Korupsi Dana BOS Rp664 Juta, Kepsek SMAN 10 Bandung dan Bendahara Jadi Tersangka

Korupsi Dana BOS Rp664 Juta, Kepsek SMAN 10 Bandung dan Bendahara Jadi Tersangka

Gelora News
facebook twitter whatsapp


GELORA.CO  - Kejaksaan Negeri (Kejari) Kota Bandung menerima berkas pelimpahan kasus dugaan korupsi dana bantuan operasional sekolah (BOS) SMAN 10 Bandung senilai Rp664 juta. 

Dalam perkara ini, tiga orang ditetapkan sebagai tersangka.
Ketiga tersangka yakni Kepala Sekolah (kepsek) SMAN 10 Bandung berinisial AS, bendahara sekolah AN dan EFR dari pihak swasta yang terlibat menggarap proyek.

Kejari Bandung Ridha Nurul Ihsan mengatakan, pihaknya mendapat pelimpahan dari Polrestabes Bandung terkait kasus korupsi dana BOS yang kini sudah ditangani jaksa.

"Kami mendapat pelimpahan dari Polrestabes Bandung pada tanggal 6 Juni 2024 terkait kasus korupsi dana BOS sekolah tersebut. Ada 3 tersangkanya yaitu AS selaku kepala sekolah, AN bendahara dan EFR dari pihak swasta," ujar Ridha, Selasa (25/6/2024).


Dia membeberkan, modus ketiga tersangka yakni menganggarkan proyek fiktif hingga mark-up anggaran dana BOS. Saat itu sekolah mendapatkan bantuan dana BOS senilai Rp2,2 miliar pada tahun 2020.

Ade menganggarkan belanja fiktif sebesar Rp469 juta kemudian dilakukan mark-up fee 10 persen untuk proyek sebesar Rp15,9 juta. Lalu, proyek fiktif belanja bahan renovasi ruang ganti olahraga Rp36,4 juta.


Setelah itu, mark-up proyek belanja jasa kebersihan Rp128,4 juta dan anggaran belanja yang tidak didukung bukti sebesar Rp14,6 juta.

"Sehingga total kerugian negara atas anggaran dana BOS Rp2,2 miliar di sekolah tersebut pada tahun anggaran 2020 sebesar Rp664,5 juta yang diduga dikorupsi ketiga tersangka ini," katanya.

Ridha memastikan, berkas perkara AS dan dua tersangka lainnya sudah dinyatakan lengkap dan telah dilimpahkan ke Pengadilan Negeri Bandung. Ketiga tersangka akan mulai diadili pada Rabu (26/6/2024).


"Berkasnya sudah lengkap dan akan segera disidangkan. Berdasarkan berkas perkara yang kita terima, untuk sementara pelakunya 3 orang. Tapi jika ada fakta-fakta baru di persidangan, tentu kasus ini bisa dikembangkan kembali," ucapnya.

Sumber: inews.id
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita