60.000 Warga Israel di Nahariya Panik, Hizbullah Serang Pakai Rudal, Balas Pembunuhan Warga Sipil

60.000 Warga Israel di Nahariya Panik, Hizbullah Serang Pakai Rudal, Balas Pembunuhan Warga Sipil

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO -  Kepanikan terjadi di Nahariya saat Hizbullah berusaha untuk membalas pembunuhan warga sipil.

60.000 warga Israel di kota utara Nahariya bergegas ke tempat perlindungan untuk menghindari rudal Hizbullah.

Media Israel memberitakan penduduk daerah tersebut panik karena terkejut dengan intensitas serangan balasan Hizbullah.


Selain Nahariya, sekitar 80 roket yang ditembakkan oleh Hizbullah juga telah mencapai Meron dan pemukiman lainnya.

Kelompok Lebanon itu juga mengatakan telah menembaki, menggunakan roket Katyusha, pemukiman Sa'ar dan Ghad Haziv di wilayah Galilea Barat, di Israel utara.

Hizbullah mengatakan pihaknya telah membombardir total tujuh permukiman sebagai tanggapan atas penargetan dan pembunuhan warga sipil oleh Israel di Lebanon selatan.

Sementara itu, tentara Israel mengatakan bahwa mereka telah menargetkan apa yang diklaimnya sebagai infrastruktur dan posisi militer milik Hizbullah.

Pengeboman Israel, menurut keterangan tentara X, sebagian besar berlokasi di distrik Bint Jbeil.


Berikut adalah pernyataan yang dipublikasikan oleh Hizbullah menggunakan Saluran Telegramnya.

Pernyataan tersebut dipublikasikan di sini dalam bentuk aslinya.

“Para pejuang Perlawanan Islam menargetkan permukiman Sa'ar dan Gesher HaZiv dengan puluhan roket Katyusha, sebagai bagian dari respons terhadap serangan musuh Israel terhadap desa-desa selatan yang kokoh, rumah-rumah yang aman, dan penargetan warga sipil, terutama pembantaian mengerikan di kota Umm al-Tout, yang mengakibatkan tiga anak menjadi martir.”

Sebelumnya, Tiga Anak-anak Suriah Terbunuh Saat Israel Menyerang Lebanon Selatan
Tiga anak-anak Suriah yang terbunuh di Israel menyerang di Lebanon selatan.

Tiga anak Suriah tewas dalam serangan Israel di Lebanon selatan pada hari Selasa, menurut media Lebanon, Anadolu Agency melaporkan.

Korban jiwa terjadi ketika sebuah pesawat tak berawak menghantam lahan pertanian di kota Am Toot, lapor Kantor Berita Nasional yang dikelola pemerintah.

Serangan drone lainnya yang menargetkan reservoir air dilaporkan terjadi di kota Yarine. Pasukan Israel juga menembaki kota Kafrkela dengan peluru fosfor, kata penyiar tersebut.


Belum ada informasi tersedia mengenai cedera atau kerusakan.

Tidak ada komentar dari militer Israel mengenai laporan tersebut.

Kekhawatiran berkembang akan terjadinya perang besar-besaran antara Israel dan kelompok Hizbullah di Lebanon, di tengah saling serangan lintas batas.

Peningkatan ini terjadi di tengah serangan mematikan Israel di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 38.700 orang sejak Oktober lalu, menyusul serangan yang dilakukan oleh kelompok Perlawanan Palestina, Hamas.

Prancis Mengungkapkan Kemarahan atas Serangan Israel Terhadap Warga Sipil Gaza
Prancis mengungkapkan kemarahan atas serangan Israel terhadap warga sipil Gaza.

Prancis menyatakan “kemarahan” pada hari Selasa setelah serangan Israel terhadap pengungsi di Jalur Gaza dalam dua hari terakhir, Anadolu Agency melaporkan.

Kementerian Luar Negeri mencatat bahwa pasukan Israel menargetkan sekolah yang dikelola PBB dan kamp pengungsi Al-Maghazi yang menampung para pengungsi.

“Serangan baru-baru ini yang menewaskan hampir seratus orang, memperburuk jumlah korban jiwa di kalangan penduduk sipil Palestina di Gaza,” katanya dalam sebuah pernyataan.


Pernyataan tersebut mencatat kewajiban Israel untuk menghormati hukum kemanusiaan internasional dan menegaskan kembali tuntutannya untuk “gencatan senjata segera dan pembebasan semua sandera tanpa penundaan”.

Pasukan Israel menyerang sebuah sekolah dan pusat-pusat lain yang menampung warga sipil di Gaza dalam dua hari terakhir, menewaskan hampir 100 korban dan melukai ratusan lainnya.

Mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, Israel menghadapi kecaman internasional di tengah serangan brutal yang terus berlanjut di Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Lebih dari 38.700 warga Palestina telah terbunuh, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 89.000 orang terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Lebih dari sembilan bulan setelah serangan Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.

Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional, yang keputusan terbarunya memerintahkan Israel untuk segera menghentikan operasi militernya di kota selatan Rafah, tempat lebih dari 1 juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum negara itu diinvasi pada tanggal 6 Mei.

Sumber: Tribunnews
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita