Siswa SD keracunan camilan ilegal asal China, warganet pertanyakan kinerja BPOM: Kok bisa beredar?

Siswa SD keracunan camilan ilegal asal China, warganet pertanyakan kinerja BPOM: Kok bisa beredar?

Gelora News
facebook twitter whatsapp
Siswa SD keracunan camilan ilegal asal China, warganet pertanyakan kinerja BPOM: Kok bisa beredar?

GELORA.CO - 
Camilan viral asal China belakangan makin merajalela beredar di Indonesia. Hal itu memicu kekhawatiran masyarakat akan kandungan bahan berbahaya yang diduga belum mengantongi izin edar dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).

Camilan viral asal China ini bermacam-macam jenisnya, dan beredar tak hanya di toko online melainkan sudah banyak dijual bebas di kaki lima.

Kekhawatiran masyarakat akan bahaya camilan viral asal China ini bukannya tak berdasar, pada Mei 2024 kemarin siswa SDN Cidadap 1 Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi mengalami keracunan masal.

Belasan siswa mengalami pusing, mual dan muntah setelah mengonsumsi latiru salah satu camilan asal China merek Hot Spicy Latiru dan Latiao Strips'.

Terkait hal itu, Pengurus Harian Dana Konsumen Indonesia (YLKI), Sudaryatmo langsung angkat bicara dan meminta pemerintah ambil tindakan tegas.

Saat dihubungi wartawan, Sudaryatmo meminta pemerintah dan BPOM menelusuri rantai pasok makanan tersebut sehingga bisa diketahui ujung pangkalnya.

“Kalau bisa ya ini pelakunya ditelusuri sama diproses hukum siapa ini yang terlibat dalam dalam pemasokan, peredaran, dan perdagangan produk ilegal,” kata Sudaryatmo.

Sementara itu, masyarakat yang khawatir akan peredaran camilan ilegal asal China itu meminta BPOM bertanggung jawab hingga mempertanyakan mengapa bisa masuk ke Indonesia.

Dilansir dari laman instagram @suarasurabayamedia, warganet ramai-ramai mengomentari postingan tentang peredaran camilan asal China itu.

"Sudah beredar gini, BPOM tanggung jawab," ujar @srikandi.

"Kok bisa lolos masuk ke Indo sih?," ujar @dant_seizmogran.

"Miris, sampai jajan ilegal saja bisa berdar," ujar @kbun_kurmaku.

"Kalau ilegal kenapa sampai dipasarkan? Kecolongan dong?," ujar @meowyanatha.

Warganet juga menyayangkan peredaran camilan ilegal tersebut sudah dijajakan di warung dan mudah ditemui masyarakat.

"BPOM kok anteng-anteng saja, padahal jajanan ini sudah nyebar di warung-warung kecil di kampung juga lho. Korbannya masyarakat.. gak ada pengarahan atau penyuluhan sama sekali," kata @Rizka_faradhillah.

"Di pasar malam dekat rumahku dijual Rp20 ribuan lho," kata @nsutrayu.

Sayangnya hingga kini belum ada tindak tegas dari BPOM perihal peredaran camilan ilegal tersebut.

Keamanan produk makanan dan minuman impor China diragukan

Beberapa tahun belakangan, kualitas produk makanan dan minuman yang diimpor dari China memang menjadi sorotan. Pasalnya, banyak temuan bermasalah.

Dilansir laman eastasiaforum.org, pada Juli 2024 perusahaan minyak goreng terbesar di China dan konglomerat swasta Hopefull Grain and Oil Group mengangkut minyak goreng miliknya menggunakan kapal tanker bekas mengangkut bahan kimia berbahaya.

"Muatan minyak goreng diangkut dengan kapal tanker tanpa dibersikan," tulis laman tersebut yang dikutip Hops.ID Selasa 17 Juli 2024.

Lalu pada Mei 2024, Badan Pangan Singapura (SFA) menarik peredaran produk kacang impor buatan China bermerek Xiyuguoyuan Xinjiang Paper Roasted Walnut ukuran kemasan 500 gram dan 1 kg.

"Produk kacang itu disebut mengandung bahan pemanis buatan siklamat dan asesulfam-K dalam kadar tinggi di luar batas yang diperbolehkan," tulis laman hir.harvard.edu.

Dua kejadian itu hanya segelintir dari banyak kejadian. Berkaca pada contoh kasus tersebut, Sudaryatmo meminta pengawasan ditingkatkan.

Dia pun mendorong pemerintah daerah terutama dinas terkait seperti dinas pendidikan dan kesehatan untuk lebih aktif melakukan pengawasan.

“Karena ini menyangkut jajanan di sekolah, mestinya pemerintah daerah khususnya dinas pendidikan dan dinas kesehatan secara periodik melakukan pengawasan ke sekolah-sekolah terhadap produk yang dijual,” ujar Sudaryatmo.

Lebih lanjut, dia menyebut kasus keracunan tersebut dapat terjadi karena pengawasan dan regulasi Indonesia lemah. Hal itu membuat Indonesia dibanjiri oleh produk China yang di bawah standar.

“Di China itu ada produk bagus, ada juga produk yang standar. Kalau regulasi kita lemah dan pengawasannya juga lemah itu menjadi sasaran masuknya produk-produk dari Cina yang di bawah standar,” tutur Sudaryatmo.***

Sumber: hops
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita