Kemenag soal Jemaah Haji Tidur Berjejer di Mina: dari Zaman Nabi Seperti Itu

Kemenag soal Jemaah Haji Tidur Berjejer di Mina: dari Zaman Nabi Seperti Itu

Gelora News
facebook twitter whatsapp
Kemenag soal Jemaah Haji Tidur Berjejer di Mina: dari Zaman Nabi Seperti Itu

GELORA.CO
- Kementerian Agama (Kemenag) buka suara soal jemaah haji Indonesia tidur berjejer akibat tenda yang sempit di Mina. Fenomena itu disebut wajar karena sudah terjadi sejak zaman Nabi.

"Tidurnya katanya berjejer kayak ikan, dari zaman nabi juga seperti itu. Namanya tinggal di tenda jadi berjejer seperti itu," kata Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah Kemenag Hilman Latif kepada wartawan di Jakarta, Senin (15/7/2024).

Dia mengatakan, setiap calon haji mendapatkan tempat tidur berukuran sekitar 82 cm. Lantaran ada tambahan kuota, maka luas tempat tidur dikurangi 3 cm menjadi 79 cm. 

"Memang jejerannya rapat ukurannya hanya 82 cm. Karena ada tambahan 10.000 jadi berkurang beberapa senti mungkin 78-79 cm, berkurang 3 cm jadi lebih padat lagi," ucapnya.

Menurut dia, kepadatan pasti terjadi karena ada sekitar 2 juta jemaah melakukan ibadah haji secara bersamaan dari berbagai dunia. Sementara tempat di Mina tetap, tidak bertambah.

"Padatnya sudah dari sananya, insya Allah tidak akan tidak padat karena haji ini kita bersama-sama dengan seluruh dunia, dengan seluruh jemaah negara-negara lain. Siapa pun yang mau ngisi, mau jemaah Indonesia, mau jemaah dari mana pun, di situ pasti padat orang," katanya. 

Hilman mengatakan, kepadatan seperti itu juga terjadi pada jemaah haji khusus, sehingga dia menunggu kebijakan Arab Saudi untuk menyediakan tempat tidur double decker.

"Memang rasionya besar sekali dengan jumlah jemaah yang memerlukan itu, perlu ditambah. Hanya sampai saat ini belum ada kebijakan ditingkat, double decker. Kalau kata menteri sampai ke arah situ," katanya.

Adapun solusi lainnya, kata dia, sebagian jemaah haji Indonesia akan melakukan tanazul, yaitu berpisah dari rombongan dan tidak  menginap di tenda melainkan hotel terdekat di Mina.

"Ya memang 2 juta orang kumpul di situ semua karena itu tentu dari Kementerian Agama juga saat ini mencoba menyiapkan berbagai skenario konsep seperti tanazul yang tahun ini belum bisa kita laksanakan," tuturnya.

Sumber: inews
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita