Kaesang Dinilai Cuma Permainkan Anies soal Keinginannya Berduet di Pilkada Jakarta

Kaesang Dinilai Cuma Permainkan Anies soal Keinginannya Berduet di Pilkada Jakarta

Gelora News
facebook twitter whatsapp
Kaesang Dinilai Cuma Permainkan Anies soal Keinginannya Berduet di Pilkada Jakarta

GELORA.CO -
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Kaesang Pangarep sempat tertarik dipasangkan dengan Anies Baswedan untuk maju di Pilkada DKI beberapa waktu lalu.

Namun, putra bungsu Presiden Joko Widodo itu tiba-tiba berubah arah dan menyatakan tidak mau berpasangan dengan Anies.

Pengamat Politik Citra Institute, Efriza mengatakan, Kaesang memberikan sinyal kepada Anies untuk menebak umpan saja.

Sebab, kata Efriza ketika umpan itu ditangkap oleh Anies, Kaesang pun menyatakan menolak berduet dengan mantan Gubernur DKI tersebut.

"Itu membuktikan, Anies itu pragmatis, seharusnya dia katakan berbeda dengan Kaesang," terangnya Rabu (10/7/2024).

Ia menilai, Anies tidak menyadari bahwa sudah dipermainkan oleh Kaesang karena memberi respon secara tidak antusias tapi tak menolak juga.

Sehingga, Efriza menilai level politik Anies selama ini adalah pragmatis setiap ada yang mendukung maka maju.

"Dia lebih pragmatis daripada Prabowo, karena Prabowo yang mengorganisir keputusan partai, kakau Anies mengikuti apa maunya partai politik, dia tak menunjukan punya idealisme, selama ada kesempatan sikat," imbuhnya.

Sebelumnya, Anies Baswedan usai kalah di Pilpres 2024, kini diusung oleh PKS untuk maju sebagai bakal calon Gubernur DKI Jakarta.

Pengamat Politik Citra Institute, Efriza mengatakan, kenytaaan ini sebagai bukti bahwa Anies Baswedan sangat haus kekuasaan.

Ia menyatakan itu, kata Efriza, pada saat debat Pilpres 2024 lalu Anies mennyinggung Presiden terpilih Prabowo Subianto haus kekuasaan karena tidak bisa oposisi sehingga menerima kursi Menteri Pertahanan.

"Kalau ini jelas karakter Anies itu bahwa orang yang haus kekuasaan, kalau kita runut ke belakang, Anies itu ikut konstelasi partai Demokrat sebagai calon presiden dan itu kalah sama Dahlan Iskan kalau tidak salah," tegasnya, Rabu (10/7/2024). 

Kaesang Sindir PKS


Dewan Pengurus Pusat (DPP) PKS mengusung Anies Baswedan sebagai bakal calon Gubernur DKI di Pilkada 2024.

Keputusan DPP PKS itu oleh Ketua Umum (Ketum) PSI Kaesang Pangarep.

Kaesang menyatakan, seharusnya PKS sebagai partai pemenang Pemilu di Jakarta mengusung kadernya sebagai bakal calon Gubernur DKI, bukan usung Anies Baswedan.

Pendapat Kaesang itu ditanggapi oleh pengamat Politik Citra Institute Efriza.

Efriza menilai, sindiran Kaesang harus dijadikan motivasi bagi PKS sebagai partai pemenang Pemilu.

"Seharusnya dipahami bahwa PKS memang dalam mengusung Pilkada DKI itu blunder dan sisi yang lain mereka meralat atas pernyataannya serta PKS tidak percaya diri (untuk menang jika tak usung Anies)," kata Efriza, Selasa (9/7/2024).

Menurut Efriza, blunder yang dimaksud adalah PKS sempat menyatakan, Anies Baswedan jika ingin diusung harus menjadi kadernya terlebih dahulu.

Namun, di ujung perjalanan mencari bakal calon Gubernur DKI, PKS justru mengusung Anies Baswedan.

Sehingga, kata Efriza, apa yang diucapkan oleh Kaesang sangat tepat untuk menumbuhkan rasa percaya diri bisa menang di Pilkada DKI meski tanpa usung Anies.

"Harusnya menempatkan Anies yang non partai sebagai wakilnya dan PKS mengusung kadernya sebagai calon Gubernurnya, itu semestinya dilakukan PKS. Bukan malah terbalik mengajukan calon (kader) tapi jadi bakal Cawagub," ujarnya.

Efriza melanjutkan, PKS sangat menganak emaskan sosok Anies Baswedan sehingga di Pilkada DKI mengusunya kembali sebagai bakal Cagub.

Ia pun menduga bahwa Anies adalah kader PKS yang berada di luar partai karena selalu mendukung Pilkada dan Pilpres.

"Bahkan bisa di katakan PKB akan mundur untuk mencoba usung Anies kalau terus memaksakan seperti itu. Langkah ini sebagai sinyal bahwa ini berat mengusung PKS dengan Anies yang satu warna, ideologisnya, pemilihnya dan kedekatan emosional sama Anies dengan PKS," ungkapnya.

Selain PKB, Efriza melihat PDIP dan Nasdem juga mulai menarik diri untuk koalisi dengan PKS di Pilkada DKI jika tetap mengusung Anies.

Sebab, tambah Efriza kedua partai itu tidak bisa membedakan identitas kepartaian karena melihat Anies dan PKS memiliki ideologi yang sama yakni sebagai islam kanan.

"Tapi bisa dibedakan secara identitas dari Anies bukan orang partai, bukan kenyataan dari PKS dan bukan kader secara KTA, maupun AD ART, kalau secara ideologis ya sangat detail sekali," imbuhnya.

Sebelumnya, DPP PKS secara resmi telah mengumumkan bakal mengusung Anies Baswedan dan Sohibul Iman sebagai bakal Cagub-Cawagub DKI beberapa waktu lalu.

Namun, Ketua Umum DPP PSI, Kaesang Pangarep menyindir DPP PKS yang seharusnya mengusung kadernya sebagai bakal calon Gubernur DKI bukan Anies Baswedan.

Sebab, DPP PKS merupakan partai pemenang Pemilu di Jakarta dan punya kekuatan besar mengusung kadernya sebagai kepala daerah di DKI.

"Tapi ya ini menurut saya pribadi ya, pak Presiden PKS ini sebagai pemenang pemilu di Jakarta punya 18 kursi saya rasa sebenarnya pak Presiden PKS ini menjadi gubernur (diusung di Pilkada DKI)," kata Kaesang di DPP, Senin (8/7/2024).

PKS Ajak PSI Dukung Anies-Sohibul Iman


Sementara itu, Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Ahmad Syaikhu mengajak rekan-rekan dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) untuk bergabung dalam koalisi mengusung pasangan Anies Baswedan-Sohibul Iman (AMAN).

"Dalam pertemuan sudah tersampaikan keputusan DPTP PKS terkait Pilkada Jakarta, kami mengusung Anies-Sohibul, mungkin ini pertama kali bertemu mungkin akan ditindaklanjuti dengan dalam pertemuan yang lebih intens," ucap Syaikhu dalam website resmi PKS, Selasa (9/7/2024).

"Harapannya kalau PSI bisa sama-sama mengusung itu yang kita harapkan, dalam satu perahu mengusung pasangan Anies-Sohibul," tambahnya.

Syaikhu kemudian menyebutkan, kunjungan PSI ke PKS menjadi bagian awal untuk menepis seolah-olah PSI dan PKS tidak bisa bekerjasama.

Ia menuturkan, dalam pertemuan tersebut banyak titik temu yang menjadi kesepahaman antara kedua partai tersebut, yakni sama-sama berkomitmen membangun dan membawa partai agar bisa berkontribusi bagi bangsa.

"Khususnya kerja sama dalam upaya membangun partai ini dan memberikan kontribusi yang lebih konkret untuk Indonesia lebih baik," ucap Syaikhu.

"Misalnya tadi kita akan tindaklanjuti kemungkinan kerja sama di bidang kepemudaan, bidang olahraga, bidang lingkungan hidup, dan bidang perempuan," imbuhnya.

"Ini akan jadi suatu konkret hasil pertemuan ini dan mudah-mudahan ini akan juga bisa beri kontribusi bagi bangsa dan negara kita," lanjut Syaikhu.

Ia yakin dengan kolaborasi yang dijalankan bersama PSI bisa membuahkan kemenangan di Pilkada serentak 2024.

"Di Banten kita dalam satu koalisi dan di Kabupaten Lebak, PKS sebagai calon bupati dan wakilnya dari PSI, mudah-mudahan di titik-titik lain juga bisa kami cari bersama ke depan kerjasama-kerjasama kepala daerah dan wakil kepala daerah," ucapnya.

Sementara itu Ketua Umum PSI Kaesang Pangarep menyatakan terkait dukungan terhadap pasangan AMAN pada Pilkada Jakarta akan dibahas lebih intens di internal partai.

"Mengenai tadi menarik ya soal koalisi yang akan dibangun oleh DPP PKS dalam mengusung pak Anies Anies dan pak Sohibul di Pilkada Jakarta, kami akan membahas kembali di PSI," ucap Kaesang.

"Semoga ada kolaborasi-kolaborasi yang tentunya nanti akan terjadi di Pilkada," imbuhnya.

Menurut Kaesang, ia sudah menyusun strategi kolaborasi dengan PKS untuk memenangkan Pilkada serentak 2024.

"Alhamdulillah seperti pak Presiden PKS tadi bilang, di Banten, Kabupaten Lebak sudah kolaborasi, saya berharap ini berkelanjutan demi kebaikan bangsa," tandasnya.

Dalam menerima kunjungan DPP PSI, turut hadir mendampingi Presiden PKS Ahmad Syaikhu di antaranya Sekjen PKS Habib Aboebakar Alhabsyi, Bendahara Umum Mahfuz Abdurrahman, dan Ketua Bidang Kepemudaan Gamal Albinsaid. (*)

Sumber: wartakota
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita