Ketum PBNU Minta Maaf Terkait 5 Nahdliyin Bertemu Presiden Israel

Ketum PBNU Minta Maaf Terkait 5 Nahdliyin Bertemu Presiden Israel

Gelora News
facebook twitter whatsapp
Ketum PBNU Minta Maaf Terkait 5 Nahdliyin Bertemu Presiden Israel

GELORA.CO -
Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Yahya Cholil Staquf meminta maaf karena lima pengurus badan otonom Nahdlatul Ulama berangkat dan bertemu Presiden Israel, Isaac Herzog.

"Pertama, sepatutnya saya mohon maaf kepada masyarakat luas, seluruhnya. Bahwa ada beberapa orang dari kalangan Nahdlatul Ulama yang tempo hari pergi ke Israel melakukan engagement di sana," ujarnya dalam konferensi pers di Gedung PBNU, Kramat Raya, Jakarta Pusat, Selasa (16/7/2024).

Dia menjelaskan, PBNU memaklumi kemarahan dan kekecewaan masyarakat luas terhadap sikap lima kader NU tersebut.

Gus Yahya menilai, tindakan kelima orang NU yang melakukan hubungan dengan Israel tidak patut, karena kondisi Palestina yang sekarang terus diserang militer Israel.

"Kami sangat memaklumi dan merasakan hal yang sama bahwa hal ini sesuatu yang tidak patut dalam konteks suasana yang ada saat ini," ujarnya.

Gus Yahya juga menjelaskan, PBNU telah melakukan konfirmasi kepada lembaga otonom yang menjadi tempat pengabdian lima kader NU tersebut.

Disebutkan, lima kader NU yang bertemu Isaac Herzog tidak pernah meminta izin atau diberi mandat untuk datang ke Israel.

"Sehingga yang dilakukan oleh anak-anak yang berangkat ke Israel adalah tanggung jawab mereka pribadi dan tidak terkait dengan lembaga," tandasnya.

Sebagai informasi, lima kader NU tersebut mengabdi di beberapa badan otonom NU.

Zainul Maarif merupakan dosen di Universitas Nahdlatul Ulama Indonesia (Unusia), Kemudian Munawir Aziz sebagai Sekretaris Umum Persatuan Pencak Silat yang juga juga Sekum Pagar Nusa.

Nurul Barul Ulum dan Izza Anafisa Dania adalah anggota dari Pimpinan Pusat Fatayat NU. Sedangkan Syukron Makmun belum diketahui.

Foto mereka berlima viral di media sosial setelah berfoto bersama Presiden Israel, Isaac Herzog.

Sumebr: kompas
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita