GELORA.CO - Warga Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara, Provinsi Kalimantan Timur, masih mendapatkan air bersih seiring pembangunan Kota Nusantara ibu kota negara baru Indonesia yang dibangun pada sebagian wilayah di daerah yang akrab disapa Benuo Taka itu.
Sampai saat ini, tegas Camat Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara Gamaliel Abimanyu Arliandito di Penajam, Sabtu (20/7/2024), masyarakat masih bisa memperoleh air bersih seiring padatnya pembangunan Kota Nusantara.
"Warga masih bisa akses air bersih dengan baik, sebagian melalui perusahaan air minum daerah dan gunakan sumur bor," katanya.
Penegasan tersebut disampaikan Camat Sepaku membantah isi berita salah satu media online, mengabarkan masyarakat yang tinggal dekat Kota Nusantara semakin kekurangan air bersih dan harus berebut dengan pekerja pembangunan ibu kota negara baru Indonesia.
"Berita terjadi kekeringan di wilayah Sepaku itu tidak benar, dan foto yang ditampilkan juga buka kejadian di Sepaku," jelas Gamaliel Abimanyu Arliandito.
Berita menyangkut perebutan air bersih antara warga dan pekerja Kota Nusantara, Lurah Sepaku Haridsyah menimpali, tidak benar dan hingga kini tidak ada warga kekurangan air bersih.
Saat ini, lanjut dia, pemerintah kabupaten bekerjasama dengan pemerintah pusat membangunkan instalasi pengolahan air kapasitas 50 liter per detik di Kecamatan Sepaku.
"Instalasi pengolahan air itu diperkirakan bisa melayani 5.000 warga dapatkan air bersih, jadi tidak ada warga kekurangan dan berebut air bersih," ujar Haridsyah.
Otorita Ibu Kota Negara (OIKN) mengingatkan masyarakat Indonesia untuk menelusuri kebenaran informasi yang beredar, serta memperbanyak informasi.dan pengetahuan mengenai Kota Nusantara agar tidak mudah termakan hoaks (berita bohong).
Informasi yang menyebutkan warga dekat Kota Nusantara kekurangan dan berebut air bersih dengan pekerja tersebut bohong atau tidak benar, kata staf khusus Kepala OIKN Troy Pantouw, seperti yang disampaikan pejabat Pemerintahan Kecamatan Sepaku dan Kelurahan Sepaku.
"Tidak dipungkiri proses pembangunan juga akan berseliweran informasi bias, tidak proporsional dan tidak berdasarkan fakta, disayangkan media yang jadi pilar utama informasi publik malah menjadi aktor penyebar hoaks," demikian Troy Pantouw
Sumber: tvOne