33 Mahasiswa Dilarikan ke RS setelah Jadi Korban Tembakan Gas Air Mata saat Demo di DPRD Semarang

33 Mahasiswa Dilarikan ke RS setelah Jadi Korban Tembakan Gas Air Mata saat Demo di DPRD Semarang

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO  - Aksi demonstrasi di depan Gedung DPRD Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng), berakhir ricuh karena polisi menembakkan gas air mata dan water cannon ke pengunjuk rasa, Senin (26/8/2024).

Akibatnya, sejumlah peserta aksi atau para mahasiswa, masyarakat sipil, dan pelajar banyak yang menjadi korban hingga dilarikan ke rumah sakit (RS).

Adapun, massa aksi dari Gerakan Rakyat Menggugat (Geram) Jateng ini merupakan gabungan dari mahasiswa di beberapa kampus di Kota Semarang.

Dari kejadian tersebut, diketahui ada sebanyak 33 mahasiswa yang dibawa ke RS untuk mendapatkan perawatan.


Mereka dilarikan ke Rumah Sakit Roemani, RSUP Kariadi, dan Rumah Sakit Hermina Pandanaran Semarang.

Para korban itu ada yang menderita sesak napas, luka di bagian kepala, bahkan ada pula yang mengalami sakit jantung.


"Data yang di rumah sakit sejauh ini ada 33 korban," kata Pendamping Hukum Gera, Tuti Wijaya, dalam keterangannya, Senin, dilansir Kompas.com.

"Ada yang sesak napas, ada juga yang kepala bocor. Ada juga jantung dan langsung kita larikan ke rumah sakit," kata dia.

Perwakilan Mahasiswa Universitas Sultan Agung (Unissula) Semarang, Bobon mengatakan, selain terluka karena gas air mata dan water cannon, rekannya juga ada yang terluka karena pukulan.


"Dikejar sambil digebukin banyak," kata dia.

Diketahui, para mahasiswa itu melakukan demo untuk menuntut beberapa hal, seperti mengawal PKPU Pilkada.



Kemudian menolak revisi UU TNI/Polri dan pengesahan RUU Perampasan Aset, hingga meminta Presiden Joko Widodo (Jokowi) turun dari jabatannya.

Pelajar Tak Ikut Demo Diduga Digebuki Polisi dan Ditangkap

Seorang anak SMK Negeri 5 Semarang berinisial G diduga dibawa polisi, meskipun dia tidak terlibat dalam aksi demonstrasi di DPRD Semarang tersebut.

Saksi mata sekaligus teman korban, Fadil mengatakan, korban dibawa polisi ketika menyaksikan aksi demonstrasi di Jalan Pemuda atau depan Balai Kota Semarang.


Fadil mengatakan, dia dan korban melihat aksi demo itu karena diajak temannya.

"Diajak teman untuk lihat demo, saya bilang ke korban jangan lihat dekat-dekat tapi dia nekat lihat di pinggir jalan (halte BRT depan gang Bedagan) akhirnya dikira ikut demo," bebernya.

Pada saat kejadian, Fadil tak ikut ditangkap karena tidak melihat terlalu dekat hingga dia bisa melarikan diri ketika demo itu ricuh.

Berdasarkan kesaksian warga dan video yang sempat direkam oleh warga, tampak G memberontak ketika hendak dibawa oleh polisi.

Tampak juga dari video, ada enam polisi berbaju preman mengangkat tubuh korban secara paksa.

Bahkan, seorang warga yang tak mau disebutkan namanya mengaku melihat ada beberapa polisi yang melakukan pemukulan terhadap G.

"Saya tahu itu pelajar karena pakai seragam. Saya dilihat dia dipukuli, otomatis kita tak tega terus kita bilang ke polisi pakai baju preman, pak jangan pukuli, itu anak kecil," bebernya.

Setelah diprotes oleh warga, polisi berhenti memukuli G berhenti, lalu dibawa ke arah Balai Kota.

"Kita baru tahu motornya pelajar itu ketinggalan saat temannya datang ke sini," ungkapnya.

Sejauh ini, diketahui ada sebanyak 27 pendemo yang dibawa ke Mapolrestabes Semarang, pada Senin (26/8/2024) malam.

Puluhan pendemo ini meliputi 21 pelajar SMA, sisanya merupakan enam orang mahasiswa dari berbagai kampus.

Namun, data masih bersifat sementara lantaran kuasa hukum belum dapat menemui para pendemo yang ditangkap.

"Kami sampai malam ini belum mendapatkan menemui para pelajar yang ditangkap," ujar Tuti di Mapolrestabes Semarang.

Semetara itu, Wakapolda Jateng, Brigjen Agus Suryonugroho diketahui sempat menemui para pelajar SMK yang ditangkap Polrestabes Semarang di ruangan penyidik Jatanras.

Dia didampingi Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dirreskrimsus) Kombes Dwi Subagio.

Kendati demikian, ketika Tribun hendak wawancara, Wakapolda menolak dan mengarahkan ke Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar.

Namun, Kombes Irwan ternyata juga melakukan hal serupa, tidak mau diwawancara

Sumber: Tribunnews 
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita