GELORA.CO - Menteri Pariwisata dan Industri Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno kembali menyoroti darurat game online yang mengarah pada permainan battle royale dengan unsur kekerasan.
Menurutnya, saat ditanya mengenai pembahasan audiensi bersama Lembaga Perlindungan Anak Indonesia atau LPAI, game online tersebut selain menimbulkan dampak kekerasan dan kecanduan, juga merugikan keuangan orangtua.
Anak-anak banyak menggunakan atau meminta uang orangtua untuk bermain game online itu.
Pada pernyataannya ini, Sandiaga Uno juga menyampaikan sorotan yang disampaikan oleh Ketua LPAI Seto Mulyadi.
“Tadi kak Seto menyampaikan juga ada perilaku konsumtif yang berlebihan. Sehingga merugikan keuangan keluarga, itu yang paling penting. Itu pesan dari orangtua bapak ibu yang menyampaikan ke LPAI,” katanya.
“Sementara kalau dari saya, ada beberapa kali saya dihampiri langsung oleh seorang ibu, yang juga memberikan curhatan bahwa anaknya kecanduan Free Fire,” tuturnya.
Sandiaga menilai, jika hal ini tidak diatasi maka harapan menuju Indonesia emas tahun 2045 tidak akan tercapai. Hal itu karena generasi muda terpapar dampak negatif game online.
“Maka Indonesia emas tahun 2045 bisa berubah menjadi Indonesia lemas atau Indonesia cemas. Karena anak mudanya terpapar dan dicuci oleh dampak negatif yang muncul dari game yang mengakibatkan perilaku tingkat kekerasan terhadap anak di bawah umur,” tuturnya.
Sandiaga memastikan, pihaknya bakal berupaya memajukan industri game dalam rangka penciptaan industri lapangan kerja.
Pihaknya selalu mendorong dan memberikan kesempatan bagi para kreator game lokal dengan edukatif dan kearifan lokal.
“Kami dorong game lokal agar sesuai dengan budaya kita. Industri game nasional ini harus kita dorong tapi jangan sampai, kita membahayakan masa depan anak-anak sehingga nanti kalau ada rekomendasinya harus ada penyesuaian," ucapnya.
"Lalu ada usulan pemblokiran, akan kami sampaikan ke Kemenkominfo yang merupakan pemilik wewenang terhadap industri games itu,” sambungnya.
Sumber: viva