PDIP: Kudatuli Bikin Anak Tukang Kayu Bisa jadi Presiden

PDIP: Kudatuli Bikin Anak Tukang Kayu Bisa jadi Presiden

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -Reformasi tidak berdiri tunggal melainkan ada banyak rentetan peristiwa sebelum akhirnya rezim otoriter Soeharto tumbang.

Dalam rangkaian menuju era reformasi tersebut, salah satu peristiwa sejarah yang belum dilupakan adalah Kerusuhan Dua Puluh Tujuh Juli 1996 atau Kudatuli.


“Tidak ada Kudatuli atau (peristiwa) 27 Juli, (maka) tidak ada reformasi. Reformasi itu tonggaknya adalah kasus 27 Juli,” kata Ketua DPP PDIP, Ribka Tjiptaning dalam diskusi peringatan 28 tahun Kudatuli bertajuk 'Kudatuli, Kami Tidak Lupa' di Kantor DPP PDIP, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta, Sabtu (20/7).

Menurut Ribka, Kudatuli menjadi pemantik lahirnya iklim demokrasi sekaligus mengakhiri hegemoni Presiden Soeharto. 

"Kalau tidak ada reformasi, tidak ada anak buruh bisa jadi gubernur, tidak ada anak petani bisa jadi bupati dan walikota, dan tidak ada anak tukang kayu jadi presiden," tegasnya.

Kudatuli merupakan peristiwa pengambilalihan paksa Kantor PDI pimpinan Megawati oleh massa pendukung Soerjadi. Saat itu, suasana makin mencekam karena diduga ada pasukan pemerintah turut terlibat dalam kerusuhan di kantor PDI yang kini menjadi PDIP.

Kerusuhan di beberapa wilayah di Jakarta, khususnya di kawasan Jalan Diponegoro, Salemba, Kramat. Beberapa kendaraan dan gedung terbakar.

Sumber: RMOL 
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita