GELORA.CO -Program yang diusung oleh Presiden Terpilih 2024-2029, Prabowo Subianto mulai mendapat kritik dari beberapa pihak. Bahkan kritik juga datang dari pihak-pihak asing.
Beberapa waktu belakangan ini, lembaga asing menyoroti program Prabowo-Gibran, salah satunya bank investasi raksasa dan penyedia layanan keuangan yang berkantor pusat di New York, Amerika Serikat, Morgan Stanley.
Morgan Stanley menurunkan peringkat investasi di pasar modal Indonesia karena alasan pelemahan rupiah dan janji kampanye Prabowo. Seperti program makan siang dan susu gratis untuk pelajar yang dinilai dapat menimbulkan beban fiskal yang besar.
Pengamat politik, Ujang Komarudin menilai tidak benar yang dituduhkan oleh lembaga asing tersebut. Bahkan dia menilai kritik ini memiliki tujuan tertentu.
"Jika kita mencermati niat asing selalu merendahkan Indonesia, selalu menyoroti program-program baru Prabowo-Gibran itu karena lebih kepada ketakutan-ketakutan atau paranoid asing kepada Indonesia," kata Ujang kepada wartawan, Kamis (27/6).
Ujang mengatakan, program makan bergizi gratis yang belakangan disoroti asing ini bisa mensejahterakan ekonomi rakyat Indonesia, terutama bagi warga yang membutuhkan.
"Kalau kita lihat, mereka (pihak asing) menyoroti program Prabowo-Gibran memang keliatannya benci kepada rakyat dan nasib bangsa Indonesia. Mereka tidak ingin melihat Indonesia maju," imbuhnya.
Ada pula baru-baru ini Lembaga keuangan seperti Dana Moneter Internasional (IMF) dan Bank Dunia (World Bank) menyorot program makan bergizi gratis.
Ujang pun mengutip pernyataan yang pernah disampaikan oleh Presiden RI pertama Soekarno perihal'‘Jika engkau mencari pemimpin, carilah yang dibenci, ditakuti, dicacimaki asing, karena itu yang benar'. "Kita bicara soal Bung Karno pernah berpesan carilah pemimpin yang dibenci karena itu yang benar. Nah, ini, kepemimpinan Prabowo yang disoroti dan dibenci asing karena Prabowo benar, tidak tunduk pada asing," tegas Ujang.
"Kecaman asing dan kebencian asing pada sosok Prabowo adalah kunci bahwa Prabowo sosok pemimpin yang benar dan berjiwa ksatria," tutupnya.
Sumber: jawapos