GELORA.CO - Rapat Paripurna ke-12 Dewan Pimpinan Daerah (DPD) RI Masa Sidang V 2023-2024 diwarnai hujan interupsi dari sejumlah senator kepada Ketua DPD La Nyala Mattalitti hingga hampir ricuh.
Kericuhan terjadi saat La Nyalla membacakan rancangan perubahan tata tertib (tatib) yang telah dikerjakan oleh Pansus Tatib maupun Timja Tatib.
Tata tertib itu terkait dasar hukum sistem paket pimpinan untuk pemilihan pimpinan DPD RI Periode 2024-2029.
Pantauan Tribunnews.com di Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, kericuhan bermula ketika sejumlah anggota DPD RI memberikan interupsi menolak perubahan tata tertib itu.
"Interupsi, interupsi, interupsi!" pekik sejumlah senator dalam sidang.
Satu di antaranya interupsi yang datang dari anggota DPD RI asal Papua Barat Filep Wamafma.
Namun, interupsi tersebut tidak direspons oleh La Nyalla.
Ia malah tetap membacakan perubahan tata tertib DPD RI. Bahkan di tengah hal itu mic para senator sempat dimatikan.
Beberapa menit berselang, La Nyalla mempersilakan Filep menyampaikan interupsinya.
Filep kemudian mempertanyakan apakah mekanisme pembentukan tatib telah sesuai dengan aturan.
"Pada kesempatan ini sebelum pimpinan menyampaikan laporan, dinamika politik yang terjadi kita mengesampingkan hal-hal urgent yang perlu mendapatkan kesalahpahaman bersama-sama.
Terkait dengan kerja pansus dan hasil kerja pimpinan sebelum pimpinan melanjutkan ada pertanyaan saya ditujukan kepada badan kehormatan mohon untuk dijawab," ujar Filep.
"Yang pertama, kami mohon apakah keputusan pimpinan DPD RI dalam rangka pembentuk Tatib apakah sesuai dengan tata tertib DPD RI?" sambungnya.
Meski begitu, La Nyalla tak langsung menjawab pertanyaan dari interupsi yang disampaikan Filep.
Ia justru melanjutkan membacakan laporan dan draf tata tertib.
Tindakan La Nyalla kemudian memantik amarah sejumlah senator lain. Mereka turut berteriak melayangkan interupsi.
Sejumlah senator pun sempat berdiri dan menggeleng-gelengkan kepala kepada La Nyalla yang terus membacakan laporan dan draf tata tertib.
Suasana panas itu kemudian memuncak ketika La Nyalla selesai membacakan laporan dan draf tata tertib dan akan mengesahkan kedua hal tersebut.
Sejumlah senator bahkan langsung menghampiri meja La Nyalla dan menunjuk Ketua DPD RI tersebut agar tidak mengesahkan laporan dan draf tata tertib.
Tak hanya itu, sempat terjadi perebutan palu sidang ketika sejumlah senator mewanti-wanti agar La Nyalla tidak mengesahkan laporan dan tata tertib tersebut.
Tapi La Nyalla kemudian sigap mengamankan palu sidang.
Tak lama kemudian pihak pamdal (pengamanan dalam) melakukan pengamanan terhadap pimpinan DPD RI.
Sejumlah pamdal pun kemudian membentuk barikade agar tak terjadi kericuhan hingga adu jotos di meja pimpinan DPD RI.
Setelah itu, Rapat Paripurna DPD RI diskors selama 10 menit.
Di sela-sela skors rapat paripurna itu, terjadi momen unik ketika senator Sulawesi Utara bernama Maya Rumantir malah bernyanyi mencoba mendinginkan suasana.
Maya bernyanyi setelah sejumlah senator meminta kepada dirinya.
"Ibu Maya, nyanyi Ibu Maya," ujar salah satu senator bicara melalui mikrofon di mejanya.
Kemudian, Maya pun bernyanyi. Dalam nyanyian yang dilantunkan, Maya mengimbau agar seluruh DPD RI rukun serta bertobat.
"Mari kita dekatkan diri, hidup dalam cahaya ilahi, harumkan negeri kita, Indonesia damai dan sejahtera. Benahi hidup kita, rukunkan DPD RI agar selalu bersinar di mata Indonesia," demikian salah satu petikan nyanyian Maya.
"Hai seluruh umat Tuhan bertobatlah. Selamatkan bangsamu Indonesia tercinta," sambungnya yang disambut gelak tawa para senator di ruang rapat.
"Taubat, taubat, taubat," ujar senator lain menimpali nyanyian Maya
Sumber: Tribunnews