Gerakan entaskan balita stunting atau yang disebut Gerakan Satu Hati Ikatan Dokter Indonesia (IDI), resmi ditutup. Gerakan yang sudah dimulai sejak 9 November 2022 hingga 9 Mei 2023, kini diserahkan pemantauannya kepada Puskesmas.
Penyerahan estafet pemantauan balita stunting dari Ketua IDI Cabang Jepara dr Edwin Tohaga kepada Kepala Puskesmas Bangsri 1 dr Umi Widi Hastuti dilakukan di Puskesmas setempat, Jumat (16/6/2023).
Ketua IDI Cabang Jepara dr Edwin Tohaga mengatakan, pihaknya melakukan intervensi kepada balita stunting yang berada di wilayah Kecamatan Bangsri. Selama enam bulan, mereka didampingi untuk mendapatkan pendidikan dan asupan gizi yang seimbang.
Disampaikan, sasaran intervensi adalah anak usia maksimal 23 bulan dengan stunting, berjumlah 17 anak. Adapun rinciannya, 11 anak dari Desa Bangsri, dua orang anak dari Desa Banjaran, tiga orang anak dari Desa Banjar Agung, dan satu orang anak dari Desa Kedung Leper.
“Selama enam bulan, secara intensif kami mengirim makanan tambahan Rp15.000 kali 30 hari kali enam bulan kepada mereka. Harapannya, mereka terbebas dari stunting,” tutir Edwin, saat dihubungi Minggu (18/6/2023).
Berdasarkan evaluasi oleh tim, lanjutnya, terdapat peningkatan status gizi BB/TB, yakni dari status gizi buruk menjadi status gizi kurang sebesar 52,9 persen, serta terdapat perbaikan hasil Height for Age Z-score (HAZ) dan Weight for Age Z-score (WAZ). Untuk itu, upaya intervensi ini harus terus dilakukan.
Menurut Edwin, setelah kegiatan Gerakan Satu Hati, perlu dilakukan monitoring dan evaluasi berkelanjutan, terhadap anak dengan stunting di wilayah kerja Puskesmas Bangsri dan wilayah puskesmas lainnya. Juga perlu dikembangkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) oleh setiap rumah tangga risiko, untuk menghindari risiko anak menjadi sakit.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai kegiatan, program, dan kontribusi IDI Cabang Kabupaten Jepara, kunjungi situs resmi mereka di idikabjepara.org.