Amien Rais Kaget dan Marah Muhammadiyah Terima Tawaran Tambang, Ajak Istighfar Karena Itu Penuh Racun dan Berbisa

Amien Rais Kaget dan Marah Muhammadiyah Terima Tawaran Tambang, Ajak Istighfar Karena Itu Penuh Racun dan Berbisa

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO  - Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah periode 1995-1998, Amien Rais mengaku marah mengetahui ormas yang pernah dipimpinnya itu akan menerima tawaran tambang. 

“Saya terhenyak kaget dan marah ya membaca berita PP Muhammadiyah yang corongnya paling aktif saudara Anwar Abbas bahwa Muhammadiyah akhirnya menerima tawaran Jokowi  yang 3 bulan lagi sudah akan Lengser,” ujar Amien Rais, dikutip tvOnenews.com pada Sabtu (28/7/2024) dari YouTube resminya. 

Menurut Amien Rais, tambang adalah tawaran yang penuh racun dan bisa. “Yang semula tawaran memperoleh izin pengelolaan tambang batubara itu ibarat kail berbisa atau beracun dijauhi oleh Muhammadiyah tidak mau ya sangat sensitif itu karena tahu akibatnya jadi kita waktu itu bangga,” katanya. 

“Namun karena kepincut dengan keduniaan akhirnya kail berbahaya itu ditelan oleh Muhammadiyah,” sambungnya. 

Amien Rais kemudian mengibaratkan, saat ini Muhammadiyah ibarat sudah memasukkan bisa tersebut ke dalam rongga mulut. Namun sebelum terlambat, menurut Amien Rais bisa itu masih bisa dimuntahkan.  

“Kini kail itu sudah ada dalam rongga mulut Muhammadiyah tapi Insyaallah belum melewati kerongkongan ya,” katanya.  “Kail beracun yang pasti akan merusak Muhammadiyah itu masih bisa dimuntahkan kembali,” tambahnya. 

Amien Rais menilai, argumen Anwar Abbas bahwa Muhammadiyah akan berusaha menjadi pemain tambang yang tidak akan merusak lingkungan itu tidak mungkin.

 “Pertambangan batu bara di mana saja pasti menghancurkan lingkungan sampai tahapan ekoset, menghancurkan lingkungan hidup yang tidak akan bisa dipulihkan kembali,” jelasnya. Kemudian Amien Rais juga dengan gamblang mengingatkan banyaknya pemain-pemain di dunia tambang. 

“Apalagi dunia pertambangan itu dunia yang ganas dan para pemainnya sebagian besar adalah bandit-bandit tanpa moral dan pertimbangan akal sehat karena hanya satu tujuannya mengeruk batu bara tanpa ampun demi Dollar atau rupiah sebanyak-banyaknya.” kata Amien Rais. 

Maka Amien Rais tak terbayang jika Muhammadiyah masuk ke dunia pertambangan yang akan melibatkan diri dalam menghancurkan lingkungan hidup. 

Amien Rais kemudian mengingatkan, bahwa dengan uang tambang itu sangat mungkin timbul perselisihan di tubuh Muhammadiyah. “Di Muhammadiyah itu ada semacam, begitu kegiatan menyangkut uang hampir bisa dipastikan akan ada riak-riak kecil ya yang terjadi di masjis-masjis Muhammadiyah,” kata Amien Rais.  

Menurut Amien Rais, masjis seperti tarjih mungkin tidak ada riak. Namun riak akan mungkin muncul di masjis kesehatan dan pendidikan.

 “Nah jadi saudara-saudaraku ya ini Saya khawatir begitu Muhammadiyah masuk ke dunia pertambangan yang memang bukan habitatnya pelan tapi pasti akan muncul pertikaian internal mengguncang stabilitas yang pada November nanti sudah berusia 112 tahun,” tutur Amien. 

Kemudian Amien mengingatkan, rahasia Muhammadiyah bisa berdiri tegak hingga usia 112 tahun dan kaya salah satunya karena bermanfaat bagi umat.

 “Rahasia Muhammadiyah begitu kaya raya merupakan ormas keagamaan terkaya di muka bumi, jawabannya karena Muhammadiyah sejak lahir sampai sekarang tanpa henti berkarya bekerja dengan semangat mujahadah untuk manfaat bagi umat manusia tanpa pandang perbedaan ras suku tradisi agama dan lain-lain,” tandas Amien Rais.  Hal ini kata Amien Rais sebagaimana firman Allah SWT, surah Ar Rad ayat 17. 

“Adapun buih akan hilang sebagai sesuatu yang tidak ada gunanya tetapi yang memberikan manfaat bagi manusia akan tetap tinggal di muka bumi demikianlah Allah membuat perumpamaan agar manusia mau memikirkannya,” nasihat Amien. Amien khawatir setelah menerima tawaran tambang, maka Muhammadiyah akan goncang dan bubar karena izinnya dicabut oleh Allah SWT. 

“Muhammadiyah Insya Allah tidak akan bubar karena apa Karena Allah tidak akan pernah mencabut surat izin tinggal Muhammadiyah di bumi ini ya selama Muhammadiyah masih memberikan manfaat buat umat manusia,” kata Amien Rais. 

“Namun begitu Muhammadiyah sudah, mengalami kacau balau pemikiran seperti misalnya mulai masuk ke mana ke dunia pertambangan yang itu bukan habitatnya yang sama sekali yang penuh dengan segala macam jebakan dan lain-lain ya mungkin saja Kemudian surat izin tinggal Muhammadiyah di bumi ini akan dicabut oleh Allah SWT,” lanjut Amien Rais.  

Oleh karenanya, Amien Rais mengusulkan PP Muhammadiyah segera mengundang sidang tanwir.  “Jadi sidang tanwir adalah lembaga tertinggi setelah Muktamar Muhammadiyah,” saran Amien Rais. 

Menurut Amien Rais, kalau Muktamar terlalu berat dan mungkin juga waktunya itu tidak bisa pendek.  “Jadi saya kira sidang tanwir segera diselenggarakan bisa di Jakarta bisa di Jogja kemudian seluruh ketua PBM hadir kemudian seluruh ortum juga ada hadir,” sarannya.  

Amien Rais yakin jika dibawa ke sidang tanwir maka akan dicabut keputusan Muhammadiyah untuk mengelola tambang.

 “Yakin Insyaallah kalau dibawa ke sidang tanwir maka keputusannya pasti cabut kembali ya penerimaan Muhammadiyah ya terhadap izin Pertambangan batubara itu,” tandasnya.  Terakhir, Amien Rais mengajak Muhammadiyah untuk perbanyak istighfar. 

“Istighfarlah sebanyak mungkin ya Insyaallah dengan istighfar itu Allah akan menunjukkan jalan yang lebih terang lebih cerah lebih jelas membedakan mana yang hak mana yang batil mana yang penuh manfaat dan mana yang penuh mudharat,” saran Amien Rais. 

 Sebagaimana diketahui, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan izin usaha pertambangan (IUP) kepada ormas keagamaan, salah satunya NU dan Muhammadiyah. 

Hal ini dikatakan oleh Jokowi sebagai bentuk pemerataan ekonomi dilakukan oleh pemerintah. "Kita ingin keadilan ekonomi," ujar Jokowi saat melakukan kunjungan kerja di Kabupaten Batang, Jawa Tengah dikutip, Minggu (28/7/2024). 

Keputusan tersebut dikatakan muncul setelah melakukan berbagai dialog saat Presiden Jokowi melakukan kunjungan ke banyak pondok pesantren dan masjid. 

Pada akhirnya, pemerintah menerima aspirasi masyarakat yang memang salah satu pembahasannya terkait regulasi izin usaha tambang diputuskan untuk diberikan kepada ormas keagamaan. 

"Waktu saya datang ke pondok pesantren, berdialog di masjid, itulah yang mendorong kita membuat regulasi agar ormas keagamaan itu diberikan peluang untuk juga bisa mengelola tambang," katanya. 

Namun, Presiden Jokowi menyatakan ormas keagamaan tidak sembarangan dalam memanfaatkan izin pengelolaan tambang. Ia mengatakan pihak yang berwenang mengurus usaha tambang terletak di badan usaha yang dimiliki ormas tersebut.

 Misalnya ormas keagamaan tersebut mempunyai perseroan terbatas (PT) atau CV sebagai syarat mengelola IUP. "Tetapi bukan (diberikan kepada) ormasnya, (melainkan) badan usaha yang ada di ormas itu, baik koperasi maupun PT dan CV dan lain-lain," katanya. 

"Jadi, kita tidak ingin menunjuk atau mendorong-dorong ormas keagamaan untuk mengajukan itu. Tidak. Kalau memang berminat, ada keinginan, regulasinya sudah ada," lanjutnya.

 Kemudian Nahdlatul Ulama akhirnya menerima tawaran tersebut. Kini, PP Muhammadiyah kabarnya juga akhirnya memutuskan menerima tawaran kelola tambang itu. 

Keputusan tersebut berawal dari ungkapan Ketua PP Muhammadiyah Anwar Abbas. Namun, saat dikonfirmasi, Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) tersebut enggan menjawab.

 Sementara, Bendahara Umum PP Muhammadiyah Hilman Latief mengatakan PP Muhammadiyah akan segera mengumumkan secara resmi soal sikap lembaga perihal izin konsesi tambang.

 "Nanti aja yang resmi saja, ya. Nanti diumumkan. Nanti aja minggu resminya," tandasnya. PP Muhammadiyah langsung membahas soal konsesi tambang dan beberapa program strategis lainnya melalui gelaran konsolidasi nasional.

 PP Muhammadiyah membicarakan soal konsesi tambang di gelaran konsolidasi nasional di Masjid Walidah Dahlan, kampus Universitas 'Aisyiyah Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta.  

Acara yang diadakan PP Muhammadiyah berlangsung secara tertutup dan hanya dilakukan pihak internal. 

Pada hari ini, Minggu (28/7/2024) Muhammadiyah dikabarkan akan memberikan pernyataan resmi mengenai tawaran kelola tambang dari pemerintah.

 "Mohon maaf kalau tidak bisa mengikuti, namun akan dibuatkan konferensi pers,"Kepala Kantor PP Muhammadiyah Arif Nur Kholis

Sumber: tvOne 
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita