Soal Dugaan Kasus Pencucian Uang Eks Menteri Pertanian, KPK Akan Bongkar Keterlibatan Putri Syahrul Yasin Limpo

Soal Dugaan Kasus Pencucian Uang Eks Menteri Pertanian, KPK Akan Bongkar Keterlibatan Putri Syahrul Yasin Limpo

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memastikan akan mengungkap peran putri dari mantan Menteri Pertanian Syharul Yasin Limpo (SYL), Indira Chunda Thita dalam sidang perkara dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU). 

Indira Chunda yang merupakan anggota DPR RI Fraksi Partai NasDem itu sebelumnya telah diperiksa KPK sebagai saksi, pada Selasa (16/7).
 
"Kemudian terkait dengan putri pak SYL, ini hasil pemeriksaan seperti apa, hasil pemeriksaan kita ketahui di persidangan terkait masalah TPPU-nya," kata Direktur Penyidikan KPK Asep Guntur Rahayu di Gedung Merah Putih KPK, Jakarta, Rabu (17/7).
 
Asep enggan menjelaskan secara rinci materi pemeriksaan yang didalami penyidik KPK terhadap Indira Chunda.
 
Selain Indira Chunda, penyidik KPK sedianya memeriksa cucu SYL bernama Andi Tenri Bilang Radisyah. Namun, anak dari Indira Chunda itu mangkir dari panggilan pemeriksaan KPK.
 
Sementara, Indira menyampaikan permintaan maaf atas prilaku sang ayah. Hal itu disampaikan usai menjalani pemeriksaan penyidik KPK.
 
“Dan mohon maaf kepada seluruh masyarakat kepada seluruh masyarakat Indonesia, maafkan kami lahir batin,” ucap Indira di Gedung Merah Putih KPK, Selasa (16/7).
 
Indira juga menyatakan, jika pihak keluarga menerima apapun keputusan Majelis Hakim Pengadilan Tipikor Jakarta atas vonis 10 tahun penjara terhadap ayahnya.
 
“Karena kami paham dan tahu ini adalah hasil keputusan yang mulia,” tegasnya.
 
Sebagaimana diketahui, KPK menjerat SYL sebagai tersangka dugaan pemerasan dan penerimaan gratifikasi di lingkungkan Kementerian Pertanian. SYL telah divonis 10 tahun penjara dan denda sebesar Rp 300 juta subsider empat bulan kurungan. 
 
SYL juga dihukum membayar uang pengganti sejumlah Rp14.147.144.786 dan USD 30 ribu subsider dua tahun penjara.
Mejelis hakim Pengadilan Tipikor Jakarta meyakini SYL telah terbukti bersalah melakukan pemerasan dan menerima gratifikasi senilai Rp 44,5 miliar. 

Perbuatan itu dilakukan SYL bersama-sama Sekretaris Jenderal Kementan Kasdi Subagyono dan Direktur Alat Pertanian dan Mesin Kementan Muhammad Hatta. 
 
Selain kasus pemerasan dan gratifikasi, SYL juga dijerat KPK dengan kasus dugaan tindak pidana pencucian uang (TPPU) yang saat ini masih dalam proses penyidikan. Dalam kasus itu, KPK menduga SYL menyembunyikan atau menyamarkan hasil korupsi di Kementan. 

Sumber: jawapos
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita