Riwayat Kereta Cepat Whoosh: Penumpang Gagal Capai Target dan Bikin Tekor WIKA

Riwayat Kereta Cepat Whoosh: Penumpang Gagal Capai Target dan Bikin Tekor WIKA

Gelora News
facebook twitter whatsapp
Riwayat Kereta Cepat Whoosh: Penumpang Gagal Capai Target dan Bikin Tekor WIKA

GELORA.CO -
Girangnya manajemen PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) karena jumlah penumpang kereta Whoosh di paruh pertama 2024, tembus 2,6 juta orang, langsung buyar. Ternyata, Presiden Jokowi belum puas.

Pada Rabu (24/7/2024), Jokowi memanggil Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo dan Direktur Utama KCIC, Dwiyana Slamet Riyadi di Istana Presiden, Jakarta. Masalahnya, ya itu tadi, penumpang Kereta Whoosh masih jauh dari harapan.

Bukan hanya kereta Whoosh, minimnya penumpang di LRT Jabodebek juga dipermasalahkan. "Ya kami update saja ke Pak Presiden," kata Tiko, sapaan akrab Wamen BUMN itu.

Eks Dirut Bank Mandiri ini, tak menampik salah satu agenda yang dibahas adalah jumlah penumpang kereta Whoosh dan LRT Jabodebek yang belum memenuhi target.

Saat ini, rata-rata penumpang kereta Whoosh yang rutenya Jakarta-Bandung baru 24 ribu penumpang per hari. Atau 83 persen dari target 29 ribu penumpang per hari.

Sedangkan LRT Jabodebek, jumlah penumpangnya tembus 80 ribu orang

Tiko mengatakan pemerintah akan menambah frekuensi kereta yang beroperasi untuk menggenjot trafik penumpang. Untuk kereta Whoosh, jumlah perjalanan ditambah dari 48 menjadi 62 perjalanan. Sementara LRT Jabodebek ditambah dari 20 menjadi 27 perjalanan.

"Itu mendekati lah. Kita mengincar seharusnya untuk rencana target sesuai prediksi awal seharusnya dalam dua-tiga tahun bisa kita kejar," ujarnya.

Mengingatkan saja, proyek kereta Whoosh ini dibiayai duit utangan China. Agar lekas lunas, ada target penumpang yang harus diraih. Kalau tidak cepat lunas, memberatkan keuangan negara khususnya BUMN. Karena bunganya cukup mahal, sekitar 3,2 persen per tahun.

Proyek kereta Whoosh yang dulunya bernama Kereta Cepat Jakarta Bandung (KCJB), sudah bikin keuangan PT Wijaya Karya (Persero/WIKA) Tbk terganggu.

Pada 2023, kerugian bersih WIKA mencapai Rp7,12 triliun. Membengkak 11.860 persen ketimbang kerugian 2022 sebesar Rp59,59 miliar.

Menurut Direktur Utama WIKA, Agung Budi Waskito biang kerok meroketnya kerugian bersih WIKA karena tugas menggarap proyek kereta Whoosh.

Di mana, WIKA masuk PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI). Pertama masuk konsorsium BUMN itu (PSBI), WIKA setorkan dana jumbo Rp6,1 triliun.

"Kita itu memang yang paling besar karena dalam penyelesaian proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung, yang memang dari penyertaan saja kita sudah Rp6,1 triliun. Kemudian yang masih dispute atau kita belum dibayar sekitar Rp5,5 triliun. Sehingga hampir Rp12 triliun," kata Agung dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) dengan Komisi VI DPR, Jakarta, Senin (8/7/2024).

Di mana, PSBI merupakan anak usaha dari PT Kereta Api Indonesia (KAI) yang menggenggam mayoritas saham PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) sebesar 60 persen. WIKA sendiri menjadi salah satu pemegang saham PSBI dengan kepemilikan 38 persen saham.

Dengan demikian, Agung menambahkan, perseroan harus mengumpulkan modal melalui penerbitan obligasi yang akhirnya membuat beban keuangan membengkak.

"Sehingga mau tidak mau untuk uang ini, mau tidak mau WIKA juga harus melakukan pinjaman melalui obligasi ya. Apalagi dengan adanya bisnis properti yang kita memberikan SHL (surat hibah lahan) yang cukup besar pada 2019-2022," jelasnya.

Selain kerugian bersih, beban lain-lain WIKA pun ikut bengkak 310,16 persen, menjadi Rp5,40 triliun. Sementara beban keuangan meningkat 133,70 persen, sebesar Rp3,20 triliun pada 2023.

Sumber: inilah
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita