangan memicu ledakan sekunder yang mengindikasikan sejumlah besar senjata telah terkena serangan.
Kementerian Kesehatan Lebanon mengatakan, serangan di Lebanon timur melukai delapan orang.
Sebagai informasi, Hizbullah telah bertukar tembakan secara berkala dengan Israel setelah dimulainya perang Gaza pada Oktober 2023.
Kekerasan tersebut sebagian besar terbatas pada wilayah perbatasan Lebanon-Israel.
Meskipun Israel telah berulang kali menyerang lembah Bekaa di timur negara itu, tempat Hizbullah memiliki kehadiran yang kuat.
Update Perang Israel-Hamas
Dikutip dari Al Jazeera, Hamas menuduh Amerika Serikat “mengulur waktu bagi Israel untuk melanjutkan genosidanya”.
Hal itu setelah Menteri Luar Negeri Antony Blinken mengumumkan bahwa Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah menerima proposal penghubung untuk kesepakatan gencatan senjata Gaza dan mendesak kelompok Palestina tersebut untuk melakukan hal yang sama.
Sumber medis mengatakan pasukan Israel telah menewaskan 35 warga Palestina di Gaza selama 24 jam terakhir.
Ribuan orang turun ke jalan di Chicago untuk memprotes dukungan pemerintahan Biden terhadap perang Israel di Gaza saat Konvensi Nasional Demokrat dimulai di kota itu.
Hamas mengungkapkan rincian persyaratan baru Israel untuk gencatan senjata di Gaza, dan mendesak dunia untuk menekan Netanyahu agar menandatangani kesepakatan yang diusulkan oleh Biden pada 31 Mei dan didukung oleh Dewan Keamanan PBB pada 11 Juni.
Seorang pria Palestina yang ditembak di mata oleh pasukan Israel di Tepi Barat yang diduduki meninggal karena luka-lukanya ketika militer Israel melakukan lebih banyak serangan di kota-kota di seluruh wilayah Palestina.
Mesir menolak rencana Israel untuk mempertahankan kendali atas Koridor Philadelphi dan penyeberangan Rafah selama negosiasi gencatan senjata yang sedang berlangsung, menurut penyiar al-Qahera dan berita Axios.
Di Lebanon, delapan orang terluka dalam serangan Israel di Lembah Bekaa bagian timur, menurut pejabat kesehatan.
Baca juga: Israel Klaim Temukan Terowongan Hamas Sepanjang 1,5 Meter di Khan Yunis
Sementara itu, Israel mengklaim lebih banyak serangan terhadap apa yang disebutnya sebagai posisi Hizbullah di Lebanon selatan.
Wakil komandan Korps Garda Revolusi Islam Iran menjanjikan “tanggapan yang tepat” terhadap Israel “pada waktu dan tempat yang tepat” atas pembunuhan Ismail Haniyeh dari Hamas di Teheran.
Setidaknya 40.139 orang tewas dan 92.743 orang terluka dalam perang Israel di Gaza.
Diperkirakan 1.139 orang tewas di Israel selama serangan yang dipimpin Hamas pada tanggal 7 Oktober dan lebih dari 200 orang ditawan.
Sumber: Tribunnews