Kalau Tak Kuat Iman Jangan Belajar di Al-Azhar Kairo: Godaannya Banyak

Kalau Tak Kuat Iman Jangan Belajar di Al-Azhar Kairo: Godaannya Banyak

Gelora News
facebook twitter whatsapp
Kalau Tak Kuat Iman Jangan Belajar di Al-Azhar Kairo: Godaannya Banyak

GELORA.CO -
Tantangan yang dihadapi mahasiswa Indonesia di Al-Azhar Kairo kini tak hanya soal akademik. Godaan-godaan negatif turut menghiasi keseharian mereka, terutama di tengah membeludaknya jumlah pelajar remaja.

Hal itu disampaikan seorang mahasiswa S3 asal Indonesia, Muhammad Nuruddin, yang tengah menempuh pendidikan di Universitas Al-Azhar Kairo sejak 2012.

Dalam podcast Diptalk yang tayang pada Youtube kumparan, ia mengungkap gambaran mengejutkan mengenai kehidupan para pelajar Indonesia di sana.

Nuruddin juga mengimbau para orang tua yang berencana menyekolahkan anak-anak mereka ke Mesir untuk berpikir matang sebelum mengambil keputusan.

“Saya hanya ingin mengatakan bahwa kondusifitas di sana tidak seperti yang dibayangkan oleh sebagian orang. Jadi, perlu pertimbangan yang sangat matang karena orientasi mahasiswa sudah berbeda-beda. Godaannya banyak,” ujarnya.

Mahasiswa jurusan Akidah Filsafat itu menjelaskan godaan yang dimaksud bukan hanya soal malas kuliah atau mencari tambahan penghasilan, tapi termasuk hal-hal yang menjauhkan mereka dari aturan-aturan agama.

“Kalau sudah memalingkan kita dari tugas utama (belajar), itu kan sifatnya negatif,” tutur Nuruddin.
"Ketika saya mengatakan godaan ini, maknanya general, orang sudah bisa berimajinasi, lah. Kalau anak ke remaja itu apa aja, sih, godaannya sudah kebayang," tambahnya.

Kalau Tak Kuat Iman Jangan Belajar di Al-Azhar Kairo: Godaannya Banyak


Membahas kenakalan remaja yang melibatkan narkoba, Nuruddin tak berani bercerita banyak. Dirinya tidak ingin persoalan ini menjadi konsumsi publik. 

“Saya tidak bisa mengiyakan tanpa bukti. Namun, jika ada, saya tidak ingin hal tersebut menjadi konsumsi publik,” katanya.

Melihat keruhnya permasalahan ini, Nuruddin menekankan, bukan berarti mahasiswa RI tidak boleh belajar di sana. Namun, ia menggarisbawahi bahwa tantangan yang ada di Mesir kini telah berlipat ganda.

"Saya harapkan para orang tua, para kiai, para ustaz yang ingin memberangkatkan santrinya ke sana, betul-betul ditanya, dilihat karakter anaknya," imbaunya.

“Kalau enggak kuat-kuat iman banget, kalau tekad enggak kuat-kuat banget, enggak usah, deh,” tambah Nuruddin.

Lebih lanjut, Nuruddin juga mengatakan bahwa belajar di Kairo tak menjamin bertambahnya ilmu agama jika tidak ada kemauan belajar dari mahasiswa itu sendiri.

“Sama sekali tidak ada jaminan. Ini adalah dampak dari membeludaknya jumlah pelajar yang tidak terkontrol. Sekarang muncul stigma-stigma negatif terkait alumni Al-Azhar,” tegas Nuruddin.

“Kalau orang yang belajar serius, tentu bisa berhasil. Tapi godaan-godaan lainnya sering kali membuat fokus mahasiswa teralihkan. Mereka harus sadar bahwa tugas utama mereka adalah belajar,” kata Nuruddin.

Nuruddin juga menyoroti kurangnya penyadaran secara masif kepada mahasiswa. Banyak dari mahasiswa perantau itu yang dibiarkan begitu saja tanpa bimbingan yang cukup.

“Jangan sampai gara-gara itu anda lupa kuliah, kuliah ketika ujian doang, itu patut kita sayangkan. Enggak ada penyadaran secara masif kepada mahasiswa-mahasiswa. Soalnya dibiarkan begitu aja,” tuturnya.

Sumber: kumparan
BERIKUTNYA
SEBELUMNYA
Ikuti kami di Google Berita