Penjahat Kelamin itu Bernama Hasyim Asyari

Penjahat Kelamin itu Bernama Hasyim Asyari

Gelora News
facebook twitter whatsapp
Penjahat Kelamin itu Bernama Hasyim Asyari

Oleh: Syahganda Nianggolan*

DKPP pada hari ini telah memecat ketua KPU karena terbukti bersetubuh dengan CAT, anak buahnya di KPU Den Haag Belanda. Persoalan ini mengulangi tuduhan serupa kepada ketua KPU dari "Wanita Emas", Hasnaeni yang mengaku "menjual" dirinya kepada Hasyim Asyari untuk bisa diloloskan partainya, Partai Republik Satu.

Baik kasus CAT maupun Hasnaeni Moein di atas, DKPP mengaitkan keduanya dengan "relasi power". DKPP mengatakan bahwa kejahatan kelamin yang dilakukan oleh Hasyim Asyari, selain berzina berat karena dia sudah beristri, terjadi pula karena Hasyim mempunyai kekuasaan yang bisa mempengaruhi kedua korban secara langsung.
 
Dalam diskursus kesetaraan gender beberapa tahun belakang ini, gerakan feminis menyerang dominasi lelaki karena adanya relasi power, di mana dominasi diakibatkan power lelaki lebih unggul, seperti pemilikan uang, jabatan, dan lain sebagainya. Menurut mereka jika kepemilikan power itu ditata ulang, maka sesungguhnya kesetaraan gender akan terjadi dengan sendirinya.
 
Terkait isu gender di atas, pemilihan LBH APIK sebagai pembela CAT kelihatannya mempengaruhi sidang DKPP saat ini dibandingkan dengan Hasnaeni ketika dibela pengacara Farhat Abbas dan Dr. Ahmad Yani, SH. LBH. Apik memang, sangat terlatih melihat kejahatan kelamin yang dilakukan lelaki, dalam hal ini Ketua KPU, terkait dengan penyalahgunaan kekuasaan.
 
Hasyim Asyari sendiri telah membuat banyak kesalahan besar di republik kita, khususnya ketika meloloskan Gibran sebagai Cawapres.

Saat itu, ketika pelolosan itu, peraturan KPU terkait batas usia belum direvisi. Sehingga seharusnya KPU tidak bisa meloloskan Gibran sebagai Cawapres. Di tangan kepemimpinan Hasyim Asyari juga terdapat dugaan besar pengaturan suara pemenang pilpres melalui IT KPU, kemenangan satu putaran.

Kejahatan ini, jika nantinya terbukti suatu saat, maka tentu Hasyim Asyari ini prilakunya mirip binatang liar. Tiada norma.
 
Menariknya adalah dalam kesempatan ceramah keagamaan, Islam, Idul Adha, di Halaman Masjid Raya Semarang, di hadapan Jokowi dan istrinya, bulan lalu, Hasyim mengkritik kelakuan kebinatangan manusia yang harus disembelih. Seolah-olah dia tengah berbicara lebih baik daripada orang-orang (jama'ah) Idul Adha itu.
 
Di sinilah sebenarnya hancurnya bangsa kita, ketika manusia bernama Hasyim Asy'ari, yang seharusnya manusia "suci", berubah menjadi "binatang", tapi mendapatkan tempat terhormat sebagai pengumuman kemenangan Presiden Republik Indonesia, 2024.
 
Dalam konteks pilkada, ketika banyak pakar hukum mempersoalkan perubahan usia calon gubernur, di mana Kaesang terhubung isu tersebut, Hasyim tidak mundur sedikitpun.

Dia malah mengumumkan bahwa usia calon yang seharusnya terkait syarat pendaftaran, menjadi syarat bagi pelantikan. Dan terakhir dengan sombongnya pula Hasyim Asyari mengatakan berterima kasih, Alhamdulillah, atas pemecatannya.
 

Penutup

 
Pelajaran bangsa ini di mana "binatang" alias penjahat kelamin bisa menjadi salah satu penentu nasib bangsa, yakni nasib pemilu, perlu direnungkan. Kekuasaan yang ada saat ini ternyata tidak steril alias tidak sungguh-sungguh dalam mendesain kepentingan pemilu.

Pada saat lalu, misalnya era 1955 maupun 1999, pemimpin pemilu benar-benar dedikasi. Artinya mereka dipilih oleh elit-elit bangsa yang dedikasinya tinggi sekali. Pemilu 2024 ini mungkin adalah pemilu terburuk sepanjang sejarah kita. Tentu karena kecerobohan elite-elite nasional dalam memilih penyelenggara pemilu.
 
Rakyat jangan putus asa dengan kekejaman elite-elite kita. Kita harus terus berjuang dalam barisan yang kokoh. Setidaknya kita harus melawan kemungkinan pilkada-pilkada yang disusupi kepentingan oligarki jahat (money politics) dan para penjahat kelamin, nantinya. rmol news logo article

*) Direktur Eksekutif Sabang Merauke Circle
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita