Video Viral Polisi Kerumuni Afif Maulana Diduga Disiksa Polisi Sebelum Ditemukan Tewas, Kapolda Sumbar Terus Terang Beberkan Buktinya

Video Viral Polisi Kerumuni Afif Maulana Diduga Disiksa Polisi Sebelum Ditemukan Tewas, Kapolda Sumbar Terus Terang Beberkan Buktinya

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO  - Kapolda Sumatera Barat (Sumbar) Irjen Suharyono mengungkap bukti terkait video viral yang menampilkan oknum polisi diduga menyiksa Afif Maulana, siswa SMP yang tewas di Sungai Batang Kuranji, Padang. 

Dia mengungkapkan kronologi penemuan jasad Afif Maulana yang mengapung di Sungai Batang Kuranji, Padang, Sumbar, Minggu (9/6/2024) lalu.

 Menurutnya, saksi Aditya telah dimintai keterangan soal kali terakhir bertemu dengan korban Afif Maulana. Dia mengatakan kesaksian Aditya menyebutkan bahwa dirinya tidak pernah lagi melihat Afif seusai mengajak untuk melompat ke sungai. 

"Jadi, diduga kuat bahwa memang jatuhnya ke sungai itu. 

Sungai yang bebatuan, dangkal ketinggiannya kurang lebih 65 meter. Kami periksa lagi kemarin itu juga menjadikan hasil autopsi itu menghasilkan tulang rusuknya itu patah.

itu karena juga benturan batu yang ada di bawah sungai," kata Irjen Suharyono kepada tvOne, Senin (24/6/2024). Dia melanjutkan soal keterangan Aditya soal peristiwa sebelum Afif ditemukan tewas sempat dikerumuni polisi juga tidak benar. 

Menurutnya, hal itu dibuktikan dengan siswa yang diamankan ke Polsek Kuranji tidak ada korban Afif Maulana. "Mengapa Adit mengatakan Afif dikerumuni polisi itu ternyata tidak benar berita itu. 

Empat kali kami periksa tidak pernah ada Afif dikumuni polisi enggak ada, karena saat 18 orang yang dibawa ke Polse Kuranji itu tidak ada satu pun nama Afif Maulana," tegasnya. 

Oleh karena itu, Kapolda Sumbar menduga Afif Maulana seusai mengajak Aditya langsung terjun ke sungai. Menurutnya, ajakan Afif Maulana untuk terjun ke sungai tidak disetujui saksi Aditya. "Jadi, Afif Maulana diduga kuat memang dia mengajak dan langsung dia terjun ke sungai itu. 

Namun, waktu itu Aditya menjawab 'kami tidak mau ikut masuk ke sungai terjun ke sungai. Kami ingin menyerahkan diri saja', itu kata-kata terakhir," jelasnya. 

Irjen Suharyono menjelaskan waktu kejadian, handphone milik Aditya hilang, sehingga saksi sibuk mencari barang pribadinya. Dengan demikian, kata dia, Aditya tidak melihat posisi Afif Maulana saat peristiwa tersebut. 

"Jadi, kalau kami meluruskan bahwa di berita yang simpang siur adanya dugaan penyiksaan itu sebenarnya ya tidak terjadi penyiksaan. 

Namun, kalau jatuh dari motor, memang dia (Afif) terguling dan lain sebagainya," paparnya. Sementara itu, Kapolda Sumbar Irjen Suharyono mengungkapkan hasil visum kepada korban Afif Maulana. 

Dia menjelaskan terdapat luka-luka luar yang diperiksa dokter forensik terhadap jenazah Afif Maulana. "Visum luar itu terjadi goresan-goresan luka-luka yang diakibatkan oleh goresan diduga saat terjatuh dari motornya, karena saat dikejar polisi motor itu terjatuh," kata dia. 

Sebelumnya, kasus tewasnya siswa sekolah menenangah pertama (SMP) berusia 13 tahun, Afif Maulana (AM) yang mengapung di Sungai Batang Kuranji, Padang, Sumatera Barat (Sumbar) diduga disiksa oknum polisi berbuntut panjang. 

Kapolda Sumbar, Irjen Suharyono pun akhirnya turun tangan merespons dugaan anak buahnya diduga sebagai pelaku tewasnya Afif Maulana. Dia menjelaskan pihaknya telah melakukan pemeriksaan terhadap peristiwa tewasnya Afif yang ditemukan, Minggu (9/6/2024) lalu. 

"Kami akan meluruskan di sini bahwa sekarang ini terjadi simpang siur terkait dengan informasi yang tanpa fakta dan juga tanpa data yang jelas," kata Irjen Suharyono kepada tvOne, Senin (24/6/2024). 

Kapolda Sumbar mengatakan pihaknya telah mengkonfirmasi rekan Afif Maulana, yakni A sebanyak tiga kali terkait peristiwa tersebut. Dia mengungkapkan bahwa pihaknya hanya ingin melerai adanya tawuran yang sudah dikoordinasikan sebelumnya. 

"Kami sudah memeriksa berulang kali Aditya sudah tiga kali bahkan tadi malam yang keempat kali kami periksa itu tidak pernah melihat sama sekali saudara Maulana Afif, setelah dia terjatuh dari motornya," jelasnya. "Dia (Aditya) ingat Maulana ini mengahak Adit untuk terjun ke sungai sebelum terjadi penangkapan oleh aparat kepolisian. 

Aparat kepolisian kurang lebih 30 orang malam itu dan dini hari itu untuk mencegah terjadinya tawuran antar geng," tambahnya. Adapun, pihak keluarga Afif Maulana curiga terkait anaknya tewas dengan luka tak wajar. 

Saat Afif Maulana ditemukan, ada luka memar di bagian punggung dan perut korban. 

Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Padang menduga, AM tewas dianiaya oleh oknum polisi. Dugaan tersebut muncul setelah LBH Padang melakukan investigasi terkait kematian AM

Sumber: tvOne
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita