GELORA.CO -Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) sejak dipimpin KH. Yahya Cholil Staquf pernah melontarkan agar tidak mengaitkan Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dengan Nahdliyin.
Pasalnya, Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar alias Cak Imin dituding kerap memanfaatkan nama PBNU dan Gus Dur (Abdurahman Wahid) untuk memanfaatkan kepentingan politiknya.
Bahkan, Gus Yahya akrab disapa juga dianggap akan mengambil alih PKN dari tangan Cak Imin.
Mantan Jurubicara Gus Dur, Adhie Massardi angkat bicara terkait polemik itu.
Dalam podcast bersama Hersubeno Arief, Adhie menjelaskan bahwa sejauh ini PKB di bawah kepemimpinan Cak Imin berjalan baik.
“Beberapa waktu lalu saya diundang ngobrol sama Muhaimin. Saya bilang PKB harusnya memperjuangkan pemikiran-pemikiran Gus Dur, dia (Muhaimin) bilang, ‘Mas saya bukannya tidak cinta dengan Gus Dur, saya ingin jadikan incubator pemikiran Gus Dur. Pemikiran Gus Dur hanya bisa diperjuangkan lewat politik, tapi itu nggak boleh,” ujar Adhie menirukan pernyataan Cak Imin dikutip RMOL dari kanal Youtube Hersubeno Point, Minggu (28/7).
Lanjut dia, hubungan antara PKB dengan PBNU ibarat suatu bahaya laten yang tiba-tiba muncul.
“Yang menarik sejak 2014, Muhaimin nyatakan PKB itu partai politiknya Nahdliyin. Menariknya lagi 2024 ini pernyataan resmi PBNU bahwa PKB itu bukan PBNU, tidak ada kewajiban NU untuk mendukung PKB,” ungkapnya.
Adhie menuturkan bahwa Cak Imin sukses mengambil kembali di basis-basis NU yang sebelumnya kalah dengan partai lain.
“Basis-basis NU berhasil diambil kembali oleh Muhaimin walaupun tidak mendapat dukungan PBNU. Ikhtiarnya Muhaimin untuk membesarkan PKB bukan hanya berbasis NU, di kantong-kantong non NU seperti Sumatera Barat, DKI, Jawa Barat juga naiknya signifikan,” beber dia.
“Jadi seperti yang dikatakan Gus Dur bahwa PKB itu partai kebangkitan bangsa Indonesia, bukan hanya sekadar kebangkitan Nahdliyin. PKB sudah mulai berhasil melepaskan ketergantungannya di kantong-kantong NU,” pungkas dia.
Sumber: RMOL